Devil's Fruit (21+)

Menemukan Shona



Menemukan Shona

0Fruit 1315: Menemukan Shona     

Bangun tidur, Serafima mengamati Jovano. "Huh, kau terlihat segar dan bugar. Sepertinya kau mengalami malam sangat menyenangkan."     

"Ya, tentu saja."     

Serafima sudah hendak cemberut ketika Jovano merengkuhnya dan berbisik, "Tentu saja malamku begitu menyenangkan karena kau …."     

"Pendusta! Kau pasti juga bersama Sho, kan? Mengaku saja!"      

"Ya, kalian berdua memang membuat malamku begitu terasa hebat dan menyenangkan. Kalian berdua adalah permata berhargaku." Jovano merengkuh tubuh Serafima.      

Serafima meninju pelan perut Jovano sehingga pelukan Jovano pun terlepas darinya.     

Mereka berdua keluar dari kamar yang disediakan oleh Borkho di rumah kepala dusun elf timur itu.      

"Silahkan makan pagi, Tuan dan Nyonya." Salah satu pelayan di sana berkata pada Jovano dan Serafima ketika keduanya sudah berjalan keluar dari kamar.     

Jovano menatap Serafima sambil meringis. "Kau sepertinya memang sudah pantas dipanggil nyonya, sayank," bisiknya.     

"Diam kau." Serafima cemberut, namun pipinya merona karena malu sekaligus senang.      

Selesai makan pagi berdua di meja besar di sana, Jovano berkata pada kekasihnya, "Apa kau bersedia mencari Shona bersamaku?"     

Mata Serafima melirik Jovano sebelum kembali mengarah ke tempat lain. "Huh, terserah kau saja. Memangnya aku yang jadi ketua kelompok?"     

Jovano terkekeh. Calon istrinya yang satu ini memang golongan tsundere … padahal Serafima bisa saja mengatakan 'iya', tapi dia malah menjawab dengan menggunakan kalimat yang seolah-olah dia terpaksa hanya karena bukan kepala kelompok.     

Sungguh menggemaskan bagi Jovano.     

Jovano dan Serafima pamit pada Borkho hendak berjalan-jalan sekitar tempat itu. Tadi pagi sebelum sarapan, Jovano seperti mendapatkan sekelebat sinyal aura dari Shona.     

Setelah itu, Jovano dan Serafima pun mulai terbang pelan sambil mata mereka melihat sekitar tempat yang mereka lalui.     

"Arah mana sebenarnya, Jo?" tanya Serafima sambil mereka masih terbang. Dengan terbang, pandangan mereka bisa lebih luas.     

"Di sana, aku merasakan di sana." Jovano menunjuk ke sebuah arah. Mereka pun terus melesat ke arah sana meski tak berani terlalu cepat.     

Ketika mereka sudah terbang mencari Shona selama setengah jam, mata Jovano menyala terang. "Itu dia!" Telunjuk Jovano mengarah ke satu arah.     

Mata Serafima segera memusat pada yang ditunjuk Jovano. Di sana memang ada Shona, tapi sepertinya gadis itu sedang bertarung.     

Jovano lekas saja mempercepat terbangnya dan dia menendang salah satu makhluk yang mengepung Shona. Dia tak ingin menggunakan kekuatan khususnya karena tak ingin membuat kacau alam ini. Ia tak mau membuat marah Semesta.     

"Ayolah, kenapa kalian tidak menyerah dan ikut kami ke desa kami saja? Kami pasti akan menjadikan kalian ratu kami! He he he …." Salah satu makhluk hijau itu terkekeh sambil air liurnya menetes ketika melihat Shona dan sosok di pelukan Shona.     

Memang, penampilan menawan Shona sebagai keturunan dari iblis Lust, mana mungkin tidak membuat makhluk lain menitikkan liur mereka?     

"Ya, benar! Kami akan merawatmu dengan baik, terutama benda di dadamu itu, dan di bawah sa—"     

Dhuakk!     

Jovano sudah mendaratkan tendangannya sebelum makhluk itu menyelesaikan kalimatnya. Shona yang menyaksikan kedatangan Jovano, mendelik kaget.     

"Apa kalian ini?" tanya Jovano setelah dia mendarat di dekat Shona dan kerumunan makhluk hijau itu pun menjauh sedikit dari Shona.     

