Devil's Fruit (21+)

Nasehat Dari Ibu Tiri



Nasehat Dari Ibu Tiri

0Fruit 1319: Nasehat Dari Ibu Tiri     

Gavin bertemu dengan kedua half sisters Jovano dan diperkenalkan dengan keduanya. Matanya menyala takjub akan kecantikan dua adik peri Jovano.     

Yang satu, terlihat bagai gadis galak berambut warna menyala, dan pastinya memang seperti itu karakternya berlandaskan dari tatapan tajam gadis itu ke Gavin.     

Dan yang satunya lagi, gadis pemalu yang menggemaskan dengan rambut bagaikan langit cerah, sungguh membawa kedamaian tersendiri di mata yang memandang.     

Keduanya memang sungguh memikat mata, namun bagi Gavin yang menyukai gadis imut, dia lebih suka Eunika. Ehh? Memangnya apa hak dia untuk memilih salah satu dari mereka begini? Memangnya kedua gadis peri itu hendak diberikan padanya?     

Rasanya Gavin harus mulai bertobat dari pemikiran mesum dia mengenai peri. Dia tidak boleh terus membayangkan bahwa semua peri itu genit dan memabukkan di atas ranjang. Tapi, bagaimana lagi, dia sudah berhari-hari dilayani secara seksual oleh para peri.     

Susah berpikir bahwa mereka tidak binal. Bahkan peri yang terlihat malu-malu saja akan mendesah genit jika ditindih Gavin di desa yang satunya itu.     

Andaikan pemikiran Gavin bisa diketahui Jovano, bisa dipastikan dia akan babak belur sampai Kenzo dan Shelly takkan mengenali putranya.     

"Rvna … Eunika … nama yang cantik …." Nyatanya, Gavin tidak berhasil mengendalikan diri untuk menyebutkan nama kedua adik peri Jovano dengan suara mendesah penuh penghayatan.     

"Hei! Kau gak berpikir macam-macam ke mereka, kan Gav?" Jovano kerutkan kening sambil menyodok dada Gavin dengan sikunya.     

"E-ehh! Enggak berani lah, Kak!" Gavin lekas berkelit dan mengelus area yang baru saja disodok Jovano.     

"Baguslah kalo gitu. Karena kalo kau berani berbuat tak sopan ke mereka, jangan harap kau bisa balik ke Tokyo. Aku kirim kau ke black hole ntar, hmph!" Jovano segera memperingatkan Gavin.     

Sebagai sesama lelaki, Jovano memahami eforia senggama. Apalagi Gavin melakukan orgy atau pesta s3ks selama berhari-hari, tentunya itu membuat mental Gavin sedikit bergeser dari yang sebelumnya lugu menjadi … maniak s3ks, mungkin?     

Memang tidak semua seperti itu, namun sebagai kaum iblis Lust, mana mungkin Gavin tidak berubah menjadi lelaki yang menyukai s3ks setelah menikmati bermacam petualangan intim dengan wanita ras apapun itu.     

"Te-tenang aja, Kak Jo! Aihh … masa sih Kak Jo meragukan aku?" Gavin terkekeh canggung.     

"Ya, karena kau ini masih dalam masa-masa bagai burung lepas dari sangkar." Jovano memberikan analogi yang sangat tepat. Setelah Gavin merasakan penahanan hasrat selama bertahun-tahun dari Ivy, kini begitu dia bisa melepaskannya, itu menjadi menggila.     

Jovano tidak ingin Gavin menyentuh adik-adiknya. Anehnya, ketika dia melirik ke Miloz, lelaki mutan itu justru terlihat malu-malu ketika melirik Blyn. Apakah Miloz tidak segila Gavin ketika berpesta s3ks?     

Saat rombongan Jovano dibawa ke ruangan pribadi Ratu Yredis, mereka disambut Dante yang tersenyum senang melihat kehadiran mereka.     

"Kalian sudah kembali." Dante menghampiri putranya dan memeluk erat. "Dad lega kau kembali tanpa terluka apapun."     

"Tenang saja, Dad. Bukankah ada calon menantumu ini yang pandai menyembuhkan?" Jovano melirik ke Shona yang tersipu menundukkan kepala.     

"Hah?" Dante juga Gavin sama-sama berseru kaget. Sedangkan Miloz cuma melongo.     

"Apa? Apa tadi, Kak? Gimana, gimana?" Gavin seakan mewakili Dante yang ingin bertanya serupa.     

"He he … aku akan punya 2 istri." Jovano tertawa meringis sambil menggaruk belakang kepalanya.     

