Devil's Fruit (21+)

Dua Adik Peri



Dua Adik Peri

0Fruit 1305: Dua Adik Peri     

Yang Mulia Ratu Yredis memutar badan ke belakang dan memanggil dengan suara indahnya, "Kalian berdua, sampai kapan di situ dan tidak mau keluar, hm? Ayo kemari dan temui kakak kalian."      

Mendengar sang ratu peri mengucapkan kalimat itu, betapa berdebarnya jantung Jovano. Dia akan bertemu dengan half sisters dia. Ya, dia tidak hanya memiliki 1 tapi 2 sekaligus!      

Half sisters ras peri! Alangkah ajaibnya hidup Jovano. Dia memiliki ibu berdarah iblis dan manusia, lalu seorang ayah berdarah malaikat dan manusia, serta adik berdarah vampire dan campuran cambion-nephilim, kini ada 2 adik berdarah peri.     

Bayangkan! 2 adik peri yang tentunya cantik. Lihat saja ibunya secantik apa, pasti anaknya juga luar biasa, kan?     

Ada sebuah kaki yang muncul dari ambang pintu, kian lama kian lengkap seluruh anggota tubuhnya hingga memunculkan sosok seorang gadis semampai, berwajah cantik dengan kulit putih bersinar, kontras dengan rambut merah bergelombang sepanjang pinggul, tergerai bebas menutupi punggung bersayap warna perak keemasan transparan.      

Mata besar gadis itu berkedip-kedip penuh dengan cahaya vitalitas dengan iris warna jingga tua. Ini bukan berarti di matanya ada sinar seterang lampu, tidak! Tapi merupakan pancaran bagaikan aura dari mata itu.     

"Ibu, dia kakakku?" Gadis itu menghampiri ibunya dengan sekali melompat lincah dan segera memeluk lengan ibunya dengan gaya manja.     

"Tentu saja. Sapa dia dengan baik." Yang Mulia Ratu Yredis berkata ke putrinya.      

Segera, belitan pada lengan ibunya dilepas dan putri peri itu pun berjingkat cepat ke arah Jovano. Dia berkata ke sang half brother, "Halo! Aku Rvna. Umurku 16 tahun, masih tergolong sangat muda. Senang berkenalan denganmu!"      

Sikap Putri Rvna sungguh berbeda ketika dia dengan ibunya dan saat berbicara dengan orang lain. Tadi dia bermanja pada Yang Mulia Ratu Yredis, namun ketika berhadapan dengan Jovano, dia berubah menjadi tegas, lugas dan berani.     

"Ohh, hai … halo, Adik. Aku Jovano, dan ini teman kelompokku, Shona dan Serafima." Ia sekaligus memperkenalkan kedua gadisnya.      

"Hai."     

"Halo."     

Shona dan Serafima sama-sama melambai ramah ke Rvna. Melihat kedua gadis tadi, Rvna segera berkomentar, "Kakak, apakah mereka istri-istrimu?"     

Jovano bagai disodok ulu hatinya oleh kalimat Rvna. Astaga, adiknya satu ini begitu lugas dan gamblang dalam berucap, mirip seperti Zivena namun dalam versi lebih lugu, sepertinya.     

Dan dikarenakan itu, Jovano bahkan tak punya keberanian untuk menoleh ke Serafima. Ia memilih menjawab tanpa menoleh ke dua gadisnya, "A-ahh, mereka kawan seperjalananku, Dik. Oh ya, bukankah masih ada 1 lagi adikku di sini?" Dia harus lekas membelokkan secara tajam pembicaraan atau akan menjadi simalakama.     

Ketika tadi dia menyebutkan bahwa kedua gadis hanyalah kawan seperjalanan saja itu sudah sangat buruk bagi Jovano, tapi dia tidak ingin menyakiti salah satu dari mereka.     

Jika dia menyebut bahwa Serafima adalah kekasihnya dan Shona bukan, pasti itu akan menyakiti Shona. Dan karenanya, dia hanya bisa mengambil opsi menyebut mereka kawan seperjalanan saja dan akan membujuk Serafima nanti.     

Rvna terpekik, menyadari memang hanya dia yang muncul. Ia pun lekas berbalik ke belakang, dan berucap, "Adik, sampai kapan kau terus di sana?"     

"A-aku …." Terdengar suara kecil di dalam istana kayu itu.     

"Hghh … kau ini …." Rvna segera terbang melesat masuk ke istana kayu lagi dan hanya beberapa detik dia muncul lagi sambil menarik paksa tangan gadis peri lainnya yang wajahnya mirip Rvna, hanya tingginya sedagu Ravna.      

Sepertinya itu adalah adik kembar Rvna. Dia secantik Rvna, dengan rambut bergelombang warna biru cerah dan mata besar berwarna cyan. Dengan kulit seputih salju, gadis itu terlihat bagaikan putri es saja. Bahkan warna sayapnya pun perak dengan semburat biru muda.     

