Devil's Fruit (21+)

Keadaan pun Berbalik



Keadaan pun Berbalik

0Fruit 1344: Keadaan pun Berbalik     

Gavin memberikan pemandangan yang membuat penonton dan yang juga lawannya melotot heran dengan cara mengeluarkan buah roh yang langka di dunia iblis.     

Karena tak mau diserobot lagi oleh Gargadon, maka dia lekas saja melahap buah roh itu dan menelan dengan segera memanfaatkan keterkejutan iblis kriminal di dekatnya itu.     

"Kau! Bagaimana kau bisa memiliki banyak buah roh?" teriak Gargadon dengan pandangan iri dan dengki. Siapa sebenarnya pemuda di hadapannya ini? Apa latar belakangnya sehingga dengan mudahnya mengeluarkan buah langka nan dicari-cari tersebut?     

"Aku tak memiliki kewajiban menjawabmu, iblis rendahan!" teriak Gavin keras-keras sambil menunjuk ke wajah Gargadon.      

"Kau bocah bangs4t!" teriak Gargadon dengan penuh amarah. Dia bergegas melaju ke Gavin, hendak memberikan serangan seperti sebelumnya.     

Gavin juga bergegas menghindari terjangan Gargadon. Dia merunduk sambil berkelit.     

Dhuakk!     

Namun, upaya Gavin belum sepenuhnya membawa keberhasilan seperti yang dia mau. Dia masih saja terkena terjangan Gargadon meski hanya di tepi lengannya saja.     

Segera, dia terpental ke samping, namun Gavin lekas bangun dan mengeluarkan pil alkemia dari cincin ruangnya.     

"Itu … itu bau pil alkemia!" seru salah satu penonton.     

"Benar! Itu pil alkemia! Bahkan itu … bau itu … bau pil tingkat sempurna!" seru penonton lainnya di ujung lain tribun.     

Yang lainnya menyeru dengan heboh. Pil alkemia? Kenapa mereka seheboh itu mendengar pil tersebut? Seperti halnya Buah Energi Roh, pil alkemia juga merupakan pil langka.      

Pembuatan pil alkemia itu sangat rumit dan jarang ada iblis yang mampu mendalami ilmu bidang itu. Walaupun tetap ada, tapi jumlahnya sangat sedikit di Underworld, dan sosok iblis alkemis sangat dipuja di dunia iblis.      

Para penyihir yang pandai dalam ramuan sihir pun tidak bisa dengan mudah membuat pil alkemia. Pengkultivasian pil alkemia sungguh membutuhkan tidak hanya kepiawaian seseorang dalam mengendalikan api khusus, tapi juga konsentrasi luar biasa dalam tiap tahap pembuatannya.     

Iblis alkemis menjadi entitas langka dan sangat dihormati di Underworld. Begitu pula dengan pil buatan mereka. Berharga sangat melambung tinggi dan hanya kaum iblis bangsawan kaya saja yang bisa membelinya.     

Namun, kenapa bocah seperti Gavin bisa memiliki pil alkemia begitu? Bocah itu tadi sudah dengan gampangnya mengeluarkan beberapa buah roh, dan kini dengan gampangnya pula mengeluarkan pil alkemia tingkat sempurna.     

Dan karena Gavin sudah menelan pil luka tingkat sempurna, maka dalam hitungan detik saja, semua luka di tubuh Gavin sudah menghilang tanpa bekas, ditambah dengan mengonsumsi Buah Energi Roh, maka tidak bisa dielakkan lagi energi Gavin kembali penuh!     

Saat ini, Gavin bagai dia yang belum melawan siapapun sejak tadi. Tenaga dan penampilannya masih prima, seakan dia baru saja melangkah ke arena ini.     

"Apa kau sedang menyombongkan hartamu, huh!" teriak Gargadon sambil menerjang maju.     

Karena tenaga Gavin sudah sepenuhnya pulih, maka dia berhasil menghindari serangan terjangan Gargadon. "Mana ada kebutuhan bagiku untuk bersombong diri di depanmu? Mengeluarkan buah roh dan pil sempurna seperti tadi sama sekali bukan hal mewah untukku. Apakah ini mewah bagimu? Bagi kalian semua di sini? Benarkah? Sungguh aku terkejut kalau begitu."     

Ucapan acuh tak acuh dari Gavin kian memicu kedengkian dan kekesalan semua orang kecuali Jovano.     

Putra Andrea itu menahan tawa terbahaknya saat mendengar betapa cerdasnya Gavin me-roasting semua orang di sini. Bahkan ketika dia meliri ke arah Alphegor, iblis keriput itu seakan sedang menahan amarahnya. Wajah Alphegor sudah tidak sesantai tadi. Urat-urat di pelipisnya mulai menonjol keluar.     

Jangan ditanya mengenai Molof.     