Dante memiringkan kepalanya dengan heran sekaligus takjub. "Dua … istri?"     

Jovano mengangguk.     

"Kak Jo, kok bisa? Bukannya Kak Sera ini cemburuannya amit-amit, galaknya juga ikutan amit-amit, ya kan?" Gavin tanpa tedeng aling-aling mengucapkan itu.     

"Hei!" Serafima langsung menghardik Gavin dan melotot galak ke arahnya.     

"He he … tuh, kan benar … Kak Sera galak." Gavin nyengir sambil menatap ke Serafima dan lekas berlindung di belakang Jovano.     

"Ehe he he … sudah, sudah, tak perlu bertengkar, yah!" Jovano menenangkan Serafima yang sudah merah padam.     

"Sungguh baik jika kalian berdua bersatu menjadi istri Jovano." Terdengar tutur lembut dan lemah dari Ratu Peri Yredis. Semua menoleh ke arah sang ratu yang tergolek lemah di atas ranjang khusus.     

Ranjang itu berselimutkan cahaya biru yang berpijar terang bagai ada lampu di sekeliling  ranjang. Padahal itu adalah kumpulan energi banyak leluhur peri terdahulu.     

"Ibu …." Eunika menghampiri ibunya dan merebahkan kepalanya pada lengan sang ibu yang tergolek di atas ranjang. Rvna menyusul dengan hanya berdiri di dekat adiknya saja.     

"Kalian … aku melihat energi kalian berdua begitu saling melengkapi." Ratu Peri Yredis menatap ke Serafima dan Shona. "Yang satu memiliki karakter api dan satunya lagi berkarakter air, itu sungguh melengkapi dan sangat baik nantinya untuk mendukung Jovano."     

"Yredis …." Dante ikut mendekat ke mantan istrinya dan mengusap kepala sang ratu yang kini sudah berambut memutih perak. Meski begitu, kini wajah sang ratu tidak seperti sebelumnya ketika Jovano terakhir melihatnya.      

Wajah Ratu Peri Yredis sudah tidak memiliki kerutan lagi seperti nenek-nenek, wajahnya kembali mulus, cuma … dia tak bisa berlama-lama keluar dari ranjang itu atau daya hidupnya akan habis.     

"Nona Shona … Nona Serafima …." Ratu Peri Yredis menyebut nama kedua calon istri Jovano. Kedua gadis itu pun mendekat. "Kalian harus saling kompak, saling akur, dan saling bekerja sama mendukung Jovano. Karena … sebentar lagi, tugas Jovano tidak lah mudah. Jadilah kalian pendukung terbesar dari Jovano."     

Shona dan Serafima saling bertukar pandangan satu sama lain dan lalu mengangguk sambil berkata serempak, "Ya, Ratu."     

"Baguslah kalau begitu. Aku tenang mendengarnya. Yah, berbagi suami itu memang sungguh tidak mudah, namun asalkan niat kalian murni karena cinta dan ingin menjadi pendukung terbesar lelaki kalian, maka semuanya akan baik-baik saja, percayalah." Ratu Peri Yredis memberikan nasehatnya ke dua calon istri Jovano.     

"Sepertinya ucapanmu benar, Yredis." Dante tersenyum lembut ke ratu peri itu. "Dulu aku juga pernah berbagi istri dan awalnya memang tak nyaman, namun setelah menyatukan tekad bersama, aku dan dia satu hati menjadi pendukung bagi Andrea."     

"Iya kah? Kau pernah berbagi istri, Dante?" tanya Ratu Peri Yredis sambil tersenyum lembut.     

Dante mengangguk dan berkata, "Ya, itu saat aku menghilang dan Andrea menikahi pria lain dan ketika aku kembali, mau tak mau aku harus menerima kenyataan aku berbagi istri. Namun, semuanya akhirnya baik-baik saja sebelum dia … dia meninggal." Dante pun menunduk sedih mengingat Giorge.      

"Aku turut berduka, Dante. Dan aku yakin, kau dan Andrea akan baik-baik saja setelah ini, percayalah." Ratu Peri Yredis meraih pipi Dante dan mengelusnya. "Cinta kalian itu kuat dan sudah mengalami segala macam cobaan. Maka, yang nantinya menanti di ujung hanyalah kebahagiaan sejati bagi kalian berdua."     

"Bu! Untuk apa Ibu mendoakan mereka? Sementara Ibu malah menderita begini dan tak mendapatkan apapun!" Rvna berujar ketus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.