Devil's Fruit (21+)

Tawaran Istimewa Dari Jovano



Tawaran Istimewa Dari Jovano

Fruit 1320: Tawaran Istimewa Dari Jovano     

Lagi-lagi, Rvna mengucapkan kalimat ketusnya mengenai Dante. Dia memang tidak menyukai sang ayah yang dianggap menelantarkan ibunya. Apalagi, kini sang ibu dalam kondisi buruk akibat menolong Dante, lalu pria itu seakan membuang ibunya begitu saja.     

"Rvna …." Dante ingin mengatakan sesuatu, namun Ratu Peri Yredis berkata lebih dulu. "Sayankku, tidak bijak mengatakan hal seperti itu. Bagaimana pun, dia adalah ayahmu. Kau harus menghormati dia. Dan kau harus tahu, seorang istri akan memiliki kebanggaannya tersendiri apabila bisa melakukan sesuatu untuk membantu suaminya, apalagi menolongnya."     

"Bu, ini sungguh tidak adil …." Rvna terus melantunkan protes. Selalu saja sang ibu membela ayah yang tak pernah merawat dia dan seenaknya pergi meninggalkan mereka dulunya. Dan kini, setelah semuanya, lelaki itu hendak pergi lagi tanpa ada tanggung jawab. "Kenapa Ibu malah mendoakan wanita saingan Ibu?"     

"Ibu tidak pernah menganggap Nyonya Andrea sebagai saingan Ibu. Justru Ibu menganggap Nyonya Andrea sebagai patner jauh Ibu. Ibu lega karena ayahmu dirawat dengan baik oleh Nyonya Andrea saat dia berjauhan dari Ibu." Ratu Peri Yredis menasehati terus putri sulungnya yang masih saja memendam kebencian terhadap Dante.     

"Tapi, Bu … dia selalu seenaknya pergi begitu saja! Dia meninggalkan Ibu! Kini pun dia pasti bersiap pergi ke wanita itu!" Rvna terus menyuarakan ketidaksukaan dia.     

"Tidak ada tapi, Rvna. Memang sudah seharusnya ayahmu pergi. Dia juga memiliki kewajiban untuk menjaga istrinya, Nyonya Andrea." Ratu Peri Yredis memberikan nasehat ke putri sulungnya yang keras hati.     

"Ibu juga butuh dijaga, ya kan? Tapi dia hendak pergi begitu saja tanpa merasa bertanggung jawab!" Rvna melirik geram ke Dante.     

"Rvna, Ibu tidak mendidikmu untuk bersikap semacam itu!" Ratu Peri Yredis mulai menaikkan sedikit nada suaranya. "Kau adalah kebanggaan Ibu, tapi jika kau bertingkah seperti ini, bagaimana Ibu bisa bangga padamu? Kondisi Ibu sudah jauh lebih baik dengan ranjang ini, Ibu sudah sehat dan hanya butuh banyak berada di ranjang ini saja, apa salahnya?"     

"Yredis, jangan terlalu memarahi Rvna. Dia memang benar." Dante tak enak dan mulai bicara. "Aku memang tidak menjadi suami dan ayah yang bertanggung jawab terhadap kalian. Itu salah satu kesalahan besarku kepada kalian." Ia menggeleng dengan sedih.     

"Jangan khawatirkan dia, Dante. Kau bisa tenang meninggalkan kami di sini dan fokus pada penyembuhan Nyonya Andrea. Jovano sudah berhasil mendapatkan kristalnya, kan?" Ratu Peri Yredis menoleh ke Jovano.     

"Ahh, iya, sudah, Ratu." Jovano menjawab sambil tersentak, tak mengira dia diajak bicara di tengah drama keluarga begini.     

"Jovano, kenapa memanggilku seperti itu? Aku ini juga termasuk ibumu, loh! Jangan terlalu formal padaku." Ratu Peri Yredis memberikan senyum meneduhkan hati ke Jovano.     

"Aha ha ha … um, iya, Ibu Ratu, bolehkah aku memanggil demikian?" Jovano pun menemukan panggilan yang pantas untuk Ratu Peri Yredis.     

Ratu Peri Yredis mengangguk pelan dan berkata, "Boleh, itu tidak buruk. Karena Kristal sudah kalian dapat, tentunya kalian tak mungkin berlama-lama di sini, kan?"     

Jovano mengangguk. "Benar, Bu. Kelompokku memang berencana untuk keluar dari alam ini dan mencari bongkahan lain dari kristalnya."      

"Jadi … semuanya belum terkumpul?" Dante heran dan bertanya ke putranya. "Setelah banyak kali kalian menyambangi alam, Kristal belum terkumpul semuanya?"     

