Devil's Fruit (21+)

Belajar Menggandakan Diri



Belajar Menggandakan Diri

0Fruit 1329: Belajar Menggandakan Diri     

Dikarenakan Jovano risih dengan tindakan Shona dan Serafima saat mereka melakukan threesome di alam mimpi, pemuda itu sampai menemui ayahnya di Alam Cosmo untuk meminta saran agar dua wanitanya tidak terjerumus menjadi pasangan lesbi.     

"Dad, tolonglah … aku tak suka melihatnya. Aku nggak mau mereka malah main sendiri nantinya di belakang aku dan … aku nggak mau mereka menjadi lesbian! Aku harus gimana, Dad?"     

"Ohh, itu gampang saja, Jo. Kenapa kau tidak menggandakan diri saja?"     

"Hah? Gimana? Menggandakan diri?" Mata Jovano melebar demi mendengar usul dari ayahnya.     

Dante menganggukkan kepala dan berkata, "Ya, gandakan saja dirimu, boy! Menurutku, itu satu-satunya solusi terbaik dalam kasusmu. Jadi, mereka tidak sempat main nakal di depanmu karena sudah kau sibukkan dengan dirimu."     

Jovano terdiam mendengar usul ayahnya. Menggandakan diri. Ya, kenapa itu tidak terpikirkan olehnya sejak kemarin? "Sepertinya itu memang usul yang sangat sempurna, Dad."     

"Nah, apa Daddy bilang, kan?" Dante terlihat bangga karena berhasil memberikan solusi pada putranya.     

Mungkin di dunia ini sangat jarang bila ada seorang anak meminta solusi mengenai percintaan dan persenggamaan dia pada orang tuanya. Namun, keluarga Dante memang cukup terbuka mengenai itu.      

"Dad, apakah kau juga melakukannya?" Jovano melirik ayahnya, meski di hatinya dia sudah memiliki jawaban. Dia hanya ingin mengetahui apakah ayahnya cukup jujur padanya akan hal semacam ini.     

"Ya, ha ha ha! Dad beberapa kali melakukan penggandaan diri ketika bercinta dengan ibumu." Rupanya Dante mau terbuka mengenai ini ke putranya. Lanjutnya, "Yah, tepatnya itu Dad lakukan sesudah … Gio sudah tak ada. Karena Dad pikir, mungkin mommy kamu rindu akan kegiatan threesome kami dulunya dengan Gio, jadi apa salahnya melakukan itu dengan cara penggandaan diri. Daripada mommy kamu mencari lelaki lain."     

"No, Dad, sepertinya mom nggak akan pernah bisa lagi jatuh cinta ke lelaki lain selain Dad dan Papa Gio. Aku yakin penuh tentang ini. Dad bisa tenang." Jovano mengatakan dengan wajah santai.     

Karena pemikiran Andrea terkadang bisa 'bocor' dan terhubung dengan putranya, Jovano, sehingga sang putra mengetahui persis bagaimana jalan pikiran ibunya. Ini sudah terjadi semenjak Jovano masih berada di dalam kandungan.      

"Ahh, ya baguslah kalau memang mommy kamu berpikiran begitu. Daddy tenang. Tapi, Dad melakukan penggandaan diri saat bercinta dengan mommy kamu juga atas dasar sebagai variasi saja, kok Jo, agar tidak bosan."     

"Ohh? Begitu, yah Dad?"     

"Ya, kadang Dad yang menggandakan diri, kadang pula mommy kamu yang membuat kloning dirinya."     

"Mom begitu? Menggandakan dirinya sendiri?"     

"Ya, dan itu luar biasa, ha ha ha …."     

"Maksudmu luar biasa, Dad?"     

"Yah, agar kau tahu, Jo … bahwa terkadang lelaki memiliki fantasi liar mengenai dua wanita yang bermesraan dengan sensual di depan mata kami. Terasa ada rangsangan tersendiri ketika itu disodorkan di depan Dad saat melihat dua mommy kamu asik bercumbu dan saling menyentuh."     

"Ya … itu pastinya aman-aman saja bagi Dad karena mom kan tak mungkin menjadi lesbian. Kalaupun memang menjadi lesbian pun itu dengan dirinya sendiri, jadi Dad akan aman-aman saja."     

"Menurutmu begitu?" Mata Dante menyipit. "Bagaimana jika mommy kamu menjadi lesbian dengan kloningnya sendiri dan dia akhirnya tidak butuh Dad? Apa kau pikir itu akan aman-aman saja?"     

"Ohh, iya juga, yah! Ha ha … ternyata itu juga sesuatu yang riskan, yah Dad." Jovano menyadari celah pada pemikirannya.     

