Devil's Fruit (21+)

Memunculkan Kehebohan Melalui Buah Energi Roh



Memunculkan Kehebohan Melalui Buah Energi Roh

0Fruit 1343: Memunculkan Kehebohan Melalui Buah Energi Roh     

Situasi Gavin gawat saat ini. Lawannya adalah iblis kriminal bernama Gargadon.     

Meski tubuh Gargadon tergolong cebol, namun ternyata kekuatannya justru terkumpul pada kakinya yang mampu melontarkan daya hentak cepat seakan itu sistem akselerasi yang setara dengan mesin jet.      

Dengan adanya akselerasi itu, maka Gargadon dengan mudah menubrukkan tubuhnya yang kuat ke Gavin sehingga pemuda cambion itu pun terpental. Atau Gargadon cukup menggunakan akselerasi di kakinya sambil meninju Gavin.     

Dan itu semua dilakukan dalam tempo yang singkat dan hanya sekedipan mata saja. Seolah, Gargadon bisa melakukan teleportasi ke berbagai sudut di arena ini karena saking cepatnya.     

Jovano hanya bisa diam sambil meremas tangannya yang terkepal sambil menggigit bibir bawahnya menahan rasa ingin menyelamatkan Gavin.     

Tapi, alih-alih melakukan penyelamatan, Jovano bertanya kepada Alphegor, majikan dari Gargadon. "Baginda Alphegor, bagaimana jika temanku kalah di babak ini?"     

Alphegor menoleh santai dan tersenyum menyebalkan di mata Jovano sambil ia menyahut, "Kalau teman Pangeran Muda kalah, maka dia harus memilih satu dari dua pilihan dariku."     

"Ohh? Apa itu?" tanya Jovano makin penasaran.      

"Satu, dia aku bunuh. Dan dua, dia menjadi budakku." Secara santai, Alphegor mengatakan demikian.     

Mata Jovano membelalak tajam saat mendengar 2 opsi yang ditawarkan Alphegor. Apakah iblis keriput itu bersungguh-sungguh mengenai kedua pilihan tadi? Atau dia hanya asal bicara saja untuk menekan Jovano karena Gavin telah membunuh 2 budak Alphegor sebelumnya di arena?     

Berusaha menekan emosinya, Jovano menarik napas dan berkata, "Ohh, rupanya demikian. Hn, baiklah. Kalau begitu aku tenang."     

Alphegor dan Molof sama-sama menoleh ke Jovano dengan tatapan bingung. Apakah bocah ini tidak ingin temannya selamat? Kenapa kesannya Jovano malah lega jika si teman mati?     

Tapi, alih-alih khawatir akan Gavin, reaksi Jovano malah lebih tenang dan menyembulkan senyuman di bibirnya seraya terus menatap ke arena di bawah sana, seakan dia tidak akan merasakan kesedihan apapun jika Gavin celaka dan tewas.     

Sementara itu, Gavin di arena masih terus berjuang. Yah, berjuang agar tetap sadar, dan juga berjuang mencari cara mengalahkan Gargadon. Minimal, dia harus bisa menghindari serangan cepat Gargadon.      

Saat ini, Gargadon menyeringai senang ketika dia merasa dirinya sedang berada di atas angin. Terlebih saat matanya melihat bagaimana Gavin berhasil menjadi bulan-bulanan dia sejak kakinya menapaki arena.      

Tubuh Gavin sudah babak belur dengan lebam dan darah sudah hampir memenuhi seluruh sudut badan pemuda itu. Kesadarannya di ujung tanduk beserta energi yang kian melemah.      

Dengan cepat, Gavin mengeluarkan Buah Energi Roh dari cincin penyimpanannya.      

Dhuakk!     

Belum sempat Gavin menggigit buah itu, dia sudah diseruduk dan ditinju Gargadon. Buah langka di tangannya berpindah ke tangan Gargadon.      

Penonton segera membelalakkan mata ketika mereka menyadari apa yang tadi dikeluarkan Gavin.     

"Buah … Buah Roh!" seru penonton sembari telunjuknya secara dramastis menunjuk ke arah buah yang kini sudah di tangan Gargadon.     

"Benar! Itu Buah Roh yang sangat langka itu!"     

"Apakah mataku sedang mendustai aku?"     

"Buah Roh, ya iblisku!"     

"Bagaimana mungkin bocah kecoak seperti dia bisa memiliki buah langka itu?"     

Mendadak saja tribun penonton gempar akan hadirnya buah langka tersebut. Andaikan mereka tahu berapa hektar kebun yang ditanami Buah Energi Roh di alam Cosmo, mereka pasti akan kejang-kejang tak percaya.     

Sementara penonton sedang riuh akan kemunculan buah roh dari penyimpanan Gavin, Gargadon malah terbahak dan menelan buah itu bulat-bulat seakan tidak butuh mengunyahnya. Para penonton menyaksikan adegan itu dengan liur menggantung di sudut bibir mereka, terutama penonton ras iblis.     

