Devil's Fruit (21+)

Perebutan Kristal



Perebutan Kristal

0Fruit 1317: Perebutan Kristal     

Ketika danau suci dibuka, banyak elf remaja dari berbagai desa elf datang ke sana untuk berendam dan mendapatkan kekuatan dari danau.     

Demikian juga Blyn. Elf remaja itu baru pertama kali ini pergi ke danau itu.     

Sementara itu, anak bungsu Borkho yang masih remaja pun juga ikut masuk ke danau dan dia mendapatkan tugas penting dari ayahnya, yaitu mengambilkan Kristal milik Jovano karena Jovano tak bisa memasuki danau.     

Para elf tadi beramai-ramai memasuki danau suci. Ada yang telanjang, ada pula yang memakai pakaian tipis, yang terpenting, mereka ingin menyerap sebanyak mungkin esensi energi dari air danau tersebut.      

Blyn memilih memakai pakaian tipis saja karena dia tidak percaya diri untuk membuka seluruh pakaiannya, apalagi ada Jovano dan yang lainnya.     

Ketika Blyn memasuki air danau dan berendam diam di sana sambil berkonsentrasi merasakan energi di dalam air, seketika dia merasakan adanya sentakan energi masuk dan mengalir di tubuh dia melalui seluruh pori-pori yang terkena air, padahal itu baru beberapa menit saja.     

Mendadak saja, Blyn merasakan ada sebuah energi kuat yang bangkit dari dalam tubuhnya hanya karena dipicu oleh air danau. Matanya berbinar senang. Rupanya inilah rasanya ketika kekuatannya terbangkitkan. Blyn senang sekali.     

Sedangkan di tempat anak Borkho, dia menatap Kristal yang sudah tepat ada di atasnya. Kristal merah itu melayang tenang diselubungi kabut tipis putih.     

Sinar Kristal itu kemerahan dan terlihat sangat indah di mata anak Borkho.     

Ketika itu, Jovano mendadak merasakan energi Gavin di dekatnya. "Heh? Kau sudah di sini, Gav?"     

"Ya, Kak Jo. Aku dan Miloz memutuskan menyusul kakak ke sini sesuai dengan aura kakak yang aku lacak." Gavin menjelaskan. "Aku juga diberitahu penduduk desa ini kalau kakak ada di sini. Mereka sedang apa, Kak?" Ia menunjuk ke arah elf yang berendam di danau."     

"Mereka sedang menyerap kekuatan air danau." Lalu, Jovano menjelaskan sekelumit mengenai danau suci itu, dan dia menoleh ke Miloz di dekatnya, "Kalian kenapa menyusulku ke sini? Sudah bosan jadi raja harem?" godanya.     

"Tsk! Nanti saja cerita mengenai itu, Kak!" Gavin terlihat menyembunyikan sesuatu.      

Baiklah, Jovano tidak ingin memaksa. Ia kembali memfokuskan pandangannya ke arah Kristal di atas danau. Di sana sudah ada anak Borkho bersiap melompat meraih Kristal itu.     

Mata anak Borkho terkesima melihat Kristal itu. Ia tahu itu milik Jovano dan itu Kristal iblis. Memikirkan itu, mendadak saja napsu serakah bocah itu muncul.     

Jika Kristal itu ternyata berisi kekuatan iblis yang besar, tentunya dia akan sangat diuntungkan apabila mendapatkan Kristal itu, kan? Karena pemikiran pendek itulah, secara tiba-tiba, bocah remaja itu pun melompat tinggi dari dalam air dan … happ!     

Tangan bocah remaja itu hendak menggapai Kristal, namun anehnya, si Kristal malah bergeser seakan menghindari tangan si anak Borkho. Melihat itu, Jovano sangat heran, kenapa Kristal yang ini berbeda? Kenapa Kristal ini seperti berkelit dari bocah itu?     

Duh, kalau bocah itu tidak berhasil menangkap Kristal itu, bukankah artinya tak akan ada yang bisa mengambilnya dan dia harus menunggu selama 10 tahun lagi sampai danau suci dibuka kembali?     

Namun, rupanya anak dari Borkho tidak menyerah dan dia melompat setinggi mungkin ke arah Kristal dan lekas menggenggam Kristal itu. Betapa leganya Jovano menyaksikan itu.     