Dante mengangguk dan meneruskan, "Tidak masalah apabila wanita-wanita kita melakukan ciuman atau sentuhan antar mereka, asalkan itu dilakukan secara jujur di depan mata kita dan tetap menganggap kita adalah yang paling utama dan sentuhan antar mereka hanyalah sebuah variasi saja. Sekedar bunga pemanis persenggamaan semata."     

Jovano mengangguk-anggukkan kepala. "Saran Dad emang oke, sih! Tapi, Dad … yang jadi pusat permasalahan kemudian nih … aku nggak tahu cara menggandakan diri!"     

"Ohh, astaga, ha ha ha!" Dante tertawa lepas mengetahui persoalan utama selanjutnya dari sang putra.     

"Dad, jangan tertawa saja, beri aku metode untuk bisa ngelakuin itu, Dad! Aku bisa kacau kalau terus-terusan melihat mereka malah asyik sendiri di depanku."     

"Baiklah, baiklah, Dad akan coba beri metode paling mudah untukmu." Kemudian, Dante mulai mengatakan langkah demi langkah untuk Jovano lakukan agar pemuda itu bisa menggandakan diri.     

Jovano mendengarkan dengan penuh seksama segala ucapan ayahnya mengenai itu dan mencoba mempraktekkannya.      

"Ughh! Gagal, Dad! Setiap udah terbentuk kloning, cuma bisa bertahan beberapa detik aja. Kan sebel kalau gitu, Dad!" Jovano cemberut.     

"Yah, mau bagaimana lagi, caranya cuma itu saja. Dad tak memiliki metode lainnya."     

"Nggak ada yang lebih dan lebih mudah lagi, Dad? Ini butuh konsentrasi membagi pikiran dan fokus dalam satu waktu ke dua tubuh sekaligus, Dad. Itu … ternyata susah!"     

"Ya, memang susah. Sana, pelajari saja di luar. Dad ingin menemani mommy kamu di sini dengan tenang." Dante mengusir halus putranya. Dia ingin kembali memandangi wajah istrinya dengan khidmat tanpa terganggu siapapun.     

"Astaga, Dad! Aku minta sedikit waktumu saja, kau sudah ribut begitu, haisshh!" Jovano mengalah dan keluar dari pondok es. Namun, dia tidak ingin keluar dari alam Cosmo dan bertekad harus menguasai jurus penggandaan diri dulu, barulah dia akan keluar ke alam nyata setelah mahir.     

Namun, ternyata perjuangannya sungguh menguras tenaga dan pikiran. Terutama pikiran.      

"Kenapa mom dan dad kayak gampang banget ngelakuin itu, yah? Apakah karena dad udah nerima darah iblis full dari opa? Tapi, darah di tubuh mom kan juga nggak full darah iblis, masih ada manusianya, kan? Ehh, tapi darah mom udah 90 persen darah iblis, sih? Hm, jadi, gegara darahku gak sepenuhnya darah iblis, aku jadi rada susah ngebuat kloning?"     

Jovano terus merenungkan ini, hingga tidak terasa dia sudah terlalu lama berada di Alam Cosmo. Khawatir jika rekan kelompoknya mencari-cari dia, maka dengan terpaksa dia pun kembali ke alam penyihir.     

"Jo! Astaga, kau ini kemana saja?" Lihat, Serafima sudah menanyakan ini padanya.     

"Bukannya aku sudah bilang aku akan ke Cosmo?" Jovano menjawab wanita pertamanya.     

"Huh? Kau yakin pamit padaku? Atau ke Sho?" Wajah Serafima mulai keruh.     

Astaga, beginilah susahnya memiliki wanita lebih dari satu, salah sedikit saja bisa jadi huru-hara. Alhasil, Jovano harus menghabiskan beberapa jam untuk merayu dan menenangkan Serafima.     

Karena Jovano belum juga berhasil menguasai ilmu penggandaan diri, dia tidak mengajak dua wanitanya saling bertemu di alam mimpi seperti yang sudah-sudah. Mereka digauli secara terpisah.     

Dan jika Jovano memiliki waktu luang, dia akan pamit ke Cosmo untuk melatih penggandaan diri.     

-0-0—00—0-0-     

Tak terasa sudah hampir seminggu mereka berdiam diri di rumah Egrima.     

"Bagaimana dengan informasi yang aku inginkan?" tanya Jovano pada Egrima.     

"Arah tempat Tuan Muda katakan itu merupakan daerah bangsawan iblis berkumpul. Aku tidak bisa leluasa pergi ke sana, karena hanya penyihir spesial saja yang bisa memasuki kawasan itu." Egrima menjelaskan.     

Jovano diam merenung. Kristal ibunya berada di kawasan tempat para bangsawan iblis berkumpul. Hm, dia harus menyusun strategi agar bisa menyusup ke sana tanpa menimbulkan kehebohan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.