Makhluk itu lumayan tinggi dan tubuhnya berwarna kehijauan dengan wajah buruk dan jari tangannya panjang-panjang dengan perut agak buncit. Telinganya juga panjang seperti telinga elf, namun menurut Jovano, mereka bukan elf.     

"Siapa kau! Beraninya mencampuri urusan kami!" teriak salah satu dari mahluk itu.      

"Kau bertanya siapa aku hingga berani mencampuri urusan kalian? Hah! Ketahuilah, aku ini calon suami perempuan yang sedang kalian ganggu!" Jovano dengan lantang mengatakan itu.     

Shona membelalakkan matanya. Apakah Jovano gila? Kenapa menyebut dia seperti itu di depan Serafima? Bukankah itu akan menyebabkan keributan antara mereka saja?     

Namun, ketika pandangan Shona beralih ke Serafima, bibinya itu hanya menampilkan muka datar seolah tak ada fluktuasi perasaan apapun. Ada apa ini? Apakah ada sesuatu yang dia lewatkan selama beberapa hari jauh dari mereka?     

Dan, hanya butuh beberapa menit saja bagi Jovano untuk membuat makhluk-makhluk itu lari terbirit-birit ketika salah satu dari mereka merasakan adanya kekuatan besar dari tubuh Jovano dan itu cukup membuat ancaman bagi mereka jika ini dipaksa diteruskan.     

Setelah makhluk-makhluk tadi pergi dari area itu, Shona berkata, "Mereka itu goblin." Sambil berucap seperti itu, muncul seorang gadis remaja dari perlindungan lengan Shona. Jovano dan Serafima terkejut. Menyadari keterkejutan kawan kelompoknya, Shona pun berkata, "Ohh, ini Blyn."      

Gadis kecil dengan telinga elf itu menatap takut ke Jovano dan Serafima.      

"Tidak perlu takut, Blyn. Mereka temanku dan mereka orang baik. Yang pria bernama Jovano dan yang wanita bernama Serafima." Shona tersenyum meneduhkan hati Blyn dan mengelus kepala gadis itu pula.     

"Kalau aku sih orang baik, Blyn, tapi dia … dia jahat dan suka mengoleksi banyak wanita!" Serafima langsung serta merta menunjuk ke Jovano.     

"A-aha ha ha … Serafima hanya bercanda, Blyn. Aku tidak mengoleksi wanita, kok! Aku bersumpah! Aku hanya memiliki 2 wanita saja, tidak lebih!" Jovano lekas mengacungkan dua jarinya ke arah Blyn sebelum gadis itu lebih ketakutan lagi.     

"Blyn adalah elf remaja dari daerah utara, dia hendak datang ke desa elf timur untuk masuk ke sebuah danau, katanya. Dan dia tak sengaja memasuki desa para goblin dan hendak diperkosa. Blyn lari dikejar para goblin hingga bertemu denganku di sini dan aku pun lekas membantu dia." Shona menjelaskan.     

Blyn memang gadis elf yang manis dan cantik, wajahnya terlihat lugu serta polos dengan tinggi seperti Shona dan tubuhnya ramping meski belum menunjukkan adanya lekukan-lekukan feminim di beberapa tempat. Mungkin karena dia memang masih sangat remaja belia.     

Ketika mereka berbincang-bincang sejenak sambil berjalan ke desa elf timur, Blyn berkata, "Aku sudah tidak ada ayah dan ibu. Aku ini … bisa dikatakan elf pengembara. Dan aku dengar, danau suci elf timur sudah hendak dibuka, makanya aku nekat menjelajah ke sini."     

Mendengar sekelumit kisah Blyn, Shona dan dua lainnya makin iba pada elf yatim piatu itu.      

Di tengah perjalanan ke desa elf timur, Shona bertanya, "Kenapa kalian malah mencari aku?"      

"Tsk, Sho, Kak Za kan sudah menitipkan kamu ke aku, dia udah kasi wasiat agar aku terus jagain kamu, kan? Kamu nggak lupa yang itu, kan? Apalagi kamu ini adiknya Zevo, adik sohib aku. Mana mungkin aku nggak berusaha cari kamu, sih?" Jovano kembali menggunakan bahasa santai ke Shona.     

"Hm, aku bukan benda yang harus dititip-titipkan segala, Jo. Lagipula, nggak seharusnya aku ganggu kalian, ya kan?" Shona melirik Jovano dan Serafima.     

Mendengar ucapan Shona, Serafima menghentikan Shona dan berkata, "Sho …."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.