Sayang sekali, kelegaan Jovano terkhianati ketika bocah itu malah memasukkan Kristal ke dalam mulutnya. Anehnya lagi, bocah itu bisa melayang di udara. Segera saja bocah itu tertawa senang. Rupanya dugaan dia benar bahwa Kristal ini berisi energi iblis yang besar yang bahkan bisa membuat dia melayang begini tanpa memerlukan sayap, meski Kristal itu belum ditelan sepenuhnya.     

Perbuatan anak dari Borkho yang melesat ke atas dan mengambil Kristal untuk ditelan langsung, sungguh tidak diduga Jovano. Dia langsung saja berteriak keras, "Hei, kristalku! Itu kristalku, kenapa kau telan?!"      

Betapa frustasi dan emosinya Jovano ketika melihat perbuatan anak dari Borkho. Apa yang bisa dia lakukan ketika itu terjadi? Tak ada! Dia hanya bisa menatap dengan mata penuh amarah ingin meremukkan remaja itu untuk mengambil Kristal tersebut.     

Borkho pun tak tinggal diam dan berteriak marah ke anaknya yang sungguh kurang ajar. "Bocah sialan! Keluarkan Kristal itu! Itu milik Pangeran Jovano!"     

Namun anak remaja itu malah tak perduli dan berupaya menelan Kristal yang rasanya tersangkut di tenggorokannya, sebentar lagi akan turun.     

Jovano terus berteriak panik sambil menuding-nuding ke arah  anak Borkho dengan marah. "Itu kristalku! Itu milikku!"     

Blyn mendengar teriakan Jovano dan menoleh ke arah anak Borkho yang sedang melayang di udara di dekatnya. Banyak elf lain yang melongo melihat anak Borkho bisa melayang begitu saja. Mereka ini elf, mereka tidak memiliki kemampuan terbang atau melayang karena tak memiliki sayap.     

Karena Blyn merasa berhutang budi pada Jovano dan kelompoknya, maka tanpa pikir panjang, dia mengerahkan energi dia, menghentakkan kakinya kuat-kuat  di dasar danau yang tak begitu dalam, sehingga dia bisa melonjak tinggi ke arah anak Borkho yang masih terkekeh senang karena berhasil menelan Kristal itu.     

Lonjakan Blyn mengenai punggung anak Borkho dan karena itu begitu keras, maka si anak Borkho pun memuntahkan Kristal itu keluar dari mulutnya.     

Blyn buru-buru melonjak lagi dengan cepat ke arah Kristal yang anehnya tidak berkelit dari Blyn.      

Tepp!     

Tangan Blyn berhasil menangkap Kristal itu, lalu dia berseru ke Jovano, "Tangkap ini, Kak Jo!" Ia melemparkan Kristal itu kuat-kuat ke arah Jovano.     

Segera, Jovano melonjak dan sigap menangkap Kristal jiwa Andrea, untuk kemudian lekas dia simpan di cincin ruang agar aman.     

Blyn jatuh lagi ke danau untuk ketiga kalinya. Anak Borkho menatap benci ke Blyn. "Kau merusak rencanaku, perempuan brengsek!" teriaknya marah. Dia pun mengejar Blyn dan mulai menghajar Blyn yang kalah kuat darinya.     

"Blyn, keluar dari danau!" teriak Shona yang cemas melihat Blyn dipukuli anak Borkho.      

Blyn mendengar teriakan Shona dan dia susah-payah menghindari tinju dari anak Borkho. Ia menggunakan sisa tenaga yang dia punyai untuk melesat keluar dari danau, dan Shona menangkap tubuh lemasnya.     

Melihat luka-luka yang diderita Blyn, Shona segera saja menyalurkan energi Healing dia untuk mengobati luka tersebut.     

Hanya dalam waktu beberapa menit saja, luka Blyn menutup kembali dan memar juga menghilang.     

"Kau! Kau akan kukuliti setelah ini!" teriak murka Borkho pada putra remajanya yang masih di dalam danau, ketakutan. Sepertinya bocah itu tidak akan cepat-cepat keluar dari danau. Mungkin juga dia akan lekas kabur dari desanya setelah ayahnya tak lagi ada di dekat danau.     

Sementara itu, Blyn merasa malu ketika dia menyadari pakaian tipisnya sudah tidak bisa menyembunyikan lekuk tubuhnya.     

Miloz segera saja membuka mantelnya dan menyerahkan ke Blyn. Jovano melihat adegan itu dan sesuatu terbersit di benaknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.