Devil's Fruit (21+)

Threesome Kebablasan [21+]



Threesome Kebablasan [21+]

0Fruit 1328: Threesome Kebablasan [21+]     

Jovano berhasil juga melakukan kegiatan threesome dengan kedua wanitanya, Serafima dan Shona, meski di alam mimpi. Namun, ini merupakan sebuah kemajuan dari wanita pertamanya, Serafima, untuk bersedia melakukannya, mengesampingkan sifat cemburuan gadis nephilim itu.     

Semenjak itu, setiap ada kesempatan datang ke alam mimpi, Jovano akan mengajak keduanya untuk melakukan kegiatan bertiga nan membara itu.     

Karenanya, Jovano memutuskan untuk tinggal beberapa waktu di rumah Egrima, apalagi sepertinya Gavin masih betah dengan penyihir perempuan itu.      

Menurut Jovano, tak perlu terburu-buru mencari Kristal jiwa milik ibunya. Mereka bisa menetap dulu di hunian Egrima sambil mengumpulkan informasi dari si penyihir perempuan itu.     

Mereka tidak perlu keluar dari rumah itu untuk menghindari terjadinya perjumpaan dengan sosok lainnya entah itu penyihir ataupun iblis, karena alam ini katanya sering dilawati oleh para iblis yang mencari kesenangan.     

Selama Jovano dan kelompoknya terus berdiam diri di dalam rumah Egrima, penyihir itu juga mulai menutup pintu rumahnya untuk penyihir lain.      

Biasanya, penyihir lain yang melihat gelagat macam itu sudah terbiasa. Artinya, rekan mereka ada yang sedang memiliki 'tamu'. Maka, mereka tidak akan mengulik lebih jauh dan membiarkan urusan masing-masing saja.     

Meski begitu, Egrima akan tetap menjalankan perintah dari Jovano untuk memberikan beberapa informasi yang Jovano butuhkan.     

Sekarang, karena ketiga orang itu sudah mulai terbiasa dengan kegiatan threesome, Serafima dan Shona juga sudah lebih terbiasa satu sama lainnya.     

Seperti hari ini, ketika Jovano membawa mereka ke alam mimpinya, kedua wanita itu mulai saling menyentuh satu sama lain sembari Jovano mencumbu salah satunya.      

Bahkan, ketika Jovano sedang menghentak liang Serafima, Shona yang berada di dekat mereka, berjongkok ke arah Serafima dan meremas payudara Serafima.     

Awalnya Serafima diam saja mengawasi Shona, namun dia kemudian memberikan respon dengan mengusap pipi Shona sambil tersenyum binal.     

Lalu, tangan Shona menjulur ke selangkangan Serafima dan mengusap lembut mutiara mungil Serafima sembari Jovano masih menghentak di sana tanpa jeda.     

Mendapatkan dua 'serangan' nikmat sekaligus, Serafima tidak ragu-ragu mengerang keras-keras sambil menatap birahi pada Shona.     

Jemari lentik Shona terus mengusap-usap benda peka Serafima sambil terkekeh nakal ke Serafima dan perlahan mengecup pucuk payudara bibinya sebelum mengulumnya.     

Jovano melihat semua adegan itu. Meski dia bingung dan merasa aneh, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.     

Bahkan, ketika Jovano sedang berganti ke Shona, saat gadis itu menungging menerima dorongan pusaka jantannya, Shona menyuruh Serafima rebah di depannya sembari membuka dua kakinya lebar-lebar.     

Dan pemandangan berikutnya cukup membuat mata Jovano terbelalak lebar. Shona memanjakan area intim Serafima dengan jari dan lidahnya. Anehnya, Serafima tidak menolak dan malah mengerang nikmat atas perlakuan Shona padanya.     

Jovano bertanya-tanya, apakah ini sesuatu yang benar?     

Oke, mungkin ini seharusnya menjadi tanda positif bahwa Serafima sudah bisa menerima Shona dan nyaman dengan acara bertiga mereka begini, ya kan?     

Namun, di momen threesome lainnya, mendadak ketika Jovano kembali menghentak Shona dalam posisi doggy-style, Shona memunculkan sebuah alat semacam ikat pinggang yang dia pakai pada pinggangnya dan di bagian tengahnya ada benda mirip dild0.     

"I-itu … apa, Sho?" tanya Serafima dengan wajah heran ketika melihat Shona memunculkan benda itu secara tiba-tiba saat dia baru saja dimanjakan lidah dan tangan Shona seperti sebelumnya.     