"Belum. Itu belum terkumpul, Dad. Belum membentuk sebuah Kristal utuh. Mungkin butuh sekitar 30 persen lagi." Jovano menggeleng sedih. Dia juga tidak mengira kristalnya pecah ke banyak tempat dan banyak alam.     

"Semoga saja kristalnya segera terkumpul semuanya agar keluarga ini bisa lengkap berkumpul seperti sedia kala, yah!" doa Ratu Peri Yredis dengan tulus.      

"Ibu, kau terlalu baik." Rvna masih sempat bersungut-sungut dengan ucapan lirih.     

"Anakku sayank, jangan buat Ibu sedih dengan kelakuanmu yang seperti itu." Ratu Peri Yredis menatap kecewa ke putr sulungnya.     

"Dia sudah mengambil daya hidup Ibu dan kini hendak pergi meninggalkan Ibu begitu saja, ya kan?" sungut Rvna sambil melirik tajam ke Dante.     

"Err … Ibu Ratu … bagaimana jika Ibu Ratu ikut kami saja? Aku bisa memindahkan Ibu Ratu ke Alam Cosmo bersama ranjang Ibu Ratu." Jovano memberikan tawaran baik untuk dijadikan solusi ketimbang Rvna selalu saja bersungut-sungut mengenai ayahnya pergi tanpa bertanggung jawab.     

Namun, ternyata Ratu Peri Yredis menggelengkan kepalanya. Dia berkata, "Ini adalah rumahku. Di sini adalah tempatku. Dan di sini pula ada banyak penduduk yang harus aku lindungi."     

"Tapi, Ibu Ratu, tak ada salahnya apabila menyerahkan tongkat kekuasaan kepada pihak lain saja dan Ibu Ratu bisa ke Cosmo bersama Rvna dan Eunika juga." Jovano membujuk.     

Ratu Peri Yredis menggeleng lemah. "Rasanya aku tak tega meninggalkan mereka. Mereka di sini adalah peri yang sangat loyal padaku, bahkan ketika aku diusir dari desa sebelumnya, mereka rela mengikuti aku ke tempat ini."     

Wajar apabila Ratu Peri Yredis merasakan sebuah ikatan sentimental dengan penduduk peri di desa ini.      

Dulu, saat dia dilengserkan dengan paksa oleh peri yang sekarang menjadi ratu di desa satunya, sebagian dari peri di sana memilih untuk mmebela dia karena mereka masih merasa bahwa Ratu Peri Yredis lebih pantas menjadi ratu.     

Namun, karena Ratu Peri Yredis tidak ingin terjadi pertempuran antar peri, dia pun bersedia pergi dari desa itu agar bisa menghindari adanya perang saudara.     

Karena kesetiaan sebagian peri masih tertuju pada Ratu Peri Yredis, maka mereka pun angkat kaki dari desa tadi dan membangun desa baru, yaitu tempat ini sekarang.     

Kedua desa peri yang letaknya tidak terlalu jauh ini pun tidak saling mengganggu. Meski kadang warga peri masih saling berkunjung di desa satu dan yang lainnya untuk menengok sanak saudara mereka, tetap saja kedua desa tidak pernah bisa menyatu lagi.     

Terutama, visi dan misi dari desa lama kini berorientasi pada kenikmatan duniawi saja, itu sungguh bertentangan dengan desa yang dipimpin Ratu Peri Yredis.     

Di desa peri yang lama, para peri bersikap bagai jalang yang kerap menggoda siapapun yang masuk ke wilayah mereka. Bahkan, desa peri lama itu dijadikan tempat semacam prostitusi di area timur alam ini, dimana ras apapun bebas masuk dan berkencan semalaman dengan peri-peri binal itu.      

Tak heran apabila mereka 'menahan' Gavin dan Miloz di desa itu sebagai pejantan unggul dikarenakan paras Gavin dan Miloz yang jauh lebih baik ketimbang ras apapun yang pernah mereka layani.     

Kini, Jovano ingin memboyong Ratu Peri Yredis ke Alam Cosmo agar tak ada lagi keluhan dari Rvna, namun sang ratu masih tak tega meninggalkan rakyat perinya.     

"Kenapa tidak memindahkan saja seluruh koloni peri di sini ke Cosmo?" Shona mendadak saja berkomentar.     

Segera, yang lainnya membeku termenung akan ucapan Shona yang dicetus begitu saja.     

"Ide bagus!" Jovano segera saja menyunggingkan senyum lebar dengan wajah sumringah. "Ibu Ratu, usul dari Shona sungguh tepat sekali, bukan? Ibu Ratu tak perlu khawatir meninggalkan rakyat Ibu, kita hanya perlu memindahkan saja semua di sini ke Alam Cosmo!"     

Ratu Peri Yredis terdiam.      

Apakah ratu peri itu akan menerima tawaran Jovano yang terakhir ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.