Devil's Fruit (21+)

Gavin si Budak Rendahan



Gavin si Budak Rendahan

0Fruit 1334: Gavin si Budak Rendahan     

Molof rupanya mengenali Jovano sebagai cucu dari King Zardakh, salah satu dari 5 raja kerajaan iblis Lust terbesar di Underworld.     

Jovano tak tahu, apakah Molof ini kawan atau lawan. Namanya boleh terkenal di Underworld, namun sebagian iblis di sana pun tidak menyukai Jovano yang memiliki darah malaikat, berikut dengan sedikit kemampuan malaikat itu sendiri di tangan kanan Jovano.      

"Ahh, karena kalian dari Orbth, mari masuk ke dalam! Tentu saja kalian patut masuk ke dalam, tak usah pakai undangan!" Molof mempersilahkan Jovano dan Gavin untuk melangkah masuk ke kastil mewah tersebut.     

Penjaga yang awalnya gahar pada Jovano, kini tundukkan kepala dengan khidmat ketika Jovano melewatinya.     

"Jadi, Pangeran Muda ini sedang beranjangsana ke alam ini rupanya." Molof berujar sembari mereka bertiga masuk ke dalam.     

"Ya, hanya sekedar berjalan-jalan saja, kudengar ada alam yang dihuni banyak iblis lust di sini, maka dari itu, aku hanya ingin sekedar tahu dan melihat saja, apalagi tempat ini konon sangat tersohor." Jovano yang pandai bicara segera menebar napas manisnya.     

Molof tertawa ringan sambil kemudian berkata, "Ha ha ha, yah tempat ini memang kian lama kian terkenal sampai ke Underworld. Ini tentunya berkat saranku ke pemiliknya, loh Pangeran Muda!"     

"Ohh, rupanya kau penggagasnya!" Jovano berlagak terkejut. Dia semakin waspada dengan Molof yang ternyata orang penting di tempat ini.     

"Ya. Aku yang memberi saran ke Yang Mulia Alphegor untuk mendirikan kastil ini di alam khusus yang dipunyai leluhurnya." Molof menjawab dengan sikap bangga, seakan bisa melakukan hal paling hebat, terutama bisa berteman baik dengan cicit dari pemilik alam ini.     

Jovano sudah pernah tahu bahwa alam penyihir ini sama sekali bukan alam milik Semesta, namun milik seorang bangsawan iblis Underworld. Ternyata dari leluhur iblis Alphegor.      

Namun, jujur saja Jovano tidak mengenal siapa itu Alphegor. Dari kerajaan mana dia? Apakah salah satu kerajaan besar seperti milik kakeknya? Nanti akan dia cari tahu mengenai itu.     

Molof cukup banyak berceloteh sembari mereka terus menelusuri lorong panjang dan berkelok-kelok hingga akhirnya mereka menemukan semacam lift namun itu terbuat dari kabut hitam pekat hingga mirip seperti awan dan tanpa dinding di sekelilingnya.      

"Wah, rupanya ini lift ala iblis!" Gavin tak bisa menahan keterkejutannya. Dia memang orang yang mudah ceplas-ceplos, apalagi jika di dekatnya ada orang kenalannya yang bisa dia andalkan, seakan tiada takut.     

Molof mengerutkan kening sambil menatap tak suka pada Gavin saat mereka hampir mencapai bagian lift. "Kau, sebaiknya budak seperti kau ini jangan seenaknya bicara di sini."     

Jovano dan Gavin sama-sama terkejut, namun Jovano masih bisa menyamarkan dibandingkan Gavin yang melotot kaget.      

"Aku? Budak?" tanya Gavin dengan alis terangkat tinggi-tinggi, seakan tak rela dengan apa yang dikatakan Molof.      

"Ya, kau ini pastinya budak rendahan dari Pangeran Muda Jovano, kan?" Molof menatap Gavin dengan pandangan merendahkan sekaligus jijik.     

Betapa murkanya Gavin dikatakan sebagai budak rendahan. Dia sudah maju, hendak berkonfrontasi dengan Molof, namun Jovano lekas menahannya.     

Jovano berkata pada Molof, "Ohh, maaf, mungkin sekedar untuk meluruskan saja, Pangeran Molof, Gavin ini bukan budakku, apalagi yang jenis rendahan. Dia adalah adikku."     

"Ehh! Adik Pangeran Muda?" Wajah Molof menunjukkan raut terkejut. "Benarkah? Tapi, yang aku dengar, adik-adik Pangeran Muda perempuan semua." Keningnya berkerut sambil ketiganya berdiri pada kabut seperti awan hitam pekat.     

