Devil's Fruit (21+)

Ayo Kita Coba



Ayo Kita Coba

0Fruit 1308: Ayo Kita Coba     

"Kalau hawa hidup Dante berkurang, bagaimana cara menumbuhkan hawa hidup baru untuknya?" Pertanyaan Ratu Yredis sungguh tepat.     

"Ohh, gampang saja. Dia hanya cukup menyerap hawa hidup pihak lainnya." King Zardakh menjawab santai. "Kau, misalnya."     

Ucapan dari King Zardakh membuat semua orang terbelalak, terutama dua putri dari Ratu Yredis.     

"Ibu! Jangan! Jangan lakukan itu, Bu!" seru Putri Rvna sembari menggelengkan kepalanya.     

"Ibu ...." Putri Eunika terisak sambil memeluk ibunya.      

Kedua putri sama-sama tidak rela jika ibu mereka harus mengorbankan nyawa demi bisa membangunkan ayah mereka.     

"Sayankku ...." Ratu Yredis mengelus pipi Rvna dan membelai rambut Eunika. Dia mencoba memberikan pengertian pada kedua putrinya.     

Namun, sebelum Ratu Yredis melanjutkan kalimatnya, Rvna sudah menggeleng tegas dan berkata, "Aku tidak butuh ayah. Dia tidak penting bagiku. Ibu jauh lebih penting bagiku!" Dia berkata dengan tegas tanpa perduli di sekitarnya banyak orang yang menyayangi Dante. Bagi dia, ibunya masih lebih penting dari segi apapun.     

Sedangkan adiknya, Eunika, hanya menangis terisak sedih, sangat khawatir juga ketakutan andaikan benar ibunya hendak mengorbankan diri hanya demi bisa membangunkan sang ayah yang tidak pernah ia kenal dengan baik semenjak kecil. Dia hanya memiliki memori sangat sedikit mengenai Dante, dan itu pun sangat buram.     

Sama seperti Rvna, Eunika juga lebih memilih sang ibu ketimbang ayah yang bahkan tidak pernah ada untuk mendampingi dia tumbuh besar.     

"Kalian ... kenapa harus seperti ini, hm? Ratu Yredis yang lemah lembut tidak berdaya dan tidak tega memarahi kedua putrinya, terutama sang sulung yang begitu lugas menyatakan sikap dan pilihannya.      

"Dia tidak pernah mendampingi aku tumbuh besar, sedangkan ibu ... ibu berbeda. Ibu adalah hidupku, hidup adikku juga pastinya. Ibu adalah hidup kami para peri di desa. Jika sesuatu terjadi pada Ibu, lantas apa yang harus kami lakukan. Tolong, pikirkan kami juga, Bu!" Rvna menyampaikan apa yang ingin disampaikan 2 peri yang ikut ke alam Cosmo.     

Ratu Yredis tersenyum lembut ke sulungnya dan dia mengelus pipi Rvna, berkata, "Justru ini adalah hal baik dan juga merupakan kesempatan sangat tepat bagiku menggulirkan tahta kepadamu, Nak."     

"Tidak mau!" Rvna menggeleng tegas. "Aku tidak butuh tahta atau apapun! Aku butuh Ibu!" Lalu dia menoleh ke Eunika yang masih terisak sambil memeluk sang ibu, berkata, "Eunika, apa kau setuju Ibu menyerahkan tahta padaku hanya karena dia mengorbankan diri ke pria yang bahkan tidak pernah perduli ke kita?"     

Eunika menatap kakaknya, dia tidak berani berkata apa-apa.     

Sedangkan Ratu Yredis, dia terpaksa menegur si sulung, berkata, "Rvna! Jangan bicara seperti itu. Ayahmu terpaksa meninggalkan kita karena dia harus kembali ke keluarga dia. Pahami itu, Nak!"     

"Ehem!" King Zardakh berdehem untuk mengakhiri drama keluarga di depannya. "Aku tidak memaksa mengenai ini. Dan tidak juga memaksa harus kau yang berkorban. Toh, aku hanya memberikan contoh saja. Tidak dilakukan pun tidak masalah, karena Druana, iblis medis kami, saat ini juga sedang mencari obat untuk Dante. Jadi, hentikan drama keluarga ini, oke! Membuatku pening saja."     

Rvna sudah hendak mengomel pada King Zardakh, tapi ibunya tahu dan lekas menahan sang anak, menggeleng pada si sulung untuk tidak bertindak kurang ajar pada yang lebih senior.     

"Ya, Tuan Raja, aku sudah memahami itu. Dan kalau memang pengobatan dari pihak Anda tidak berhasil, maka ijinkan hamba untuk mencobanya." Ratu Yredis menundukkan kepala ke King Zardakh.     

"Ya sudah, aku akan cari Druana dulu dan bertanya sejauh mana dia mencari obat untuk menantuku." Lalu, King Zardakh pun menghilang dari Cosmo.     

Rvna kembali menatap ibunya sambil wajahnya terlihat putus asa dan terus menggeleng, berharap sang ibu tidak hendak mengorbankan diri demi Dante. Dia tidak memiliki kedekatan apapun dengan lelaki bernama Dante yang katanya merupakan ayah kandungnya.     

