Devil's Fruit (21+)

Upaya Membangunkan Dante



Upaya Membangunkan Dante

0Fruit 1309: Upaya Membangunkan Dante     

King Zardakh sudah mendatangkan Druana, si iblis medis, dan berpikir, dengan bantuan ratu peri Yredis, diharapkan akan meningkatkan prosentase keberhasilan menyembuhkan dan membangkitkan Dante.     

Meski para putri melarang sang ibu untuk ikut memberikan terapi pada Dante, namun Ratu Yredis sudah membuat keputusan bulat. Keteguhan ini menjadikan Jovano menduga bahwa cinta yang dimiliki ratu peri Yredis ternyata begitu besar pada ayahnya.     

"Ayo!" Druana sudah bersiap dengan botol berisi ramuan yang sudah dia siapkan. Demikian juga Ratu Yredis, berdiri di samping peti es Dante, menunggu peti dibuka.     

Karena yang bisa membuka peti adalah yang menciptakannya, yaitu King Zardakh, maka baginda raja itu pun yang bertugas membukanya. "Ingat, lakukan dengan cepat dan tepat." Tak lupa, Beliau memperingatkan.     

"Siap, Baginda." Druana menyahut, sedangkan Ratu Peri Yredis mengangguk tegas.     

King Zardakh menggerakkan tangannya sehingga secara pelan, tutup peti es itu mulai terangkat ke atas dan perlahan menghilang. "Lakukan!"     

Druana lekas memasukkan cairan di botol kecil tadi ke mulut Dante, memastikan menantu sang raja benar-benar menerima seluruh cairan itu dan tidak menyia-nyiakan satu tetes pun.     

"Aku sudah selesai, giliranmu, Ratu!" Druana mundur cepat dan giliran Ratu Peri Yredis maju mendekat ke Dante.      

Ratu Peri Yredis mengangkat tangan seputih salju, memunculkan banyak pijar cahaya warna-warni di tangan itu, membelit tangan tersebut dan berputar bagaikan sebuah rantai, lalu Ratu Peri Yredis mengarahkan cahaya warna-warni tadi ke tengah Dante, dan tangan satunya mengarahkan cahaya ke jantung Dante.     

Cahaya warna-warni tadi bergegas masuk ke Dante melalui dua spot yang ditunjuk ujung jari sang Ratu Peri Yredis. Kejadian itu terjadi sekian detik sampai seluruh cahaya masuk ke Dante.     

Setelah itu, Ratu Peri Yredis mundur dan menunggu respon dari Dante. Mereka semua juga menunggu dalam harap-harap cemas penuh antisipasi.      

"Eh? Lihat, warna wajah Dad mulai berubah!" seru Jovano ketika dia memperhatikan rona wajah ayahnya mulai muncul.     

Semua yang mendengar tutur Jovano membelalakkan mata dengan takjub, mengakui kebenaran ucapan Jovano. Raut harapan memenuhi wajah mereka di sana.     

"Luar biasa! Warna muka Dante memang berubah! Mulai seperti orang hidup!" Serafima juga berseru dengan wajah berbinar senang. Meski dia tidak pernah mengenal Dante secara dekat dulunya, namun karena Dante merupakan ayah dari kekasihnya, maka dia sedikit banyak ikut gembira.     

Semua orang di ruangan itu mulai bersorak tertahan melihat perlahan-lahan bagaimana wajah Dante mulai memiliki rona manusia pada umumnya.     

Ketika mereka semua sedang bersuka cita melihat perubahan pada Dante, kening King Zardakh justru berkerut curiga. "Ada yang tidak beres."     

"Kenapa, Opa?" Jovano bingung mendengar ucapan kakeknya. Ada segumpal rasa tak enak di hatinya melihat reaksi dari King Zardakh.     

"Harusnya begitu dia menerima ramuan dan tenaga Ratu Peri Yredis, dia akan lekas bangun, bukannya cuma diam begini saja. Jangan-jangan …." King Zardakh meletakkan telapak tangannya ke dahi Dante. "Dia belum bangun! Celaka!"     

"Ijinkan aku!" Ratu Peri Yredis maju dengan cepat ke dekat Dante dan menggantikan telapak tangan King Zardakh, menempelkannya ke kening Dante dan satu tapak menempel ke dada Dante.     

Ratu Peri Yredis sedang memberikan daya hidup dia.     

Menyadari apa yang sedang dilakukan ibunya, Putri Rvna menjerit, "Ibu! Hentikan! Jangan, Bu! Jangan!" Ia sudah hendak maju menghentikan ibunya ketika dia ditahan oleh King Zardakh dan dipegangi.     

Sontak saja, Putri Rvna melotot geram ke King Zardakh. "Lepaskan aku! Jangan halangi aku!" Ia sudah mengeluarkan kekuatannya untuk memukul King Zardakh.     

