Devil's Fruit (21+)

Malam Membara Threesome Pertama Mereka [21+]



Malam Membara Threesome Pertama Mereka [21+]

0Fruit 1327: Malam Membara Threesome Pertama Mereka [21+]     

Malam itu, merupakan malam yang membara bagi Gavin dan Egrima di salah satu kamar di rumah sang penyihir perempuan itu.     

Namun, benarkah hanya mereka berdua yang memiliki malam membara?     

"Kemari, Sho, jangan malu-malu." Tangan Jovano menarik pelan pinggang Shona. Mereka sedang berada di alam mimpi.     

"Tapi, Jo, kenapa …." Shona tak bisa melanjutkan kata-katanya karena dia lebih memilih menatap ke sosok lain di sana. Serafima.     

"Aku … aku yang meminta ke Jo agar diajak pula ke sini." Serafima menjawab dengan rona merah padam di pipinya. Dia menoleh ke arah lain karena saking malunya. Pemikiran luar biasa ini terlintas begitu saja di benaknya tadi sebelum tidur.     

"Tapi … apakah Sis tidak masalah jika nanti …." Shona menggantung lagi kalimatnya karena dia tak yakin apakah dia bisa mengucapkan apa yang ada di batinnya.     

"Te-tentu saja aku tak akan diam saja melihat kalian bergumul!" Serafima masih merah padam malu ketika mengucapkan itu. "Jo!" Dia melirik ke Jovano seakan memberikan kode pada kekasihnya.     

Segera, Jovano mendekat ke Shona dan berbisik ke telinga wanita keduanya, "Sera ingin mencoba threesome di sini." Dia seakan menjadi perpanjangan lidah bagi Serafima yang malu mengatakannya.     

"Hah?!" Shona sampai memekik saking terkejutnya akan apa yang baru saja disampaikan Jovano padanya. "Threesome?"      

"K-kau paham konteksnya, kan?" Serafima menatap keponakan perempuannya yang kini menjadi madunya.     

"Aku paham makna dari threesome," jawab Shona ke Serafima. Dan dia berkata lagi, "Namun, yang menjadi keherananku, apakah Sis yakin ingin melakukan itu?"     

Selama yang Shona ketahui, Serafima adalah gadis pencemburu. Sangat pencemburu ketika itu berkaitan dengan Jovano. Dia menyetujui Shona menjadi salah satu wanita Jovano saja sudah merupakan sebuah keajaiban yang luar biasa!     

Yah, mungkin jika Shona bukan putri dari Revka, Serafima tak akan sudi berbagi suami dengannya. Hanya dengan memandang Revka saja makanya Serafima tak bisa berdaya dan membolehkan Jovano mengambil Shona sebagai wanita madunya.     

Kali ini, ketika Serafima berpikir sebijak mungkin, dia tidak ingin dipandang menyebalkan oleh Jovano dan juga Shona. Dia ingin membuat terobosan ini, meski masih di ranah yang dia sanggupi, bercinta di alam mimpi saja untuk Jovano dan Shona.      

Dan kini, dia ingin mencoba sesuatu yang baru, yang siapa tahu bisa membuat dia lebih bisa rileks menerima jika nantinya Shona dan Jovano ingin bercinta di alam nyata.     

Yah, semuanya memang butuh langkah demi langkah. Inipun yang dipikirkan oleh Serafima. Dia tidak mungkin melarang mereka berdua bercinta secara nyata selamanya. Pasti akan ada masanya Jovano akan curi-curi di belakang dia, bercinta secara nyata dengan Shona.     

Maka dari itu, daripada Jovano main curi-curi, Serafima merasa akan lebih baik jika dia mulai belajar menerima hubungan kedua orang itu di depan mata, meski melalui alam mimpi dulu.     

"Um, yah, jika Sis memang sudah yakin ingin melakukan ini … aku sebagai istri kedua hanya bisa patuh pada kalian." Shona tersenyum.      

"Nah, kalau semua sudah saling menerima dan ini beres, maka akan lebih baik jika kalian mulai membuka pakaian kalian, ya kan?" ujar Jovano sembari menatap kedua wanitanya bergantian. "Atau aku saja yang melucuti kalian?"     

"Kami sendiri saja!" pilih Serafima dengan cepat. Ia kemudian mulai melepas pakaian tipis yang dia pakai hingga tak memiliki satu helai pun menempel di tubuh sintalnya.     

Shona pun melakukan hal serupa, mulai menanggalkan baju tipisnya dan berjalan mendekat ke Jovano dan Serafima.     