Meski kembar bak pinang dibelah dua dengan Rvna, namun sang adik sepertinya memiliki karakter bertolak belakang dengan kakaknya. Dia lebih pemalu dan lebih suka bersembunyi.     

"Ka-Kakak!" Gadis itu segera merah padam pipinya ketika dia berhasil ditarik keluar oleh Rvna.     

"Ayo, berkenalanlah dengan kakak lelakimu. Sana!" Rvna mendorong adiknya hingga sang adik hampir jatuh di pelukan Jovano.     

"A-ahh! Maaf!" Gadis itu meminta maaf pada Jovano karena dia nyaris menubruk Jovano. Sementara itu, Rvna tertawa terkikik di belakangnya.     

"Tidak apa-apa. Kakakmu Rvna nakal, yah!" Jovano tersenyum sambil membantu si kembar bungsu berdiri tegak.      

"Be-benar! Dia sungguh nakal, suka menggodaku." Gadis itu bertutur dengan suara sangat lembut.     

"Aku Jovano. Siapa namamu?" Jovano memulai perkenalan mereka.     

"Aku … aku Eunika." Ternyata namanya Eunika.      

"Ini Shona dan Serafima." Jovano kembali memperkenalkan dua gadisnya dan mereka melambai ke Eunika.     

"Ha-halo, kalian cantik." Eunika mengomentari Shona dan Serafima.     

"Terima kasih." Shona menjawab, sedangkan Serafima hanya tersenyum.     

Umur kedua adik peri adalah 16 tahun, sedangkan umur Jovano saat ini 22 tahun. Mereka beda 6 tahun. Ini sesuai jika mengingat saat ulang tahun Jovano ke-5, ayahnya dinyatakan mati di selnya karena bom dari Ruenn, padahal Dante berhasil dilempar ke alam peri oleh Erefim, asisten terpercayanya yang rela mati menggantikan sang majikan.     

Tak membutuhkan waktu lama bagi Jovano dan Rvna untuk saling akrab dan cocok ketika mereka berbincang, namun berbeda halnya dengan Eunika.      

Putri Eunika sangat pemalu dan dia lebih banyak berada di belakang Rvna, hingga Rvna sering memaksanya untuk ikut berkomentar.     

Yang Mulia Ratu Yredis menyuruh pelayannya mempersiapkan ruangan untuk Jovano dan kelompoknya di dalam istana kayunya.     

Ketika Jovano masuk ke dalam istana itu, ternyata di dalamnya bukan berisi ruang pengap dan gelap, namun terang benderang bagai istana sesungguhnya. Dia bagaikan masuk ke dimensi lain saja begitu melewati pintu istana.     

Yang Mulia Ratu Yredis menjamu Jovano dan 2 gadisnya makanan dan minuman. Karena itu dunia peri, maka tidak ada makanan seperti di dunia Jovano. Hanya tersedia buah-buahan dan jamur, serta minuman dari air embun yang dicampur dengan sari nectar.     

"Eunika, jangan selalu bergantung ke kakakmu. Bersosialisasilah dengan kakak lelakimu dan teman-temannya juga." Yang Mulia Ratu Yredis berkata lembut ke bungsunya. Lalu beralih ke Jovano untuk berkata, "Maaf jika bungsuku karakternya begini. Dia begitu pemalu pada orang asing. Itu karena dia sejak kecil selalu bergantung ke kakaknya yang lebih terbuka dan berani."     

"Dia ini anakku, Bu, hi hi hi!" Rvna menimpali sambil memeluk Eunika di ketiaknya dan mencubiti pipi adiknya yang pasrah. "Kau anakku, kan Eunika?" Ia menatap tajam ke adiknya meski dengan kerling jenaka.     

"Ka-Kakak …." Eunika hendak memberontak dari ketiak kakaknya.     

"Rvna, jangan selalu menindas adikmu begitu. Kau ini … harus kau mengajarkan adikmu agar dia lebih mandiri dan berani." Yang Mulia Ratu Yredis hanya bisa mengeluh melihat kelakuan sulungnya terhadap sang adik.     

"Oh ya, kapan Ratu hendak berkunjung ke orang tuaku?" tanya Jovano, teringat akan hal itu. Kalau Yang Mulia Ratu Yredis bisa menyembuhkan kedua orang tuanya, bukankah itu hal menguntungkan?     

"Wah! Mengunjungi ayah? Apakah kita akan melihat ayah?" Rvna mendadak gembira penuh antusias.     

Yang Mulia Ratu Yredis mengelus pipi sulungnya dan berkata ke Jovano. "Baiklah, setelah ini, ayo kita menjenguk orang tuamu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.