"Hentikan, bocah." King Zardakh justru tenang menghadapi Rvna yang beringas. "Atau kau ingin melihat ibumu langsung mati?"     

Mata Putri Rvna membeku, pupilnya bergerak-gerak bingung. "Apa … apa maksudmu?" Ia surut dan bertanya dengan suara lirih.     

"Kalau kau memutus paksa daya hidup ibumu yang sedang dialirkan ke ayahmu, justru kau akan membunuh ibumu, kau tahu?" King Zardakh menjelaskan dengan suara kalem.     

Putri Rvna tidak mengira perbuatannya ternyata hampir membahayakan nyawa sang ibu. Ia pun urung dan mundur, menangis sambil memeluk Putri Eunika, saudari kembarnya.     

Druana memutar matanya mendengar penjelasan King Zardakh, karena dia tahu dengan jelas bahwa tidak ada efek apapun bagi Ratu Peri Yredis jika dia dihentikan paksa saat ini juga.      

Dasar raja iblis licik, gumam Druana di hatinya. Pasti King Zardakh membohongi Putri Rvna hanya agar Ratu Peri Yredis terus mengalirkan daya hidupnya untuk sang menantu lebih banyak lagi.     

Setelah beberapa saat, King Zardakh pun berkata, "Cukup, Ratu. Kurasa sudah cukup."      

Ratu Peri Yredis pun menghentikan aliran daya hidup dia ke Dante dan mundur.     

Benar saja, tak sampai menit berlalu, mulai muncul gerakan dari Dante. Bulu mata Dante mulai bergerak, disusul dengan gerakan pada kedua alisnya dan tangan, sebelum akhirnya matanya membuka.     

"Dad!" teriak Jovano kegirangan karena ayahnya berhasil dibangkitkan. Ini pun berarti sang ayah telah sembuh sempurna dari seluruh luka yang pernah diberikan si iblis tua kala itu.     

Jovano lekas memeluk sang ayah yang mulai duduk di petinya. "Dad! Dad, aku bahagia kau akhirnya bangun!" Ia sampai menitikkan air mata saking haru dan bahagianya.     

Dante, sebagai orang yang dikerumuni, heran campur bingung mendapati dirinya ada di peti es dan juga orang-orang mengelilingi dia. "Ini … ini apa? Kenapa aku—" Belum sempat dia melengkapi kalimatnya, matanya terbelalak tak percaya dengan yang dia lihat. "Y-Yredis?"     

Ratu Peri Yredis tersenyum ke Dante. "Halo, Dante." Ia menyapa. Lalu, dia meraih kedua pundak putrinya dan menarik keduanya ke depan, "Kalian, ayo sapa ayah kalian."     

Dante melongo. "Mereka …."     

"Ya, mereka putri kembarmu, Rvna dan Eunika." Ratu Peri Yredis memperkenalkan kedua putrinya.     

Segera, ingatan Dante melaju ke momen itu, momen ketika dia tinggal di desa peri milik Ratu Peri Yredis dan menjalin cinta dengan sang ratu. Dia tak menyangka bahwa dua bayi mungil yang kala itu terlahir dari buah cinta mereka, yang harus dia tinggalkan saat keduanya masih bayi merah karena Dante harus kembali ke Andrea setelah ingatannya kembali, akhirnya mereka sudah tumbuh besar menjadi gadis-gadis manis.     

"Putri-putriku …." Dante tersenyum ke Rvna dan Eunika yang masih enggan mendekat ke Dante. Melihat itu, Dante tidak memaksa dan dia dibantu Jovano, turun dari peti es. "Aku … ini di mana? Ruangan apa?"     

Lalu, ketika dia melihat ke samping, dia segera menyeru, "Andrea! Andrea!" Dia bergegas ke istrinya, namun karena masih lemah, dia terjatuh.     

Jovano segera meraih tubuh ayahnya sebelum Dante mencapai tanah. "Dad, hati-hati." Lalu, dia memapah Dante ke sebelah peti es Andrea.     

"Dia … kenapa dia di dalam sana?" Dante menatap semua orang dan berakhir ke ayah mertuanya. "Ayah mertua …." Ia berharap diberikan penjelasan.     

"Dia harus di sana jika ingin tetap hidup, tidak rusak, sambil menunggu Kristal jiwa dia terkumpul." King Zardakh menjelaskan dengan singkat.     

"Kristal jiwa?" Dante belum paham. Jovano segera menjelaskan semuanya ke sang ayah. "Jadi … kau dan yang lain memiliki misi mencari Kristal ibumu." Ia tersenyum haru ke putranya.      

"Kau langsung melupakan ibu begitu melihat istrimu yang lain!" ketus Putri Rvna tiba-tiba.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.