Devil's Fruit (21+)

Memisahkan Kedua Putri Peri



Memisahkan Kedua Putri Peri

0Fruit 1324: Memisahkan Kedua Putri Peri     

Setelah Gavin selesai menceritakan kilas balik percakapan dia dengan Eunika, Jovano menarik napas panjang. Gavin sudah merasa ngeri melihat gelagat Jovano.     

"Gav, kita masih bro, kan?"     

"Ya, Kak."     

"Kita masih satu circle, kan?"     

"I-iya, Kak!"     

"Kalau begitu … jangan dekati adikku lagi atau kau bukan bro aku lagi, tapi musuhku."     

Mendengar ancaman Jovano, mana mungkin Gavin tidak gentar? Segera, dia pun memberikan respon, "Iya, Kak! Iya, i-iya! Aku janji tak akan dekati Eunika lagi! Maafin aku, yah Kak Jo!"      

Melihat kesungguhan di mata Gavin, Jovano pun mengangguk. Sepertinya dia akan lebih santai lagi setelah ini jika bisa menyembunyikan Eunika dari Gavin.     

Itu karena Jovano menilai bahwa Gavin kini sudah seperti fvck boy, jika dia mengambil istilah jaman now. Dia tidak ingin adiknya menjadi korban fvck boy, kecuali Gavin sudah menunjukkan gelagat lelaki setia dan bisa serius.     

Sepertinya Gavin terlalu menghayati menjadi raja harem di desa peri sebelumnya sehingga sikapnya sudah berubah terhadap wanita cantik yang dilihat.     

Baiklah, itu tak masalah bagi Jovano, asalkan mangsa Gavin bukanlah orang-orang di kelompok dia saja. Jika itu wanita di luar circle Jovano, silahkan saja Gavin ingin berbuat apa.      

-0-0—00—0-0-     

Hari berlanjut ke waktu dimana kelompok misi Jovano harus segera pergi dari alam Fairyland untuk menuju ke tujuan berikutnya.     

"Ibu Ratu, apakah Ibu Ratu sungguh tidak ingin mencoba hidup di alam Cosmo aku bersama seluruh rakyat Ibu Ratu?" Sekali lagi, Jovano membujuk ibu tirinya yang baik dan lembut hati.     

Ratu Peri Yredis menggelengkan kepala. "Maaf, Jovano. Ibu tidak bisa memenuhi ajakanmu. Ibu benar-benar ingin di sini saja dengan yang lainnya."     

Raut kecewa masih ada di wajah Jovano ketika mendengar jawaban final dari ibu tirinya. Tapi, dia bisa apa? Ini adalah keputusan terakhir dari Ratu Peri Yredis, dia pantas menghormatinya.     

Demikian juga Dante dan anggota Blanche lainnya di sana, ikut sedih karena Ratu Peri Yredis menolak tawaran bagus Jovano.     

"Tapi, Ibu ada sedikit permintaan, bolehkah kamu mengabulkannya, Jovano?" Tiba-tiba, sungguh tidak disangka, Ratu Peri Yredis mengajukan permintaan ke Jovano.     

"Katakan saja, Ibu Ratu. Akan aku penuhi apapun permintaan Ibu Ratu selama aku memang sanggup dan mampu." Mata Jovano bersinar senang. Dia lebih dari sudi untuk melaksanakan apapun permintaan dari Ratu Peri Yredis karena dia sudah berhutang banyak pada si ratu yang telah turut membangkitkan dan menyembuhkan ayahnya.     

"Ibu ingin … kau membawa serta Eunika bersamamu dan kelompokmu." Demikian ternyata permintaan dari Ratu Peri Yredis.     

Seketika wajah melongo kaget semua orang di ruangan itu pun muncul dan diikuti dengan teriakan terkejut beberapa orang, di antaranya adalah Rvna.     

"Hee?! Kenapa? Kenapa Eunika harus ikut Kak Jo? Kenapa?" Segera, dia memeluk Eunika yang mulai bersedih dan terisak. "Kenapa adikku harus ikut mereka, Bu? Aku tak mau! Aku tak mau berpisah dari adikku!" Ia menggeleng berulang kali sambil mulai terisak seperti Eunika.     

Ratu Peri Yredis menatap putri-putrinya dan berkata dengan nada lembut ke mereka, "Sayankku, kalian adalah kebanggaan Ibu. Dan Ibu harap, kalian tidak salah paham dengan maksud serta keputusan Ibu mengenai itu."     

"Tapi kenapa aku harus berpisah dengan adikku, Bu?"     

"Karena itu memang keinginan Ibu, bukan untuk memisahkan selama-lamanya, Rvna sayank, jangan salah paham. Kau masih bisa bertemu dengan adikmu nanti. Kakakmu punya alat untuk berkomunikasi, ya kan? Maka, kau masih bisa terhubung dengan adikmu, hanya tidak secara fisik." Ratu Peri Yredis menjelaskan sedikit.     