Menggunakan sihirnya, karena ini adalah alam mimpi Jovano, dia dengan mudah menjentikkan jari dan semua helai pakaiannya pun menghilang dari tubuhnya, menampilkan tubuh maskulin seorang lelaki muda yang berotot ketat, tidak berlebihan.     

Pertama-tama, Jovano menggapai dagu Serafima dan mengecup bibirnya, lalu beberapa detik berikutnya dia menoleh ke Shona dan mengecup bibirnya pula.     

Jovano berdiri di tengah, menghadap antara Serafima dan Shona.     

Mereka mulai berciuman bergantian dengan sabar sambil tangan Jovano mulai membelai payudara kedua wanita itu menggunakan dua tangannya sekaligus.     

Terdengar erangan lirih dari mulut kedua wanita muda saat ujung dada mereka dimainkan dipilin oleh jari-jari Jovano.     

Saat Jovano mencumbu Shona yang berada di kirinya, tangannya sembari meremas payudara Shona, sedangkan tangan kanannya menggapai selangkangan Serafima, mengelus sesuatu yang peka di sana hingga suara erangan Serafima makin kentara.      

"Aanghh … Jo … mmffhh … hnnhh …." Serafima memejamkan mata menikmati sentuhan jari kekasihnya, namun dia kemudian bertanya, "Apakah suaraku akan bisa terdengar di dunia nyata, Jo? Mffhh … mmhhh … aanhhhh …."     

Jovano menjeda pagutan bibirnya ke Shona dan menoleh sebentar ke Serafima untuk menjawab, "Tak mungkin terdengar sampai ke dunia nyata, sayank. Kau bebas berteriak macam biasanya." Lalu dia kembali memagut bibir Shona.     

"Uffhh … baguslah kalau begitu … mmmgghh …." Serafima lega. Biasanya, ketika dia dan Jovano melakukan kegiatan intim, Jovano akan membuat formasi yang bisa menyelubungi ruangan mereka sehingga suara birahi mereka tak akan bisa terdengar dari luar.     

"Sayank-sayankku, bagaimana jika kalian berbaring sekarang?" Usai Jovano mengatakan usul itu, tiba-tiba di bawah mereka sudah ada kasur busa empuk yang luas.     

Shona dan Serafima pun patuh dan berbaring menghadap ke atas. Jovano berlutut di antara tubuh kedua wanita itu dan kini dia bisa lebih leluasa mencumbui apapun yang dia mau dari kedua wanitanya.     

Shona di sebelah kiri, menerima cumbuan bibir Jovano pada payudaranya, sedangkan Serafima yang berada di kanan, masih mengerang ketika jemari Jovano kian agresif pada area intimnya, mengelus giat di sana.     

Hingga akhirnya, Jovano lebih dahulu menyetubuhi Serafima sebagai wanita pertama dia, dan Shona yang berbaring di sisi Serafima, kini gantian menerima elusan agresif dari jari Jovano pada bagian pekanya di selatan sana.     

Ketika belasan menit berlalu, Jovano mengganti posisi, kini dialah yang terbaring di kasur, sedangkan Shona menduduki pusaka jantannya dan bergerak dinamis di atas benda berurat panjang dan besar itu.      

Sementara … Serafima menyerahkan bagian intimnya agar bisa dimanjakan lidah Jovano dalam posisi face-sitting pada lelakinya, sambil dia memunggungi Shona yang sedang bergerak aktif dalam posisi woman on top.     

Mulai terdengar lebih nyaring erangan dari kedua wanita, saling bersahutan menimpali geraman mendalam dari suara Jovano sembari lelaki itu terus memberikan pelayanan maksimal terhadap mutiara mungil nan peka milik Serafima di bagian selatannya.      

Mereka, kedua wanita itu bergumul dengan Jovano secara bergantian. Tak ada lagi kesempatan untuk merasakan cemburu karena Jovano bisa melakukannya secara adil pada mereka berdua. Tidak ada yang diabaikan olehnya dalam kegiatan itu.     

Hingga akhirnya, Jovano pun membuat kedua wanita itu orgasme bergantian sebelum akhirnya dia sendiri yang mendapatkan klimaks. Namun, rasanya malam masih cukup panjang untuk mereka sehingga mereka terus dan terus mengulangi aktivitas menyenangkan itu sebelum akhirnya kembali ke alam mimpi masing-masing untuk benar-benar tidur setelah kelelahan.     

Pada pag harinya, Jovano bangun dan membisikkan sesuatu pada telinga mereka berdua, "Nanti lagi, yah!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.