"Lantai?" Sebuah suara berat dan dalam menggema di situ.     

"12," jawab Molof dan suara itu tidak berkata apa-apa lagi. Hanya ada pergerakan naik dari awan hitam yang mereka naiki saat ini ke arah atas.     

Iblis memang bisa terbang, namun itu tetap saja membutuhkan energi mereka sama seperti berjalan pada manusia. Meski begitu, terbang masih lebih banyak mengonsumsi energi dibandingkan berjalan. Maka dari itu, jika memang tidak penting-penting sekali, iblis tidak akan terbang dan memilih berjalan saja.     

"Ya, adik-adikku memang perempuan, namun Gavin ini bukan adik kandung. Dia sudah kuanggap seperti adikku sendiri." Jovano terpaksa menyampaikan ini. Jika bukan karena Gavin disalahpahami sebagai budak semata, mana mau Jovano banyak berkoar mengenai ini dan itu? Dia ingin bisa serahasia mungkin di tempat ini.     

Tapi, namanya iblis, jaringan mereka sangat kuat, melebihi kemampuan internet yang digunakan manusia. Jika internet masih membutuhkan jaringan secara fisik berupa kabel ataupun nirkabel.     

Iblis cukup memakai energi pikiran mereka untuk berkomunikasi dengan iblis lainnya meski sangat berjauhan, terutama bagi iblis kelas atas dan sudah berumur ratusan tahun.     

Kekuatan iblis sangat besar dan di luar nalar manusia. Meski begitu, malaikat adalah tandingannya. Iblis tidak bisa membunuh manusia secara langsung, atau Bos Besar bisa memusnahkan iblis itu dalam sekedipan mata saja.     

Bos Besar sejak awal sudah mengijinkan iblis untuk menggoda manusia, namun hanya cukup itu saja, tak boleh melangkah lebih dari itu atau akan segera dibinasakan tanpa sisa.     

Ini berbeda dengan anak iblis yang sudah bercampur dengan manusia. Karena mereka akan terlahir secara fisik, namun biasanya kekuatan milik orang tua iblis mereka masih terbawa di genetic mereka, sehingga yang seperti inilah yang dianggap berbahaya bagi Nirwana.     

Oleh sebab itu, untuk mengurangi populasi manusia yang terduga sudah berkawin dengan iblis entah dengan cara apapun itu, maka Nirwana memberikan tugas bagi kaum Nephilim untuk memusnahkan keturunan-keturunan iblis yang ada di bumi jika para Nephilim itu hendak naik ke surga dan diakui menjadi malaikat.     

Dikatakan dulunya, Bos Besar sangat marah akan adanya kaum Nephilim. Bos Besar hampir memusnahkan mereka semua tanpa ampun, namun maha pengasih dari Bos Besar akhirnya muncul dan membiarkan Nephilim tetap hidup, namun harus di alam tersendiri, oleh karena itu ada alam Antediluvian yang hanya dihuni kaum Nephilim, agar tidak mengganggu manusia.     

Kembali ke Jovano, Molof masih ingin tahu mengenai Gavin. Namun, lift awan itu sudah tiba di lantai 12 dan mereka pun berjalan menyusuri lorong demi lorong yang panjang.      

Ini dimanfaatkan Molof untuk 'menginterogasi' mengenai Gavin. "Ohh, rupanya adik angkat Pangeran Muda!" Molof berlagak terkejut dan meneruskan, "Lalu, bolehkah aku mengetahui siapa orang tuanya? Apakah kalangan kaum bangsawan di Orbth?"     

"Ayahnya adalah salah satu panglima utama di kerajaan kakekku." Jovano menjawab tanpa menutupi.     

"Ahh … rupanya anak dari seorang panglima …." Molof menyahut, namun dari nada suaranya, dia masih terdengar merendahkan Gavin, meski mengetahui ayah Gavin adalah panglima utama. Mungkin baginya, panglima tetaplah panglima, bukan bagian dari trah bangsawan, meski ada juga bangsawan yang ikut andil di ketentaraan kerajaan mereka, namun bukan sebagai panglima semata, melainkan jenderal besar yang membawahi para panglima dan semua prajurit. Myren adalah salah satu contohnya.     

"Ya, begitulah." Jovano menepuk bahu Gavin sambil berikan senyum ke Gavin agar pemuda itu bersikap tenang. Mereka memiliki misi penting, jangan berkelahi atau membuat masalah di sini.     

"Tapi … aku seperti mencium bau … manusia di dia?" Molof memiringkan kepalanya. Matanya berbinar sekejap usai mengatakan itu. Apakah dia hendak melahap Gavin?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.