"Tapi, Bu! Eunika pasti akan menderita jika jauh dariku!" jerit Rvna.     

"Karena itulah makanya Ibu ingin adikmu ikut kakakmu dulu untuk menempa dirinya." Ratu Peri Yredis memberikan penjelasan final mengenai keputusan yang sebenarnya sangat berat bagi Beliau sendiri. Lalu Ratu Peri Yredis menyambung, "Dan setelah ini, kau akan Ibu didik lebih keras dan ketat untuk menjadi pewaris Ibu di sini."     

Dengan finalnya keputusan dari Ratu Peri Yredis, maka Jovano bisa menarik kesimpulan. Dia berpikir, ibu tirinya sepertinya sengaja memisahkan dua putri peri tadi agar Eunika bisa lebih mandiri dan tidak terus-menerus memiliki ketergantungan dengan sang kakak yang dominan, Rvna.     

Jika Eunika terus di sisi Rvna, Eunika akan menderita jika suatu hari Rvna tidak ada. Eunika akan jatuh apabila dia terus bergantung pada kakak kembarnya.      

Oleh sebab itu, dengan niat baik dan tekad tulus sang ibu meski itu sangat berat di hatinya, Ratu Peri Yredis terpaksa memisahkan keduanya sedini ini sebelum Eunika benar-benar kecanduan akan dominasi kakak kembarnya terhadap dia.     

Ratu Peri Yredis tak tahu akan bisa hidup seberapa lama lagi setelah ini, maka dari itu, dia harus secepatnya memberikan pengaturan yang tepat kepada kedua putrinya agar mereka berdua bisa tumbuh dengan layak menjadi peri dewasa yang bisa diandalkan dan kuat.     

Sang ratu akan mendidik Rvna sebagai penerus tahtanya di desa peri ini, sedangkan dia memasrahkan didikan Jovano kepada putri bungsunya, karena dia yakin Jovano pasti bisa membuat Eunika tumbuh lebih kuat secara fisik dan mental, dan lebih mandiri, tak lagi bergantung sepenuhnya pada Rvna.      

Sebuah keputusan yang memang berat dan beresiko tentunya. Jika mental Eunika nantinya tidak kuat, maka hasil yang diharapkan Ratu Peri Yredis akan buyar.     

Tapi apabila Eunika berhasil melalui kesulitan ini, maka dia pula yang akan memetik hasilnya ketika nanti tiba saatnya dia berkumpul kembali bersama kakak kembarnya.     

Malam itu, Eunika menghabiskan malam terakhir bersama Rvna dan sang ibu di ruangan khusus mereka. Ketiganya tidur bersama di ranjang leluhur peri, saling memeluk dan saling menangis.     

Kata Ratu Peri Yredis, "Kau boleh menangis, Eunika, namun hanya sampai fajar menjelang saja. Dan setelah itu, buatlah Ibu bangga dengan ketegaran dan ketabahanmu nanti."     

Eunika hanya mengangguk dan makin menenggelamkan wajahnya ke dada sang ibu sambil Rvna memeluknya dari belakang.     

-0-0—00—0-0-     

Pagi yang ditentukan pun tiba. Eunika sudah membasahi matanya, namun dia teringat akan pesan ibunya, ia pun lekas mengeringkan mata agar tidak membuat sedih sang ibu.     

Namun, Rvna ingin memeluk Eunika. Sayang sekali, Ratu Peri Yredis menghalangi Rvna dengan perintahnya, "Kau hanya boleh memeluk cepat saja sekali lalu lepaskan adikmu untuk belajar bersama kakakmu di alam luar sana."     

Rvna ingin sekali protes dan menangis keras seperti kemarin, tapi dia juga ingat akan pesan dari Ratu Peri Yredis padanya tadi malam. Ia menahan diri begitu kuat untuk tidak menangis. Kalau dia menangis, pasti Eunika juga akan menangis dan semua bisa buyar kacau.     

"Apakah semua sudah siap untuk Eunika?" tanya Jovano ketika mendatangi kamar sang ratu. Kelompoknya dan juga Dante masih ada di sana. "Aku akan memasukkan Dad dan Eunika ke alam Cosmo setelah kalian siap."     

"Eunika sudah siap. Bawalah dia dan ajarkan segala yang baik padanya, Jovano. Ibu mempercayaimu." Ratu Peri Yredis mengangguk ke Jovano.     

"Terima kasih atas kepercayaan Ibu, aku tak akan mengecewakan Ibu Ratu." Lalu, Jovano membiarkan ayahnya berpamitan dulu dengan ibu tirinya dan kemudian dia memasukkan sang ayah dan juga Eunika ke dalam alam Cosmo. Lalu, dia mengundang Hong Wang yang akan memberikan arah selanjutnya dari Kristal jiwa Andrea. "Ke mana kita sekarang, Om Ver?"      

"Ke alam penyihir! Skrriiii!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.