Di arena, Gargadon sungguh marah mendengar ejekan dari Gavin. "Bocah bangs4t! Terima ajalmu!" Gargadon melejit ke depan untuk menghantam Gavin dengan tinjunya. "Kubunuh kau! Kuambil cincinmu!"     

Ya, kali ini, misi Gargadon tidak hanya ingin membunuh Gavin untuk membalaskan dendam Lyphm, tapi juga hendak merebut cincin ruang milik Gavin yang pastinya berisi banyak harta karun berharga.     

Gavin sudah siap akan serangan Gargadon dan mengambil tanah di sekitarnya untuk dijadikan tameng duri. Seketika, sekujur tubuhnya sudah dilindungi lapisan tanah yang mengeras dengan memiliki bilah-bilah pasak tajam di seluruh permukaannya. Dia bagaikan telur tanah berduri saat ini.     

Dhuakk!     

Gargadon menghantamkan tinjunya ke Gavin, dan berakhir dengan erangan tertahannya saat kepalan tangannya bertemu dengan pasak tajam di cangkang tanah Gavin.     

Sementara itu, meski Gavin terkena hantaman tinju Gargadon, namun dia masih terlindungi oleh cangkang tanah dia sehingga meski menubruk dinding arena buatan Alphegor, dia tidak merasa sakit karena teredam cangkang tanahnya.     

Gavin benar-benar bagaikan telur ayam yang masih berkungkung di dalam cangkangnya. Terlindungi dengan baik meski benturan keras dari lawannya terus membombandir dirinya.     

Berulang kali Gargadon harus mengerang menahan sakit ketika dia berkali-kali menubrukkan tinjunya ke cangkang berduri Gavin.     

Kini, tangan Gargadon mulai mengeluarkan darah. Cairan pekat warna hitam itu menetes turun dari tangan dan meresap ke tanah arena.     

Penonton menyeru heboh melihat tangan Gargadon mulai terluka. Padahal, Gargadon jarang bisa dilukai lawan-lawannya. Dia selalu ditakuti oleh lawannya di arena gladiator ini. Meski tubuhnya cebol, namun dia termasuk sosok mengerikan ketika dijadikan lawan. Biasanya lawan-lawan Gargadon yang tahu diri akan langsung menyatakan menyerah jika tahu mereka harus melawan Gargadon.     

Dan saat ini … si iblis mengerikan itu bisa terluka!     

Namun, Gavin tidak ingin pasif begitu saja. Saat Gargadon tengah tersengal-sengal dan kesakitan pada tangannya, dia melaju cepat membawa cangkang berdurinya ke Gargadon.     

"Arrghh!" Gargadon menjerit ketika dia tidak sempat menghindari serangan Gavin. Pasak duri tajam di sekujur cangkang tanah itu bisa memanjang dan memendek sesuka Gavin.     

Maka, ketika Gargadon mengira dirinya sudah berhasil menjauhi pasak duri tersebut, secara tidak disangka-sangka, pasak itu langsung memanjang dan melukai dirinya.     

Darah semakin mengucur keluar dari tubuh Gargadon. Jovano tersenyum lega melihat itu. Kini, situasi berbalik di arena. Tadi, Gavin yang berdarah-darah. Sekarang, lihat siapa yang mulai berdarah-darah!     

Gavin benar-benar tanpa ampun dalam memberikan terjangan serangan ke Gargadon. Kini giliran dia membalas semua rasa sakit yang tadi sempat dia rasakan ke Gargadon. Cangkang berdurinya terus menghantam tubuh Gargadon dan mengejar iblis kriminal itu.     

Sungguh keadaan sudah berbalik.     

Saat Gargadon semakin kewalahan dengan serangan Gavin, mendadak saja muncul pusaran debu membungkus Gargadon. Kemanapun Gargadon melarikan diri, maka pusaran debu itu terus melingkupi tubuhnya bagaikan itu sudah diberi lem agar terus menempel ke Gargadon.      

Hingga, Gargadon makin tersengal-sengal dan kelelahan. Dia berhenti di suatu sudut arena untuk mengatur napas sekaligus mengumpulkan kekuatannya lagi.     

Mendadak, debu itu pun mulai menghilang, tidak lagi mengepung ketat Gargadon. Gavin juga ikut berhenti dan masih bersembunyi di dalam cangkang tanahnya. Pemuda itu sungguh tidak kelihatan lagi keberadaannya.     

Saat Gargadon sedang memupuk kembali energinya, mendadak saja wajahnya mengejang tegang dan matanya melotot sambil dia berteriak kalut, "Arrghh! Arkkhhh!"     

"Kenapa dia? Kenapa?" Molof sampai julurkan tubuhnya di tepi pembatas tribunnya. Hatinya merasa terganggu dengan ekspresi kesakitan dari Gargadon. Jangan-jangan ….     

"Arrghhh!" Gargadon semakin memekik kesakitan dan berguling-guling di tanah dan dari segala lubang di tubuhnya, muncul darah hitam iblis.      

Apa yang terjadi dengannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.