"Ini? Namanya cock belt atau kadang ada yang menyebutnya d1ldo harness, Sis. Ayo kita coba, agar Sista juga enak dan tidak menganggur. Hi hi!" Shona pun menenggelamkan batang jantan palsu itu ke dalam liang Serafima setelah melumuri dulu dengan ludahnya.     

"Aaanghh … Sho … mmgghh …." Serafima melenguh sambil menatap wajah Shona di atasnya.     

"Apakah sakit, Sis?" tanya Shona menatap Serafima di bawahnya.     

"Ungghh … tidak, tidak sakit, kok! Hanya merasa aneh." Pandangan Serafima mulai sayu.     

"Hi hi … tak apa, Sis. Nanti kau akan terbiasa juga dengan ini. Nah, apakah ukuran ini sudah sama dengan milik … ummghh … Jo?" Shona melirik ke belakang dimana ada Jovano masih menusuk-nusukkan pusakanya pada liang sempit Shona.     

"Aaanghh … iya, ini … ini seukuran dengan Jo … aanghh …." Serafima mulai mendongakkan kepala sambil pejamkan mata dan memeluk Shona.     

Betapa bimbangnya Jovano melihat adegan tak terduga di depannya ini!      

-0-0—00—0-0-     

"Dad, aku benar-benar butuh saran dan pemikiranmu." Jovano mendatangi ayahnya yang sedang berada di Alam Cosmo untuk menemani Andrea yang masih tertidur panjang menanti Kristal jiwanya.     

"Kenapa, Jo? Sepertinya kau sedang menghadapi masalah begitu pelik. Apakah ada masalah di luar sana?" Dante bertanya saat putranya mendatangi dia di pondok es.     

Jovano menggeleng tapi kemudian mengangguk. "Aku … aku nggak tahu apakah ini patut disebut masalah pelik atau enggak, soalnya ini … ini … oke, ini nggak berkaitan ama Mom, jujur aja sih!"     

Segera, Dante bisa meraba kira-kira apa masalahnya. Pasti mengenai keributan dua wanita yang memperebutkan putranya. Yah, dia bisa memaklumi karena namanya wanita itu tidak akan sudi membagi lelakinya dengan wanita lain.     

Meski ini juga berlaku dengan pria itu sendiri. Dulu pun dia begitu murka ketika mengetahui Andrea bersama Giorge. Namun, untung saja mereka menemukan solusi mengenai itu dan bisa saling mengerti satu sama lain.     

Sepertinya, Dante harus memberikan nasehat tak hanya pada putranya namun juga pada kedua wanita Jovano.     

"Jadi, begini, Jo … yah namanya berbagi lelaki itu memang susah diterima wanita, namun jika kau bisa—"     

"Kami sudah melakukan threesome, Dad," potong Jovano cepat karena sepertinya sang ayah tidak mengerti apa sebenarnya yang menjadi pusat persoalannya.     

"Ohh! Kalian bahkan sudah saling mengerti dan menerima sehingga melakukan threesome!" Dante tidak menyangka putranya bergerak cepat dan lebih maju pemikirannya ketimbang dia dulu.     

"Ya, aku sudah berhasil membawa mereka melakukan threesome meski itu masih di alam mimpiku saja, Dad."     

"Ya, tak apa. Di alam mimpi adalah sebuah langkah awal yang bagus agar mereka terbiasa nantinya di alam nyata. Lalu, apa yang menjadi masalah bagimu, Jo?"     

"Belakangan ini, mereka seperti menikmati satu sama lain, Dad! Bahkan di depanku, saat aku sedang menyetubuhi salah satunya!"      

"Hah? Bagaimana? Dad kurang paham maksud ucapanmu."     

"Jadi, Dad … ketika aku sedang menyetubuhi Sho, malah Sho main nakal ke Sera dengan menjilati anunya dan kemarin bahkan Sho mengeluarkan alat seperti p3nis dan menyodokkannya ke Sera sambil aku juga menyodok dia, Dad!" Akhirnya, Jovano menceritakan semua kejadian absurd itu.     

Dante tertawa kecil, "Ha ha ha! Wanita jaman sekarang memang sungguh berpikiran maju, yah Jo! Visi misi mereka kadang jauh melebihi kita para lelaki."     

"Dad, tolonglah … aku tak suka melihatnya. Aku nggak mau mereka malah main sendiri nantinya di belakang aku dan … aku tak mau mereka menjadi lesbian! Aku harus bagaimana, Dad?"     

"Ohh, itu gampang saja, Jo. Kenapa kau tidak menggandakan diri saja?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.