Mana mungkin sebagai iblis mereka tidak mengetahui legenda mengenai buah roh? Meski mereka telah diceritakan secara turun-temurun oleh para leluhur dan orang tua mengenai Buah Energi Roh, berikut dengan gambar buah tersebut, tentu saja mereka langsung bisa mengenali buah berwarna pelangi itu.     

Napas Gavin terengah-engah ketika dia harus menatap buah yang seharusnya untuk dirinya, tapi malah dilahap Gargadon begitu saja. "Kau! Kembalikan buahku! Kau pencuri tak tahu malu!" seru Gavin dengan mata melotot di sisa tenaganya.      

Dari penampakan pemuda cambion yang begitu marah ke Gargadon, bisa diasumsikan bahwa Gavin sangat membutuhkan buah tersebut.      

Ini membuat Gargadon tertawa keras mengejek Gavin. "Ha ha ha! Pencuri? Lalu … apakah kau akan memanggil penegak hukum di sini? Ketahuilah bocah busuk, di sini tidak ada sistem hukum apapun, jadi jangan harap kau bisa melaporkan aku. Untuk sebuah ini saja kau hendak memperkarakan aku? Kau harus bertanya dulu kepada Tuan Yang Mulia Alphegor jika ingin memperkarakan aku!"     

Lalu, ucapan ejekan dari Gargadon itu disambung tawa riuh penonton. Gavin hanya bisa menatap penuh benci pada semua yang ada di tempat itu, selain Jovano, tentunya.     

"Kenapa? Apa kau pikir aku akan gentar jika kau tatap tajam itu, bocah busuk tolol dan lemah? Wa ha ha ha!" Tawa Gargadon semakin keras dan penonton pun turut mendukung dengan ikut tertawa pula.     

Lalu, sudut mulut Gavin munculkan seringaian saat dia mengeluarkan Buah Energi Roh berikutnya. Namun, kali ini, Gavin lekas melahapnya secepat yang dia sanggup.     

Mata Gargadon dan yang lainnya melotot hampir copot dari rongganya saat Gavin dengan santainya mengeluarkan buah tersebut seolah bapaknya Gavin memiliki kebun buah tersebut entah di mana.     

"Kenapa bocah itu bisa punya banyak Buah Roh?" Molof sudah tidak bisa mengendalikan keterkejutan yang telah dia tahan sejak tadi saat Gavin mengeluarkan Buah Roh untuk yang pertama kalinya.      

"Sebagai teman dan anggota kerajaan Orbth, mana mungkin dia tidak memiliki Buah Energi Roh?" Secara santai, Jovano menyahut Molof.     

Segera, Molof dan juga Alphegor menatap cepat ke Jovano. Mata mereka saling memicing dengan satu pemikiran, kerajaan Orbth sungguh kaya. Dan Jovano juga pastinya memiliki banyak kekayaan serta harta karun melimpah sebagai keturunan King Zardakh yang paling disayangi.     

Seketika, muncul ketamakan dari mata kedua iblis di samping Jovano. Mereka masing-masing merancang bagaimana caranya bisa menguasai cincin ruang milik Jovano maupun milik Gavin.     

Meski Alphegor cukup percaya diri dia lebih kuat dari Jovano yang hanya masih bocah bayi untuk ukuran usia iblis, tapi dia harus waspada dengan latar belakang Jovano. Kalau dia salah bertindak, tentu saja King Zardakh tidak akan membiarkan begitu saja. Maklum, kerajaan milik orang tua Alphegor masih kalah dari kerajaan Orbth.     

Jika dua kerajaan itu berperang, Alphegor yakin kerajaan ayahnya akan mudah dikalahkan, bahkan konon kerajaan Orbth sudah beraliansi dengan 2 kerajaan besar lainnya seperti Huvro milik ayah Pangeran Djanh dan Isvax milik ayah pangeran kembar.     

Dikatakan, 3 kerajaan besar itu bisa beraliansi dikarenakan keturunan kesayangan mereka menjalin pernikahan satu sama lain sehingga secara otomatis menyebabkan adanya hubungan dekat antara ketiganya.     

Berita mengenai ini sudah tersebar di Underworld, sehingga ada banyak kerajaan kelas menengah ke bawah di area kerajaan iblis lust, tidak ada yang berani bertingkah macam-macam dengan 3 kerajaan teratas di sana itu.     

Kini, Jovano hanya bisa memercayai kemampuan Gavin saja. Ia terus menekan kecemasan dan juga emosinya agar bisa mengecoh Alphegor serta Molof, menunjukkan wajah santai meski hatinya bergemuruh khawatir. Gav, kamu pasti bisa, ya kan? Jovano bertanya di hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.