"Ehem!" Kali ini, Jovano yang berdehem. "Ini ... lebih baik hal ini ditangguhkan dulu saja dan bisa dipikirkan nanti. Ini adalah hal yang bisa dikatakan besar dan penting untuk ibu ratu, maka dari itu, lebih baik dipikir ulang, karena aku yakin, Dad juga tidak ingin ada pihak yang dirugikan meski itu untuk dia."     

"Ahh, bagaimana jika kalian berjalan-jalan di Cosmo ini?" Shona memberikan usul. Di sini alamnya indah, tidak kalah dengan alam peri. Udaranya juga sangat bersih dan segar, sungguh nyaman dihirup."     

"Kalian juga bisa bermain-main dengan singa dan macan cantik di luar pondok." Serafima teringat akan anak-anak Noir yang lucu-lucu.     

"Baiklah," ucap Ratu Yredis, lalu berkata pada 2 putrinya, "Ayo kita melihat-lihat alam ini. Tidak ada salahnya berjalan-jalan sejenak di sini, ya kan?" Beliau ingin 2 putrinya tidak lagi memikirkan hal menyedihkan seperti tadi.     

Rvna dan Eunika pun mengangguk patuh dan keluar dari pondok es untuk melihat-lihat alam Cosmo yang dipromosikan Shona begitu rupa.     

Dalam sekejap waktu, Rvna sudah asyik bermain dengan anak-anak Noir, terbang di sekitar para liger itu bersama Serafima, sedangkan Shona mencoba mengajak berbincang pada Eunika.     

Sementara, Jovano berbincang dengan Ratu Yredis, bersama 2 peri terus menjaga junjungannya.     

"Dari awal, aku sudah merencanakan agar kelak Rvna yang akan menggantikan tahtaku. Itu sudah aku rancang semenjak Rvna berusia 5 tahun." Ratu Yredis berkata sambil berjalan santai dengan mereka.     

"Aku lihat, Rvna memang tepat untuk memangku jabatan ratu peri selanjutnya." Jovano mengangguk setuju. "Rvna berkepribadian tegas, lugas, serta pemberani."     

"Itulah yang menjadi alasanku, Pangeran. Karena Rvna lebih berani melangkah ketimbang Eunika." Ratu Yredis sambil menatap kedua putrinya yang tidak jauh di sana sedang memiliki aktifitas masing-masing. Rvna bermain dengan anak-anak Noir, sedangkan Eunika menikmati keindahan bunga dan pohon Buah Energi Roh yang berwarna pelangi serta pohon inti kristal beraneka warna bergelantungan di tiap dahannya.     

"Lalu, nasib Putri Eunika?" Jovano sekedar ingin tahu saja.     

"Pangeran Jovano, bisakah Anda berjanji padaku sesuatu hal?" Ratu Yredis mendadak saja menghadap ke Jovano dengan pandangan serius.     

"Ratu?" Jovano sedikit terkejut melihat sikap sang ratu peri. Apa yang sekiranya hendak disampaikan Ratu Yredis pada dirinya?     

"Jika nantinya aku memberikan daya hidupku pada Dante, maukah kau membantuku merawat adikmu, Eunika?" Mata Ratu Yredis berbinar saat mengatakan itu.     

"Ratu!" Kedua peri yang mendampingi Ratu Yredis berseru terkejut. Ini benar-benar di luar dugaan mereka.      

"Ibu Ratu ... ini ...." Jovano jadi serba salah, juga serba bingung.     

"Kumohon, bersedialah berjanji mengenai ini. Aku mohon, Pangeran!" Ratu Yredis sampai menekuk lutut untuk memohon pada Jovano.     

Namun, Jovano lekas menahan Ratu Yredis, berkata, "Jangan berlutut, Ibu Ratu! Aku akan merawat siapapun keluargaku, entah itu Eunika ataupun Rvna, semampuku dan aku usahakan untuk itu!" Ia tak enak hati jika sampai ratu peri berlutut padanya. Ia merasa tak layak menerima itu.     

Ratu Yredis tersenyum lega mendengar janji Jovano.      

Mendadak, Jovano menerima telepati dari kakeknya. "He? Druana ingin mencoba ramuan obatnya? Baiklah, Opa." Lalu, dia menoleh ke Ratu Yredis, berkata, "Druana sudah siap dengan ramuannya, ayo kita ke pondok es."     

Lalu, Jovano memanggil kedua half sisters dia dan yang lainnya untuk ke pondok es.     

Kemudian, Druana dan King Zardakh pun datang ke Cosmo.     

"Aku sudah membuat ramuan ini berdasarkan banyak masukan dari banyak ahli medis di Underworld." Druana mengeluarkan botol kecil berwarna merah darah dari giok. "Aku pikir kesuksesannya bisa mencapai 80 persen, dan jika dibantu energi Ratu Peri, mungkin bisa meningkatkan prosentasenya."     

"Bu, jangan!" Rvna menggeleng.     

"Hm, ayo kita coba!" Ratu Yredis membulatkan tekad.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.