Devil's Fruit (21+)

Zivena Ambruk



Zivena Ambruk

0Fruit 1396: Zivena Ambruk     

Zivena berhasil membuat para warga sebuah kampung di pelosok Hanoi, Vietnam, yakin untuk mempercayakan seorang wanita muda bernama Nha Linh yang dirasuki roh jahat usai ritual Hau Dong.     

Gavin memegangi Nha Linh sesuai perintah Zivena. Cukup mengejutkan juga ketika Nha Linh secara mendadak berontak sekuat tenaga dari kungkungan Gavin.     

Namun, Gavin berhasil mengunci dua lengan Nha Linh dari belakang.     

Kemudian, Zivena mulai maju berhadapan dengan Nha Linh yang mulai pucat dan penuh dengan peluh di sekujur tubuhnya. Dia tidak malu atau gentar di tengah tatapan orang-orang yang mengerumuninya. "Masih tidak ingin keluar? Harus kupaksa, heh?" Zivena berbicara dengan bahasa yang sama sekali tak dipahami orang Vietnam.     

Mendengar kalimat Zivena, tiba-tiba saja mata Nha Linh melotot kaget. "Siapa kau?! Kenapa kau bisa bicara bahasa iblis?!" serunya menggunakan suara berat dan besar, sungguh bukan suara Nha Linh biasanya.      

"Tidak penting kau tahu aku siapa. Yang penting, segera keluar dari perempuan itu sebelum aku kehabisan kesabaran." Zivena malas beramah-tamah apalagi berkenalan dengan iblis yang sedang merasuki tubuh Nha Linh.     

Ya, yang sedang merasuki raga Nha Linh saat ini bukan lagi sosok jin atau roh siluman apalagi arwah gentayangan, melainkan iblis. Bau energinya sangat kentara. Inilah kenapa Gavin tidak main-main ketika memegangi Nha Linh, karena dia tahu dia sedang berhadapan dengan apa.     

Sementara itu, para warga di kerumunan itu sangat kebingungan karena bahasa percakapan yang digunakan Zivena dan Nha Linh sungguh tidak mereka pahami. Bahasa macam apa itu? Mereka menatap Zivena dengan takjubnya.     

Setelah melihat sendiri Zivena bisa membuat sosok yang merasuki Zivena mengeluarkan suara berat dan besar seperti lelaki gahar, mereka mulai percaya bahwa Zivena memang bisa menyelamatkan Nha Linh.     

Tadi, ketika Nha Linh masih dipegangi dan ditangani para warga, suara Nha Linh masih suara wanita itu. Tapi, ketika Zivena yang berkomunikasi, mendadak saja suara dari mulut Nha Linh sungguh berbeda. Ini menandakan Zivena tidak main-main dengan ucapannya.      

"Jangan besar kepala hanya karena kau mengerti bahasa kaumku!" teriak sosok di raga Nha Linh. "Siapapun kau, aku tidak takut! Justru kau yang harus takut padaku!"     

"Kau yakin?" Zivena memutar bola matanya dengan sikap bosan.      

"Aku menginginkan perempuan ini! Aku menyukainya! Jangan ganggu kami!" Sosok itu masih berteriak meremehkan Zivena. Apalagi penampilan Zivena yang mirip gadis belia usia 15 tahun.     

"Tidak bisa! Kau harus melepaskan dia. Kalau kau menyukainya, kau harusnya membebaskan dia. Kau tak lihat kondisi dia sudah sepucat itu?" Zivena  melipat dua tangannya di depan dada.     

Sosok itu tertawa keras melalui mulut Nha Linh  dan berkata, "Justru karena aku menyukainya, makanya aku akan membawa dia ke dunia bawah bersamaku!"     

"Lancang! Dasar iblis gila!" teriak Zivena sambil julurkan tangan ke depan hendak menempelkannya ke dada Nha Linh.      

Namun, iblis itu berontak lebih keras dan sempat hendak terbang ke atas agar lepas dari Gavin. Sayang sekali, Gavin adalah keturunan iblis yang tak bisa diremehkan secara tenaga, terlebih Gavin merupakan pemenang dari arena gladiator milik iblis keriput Alphegor.     

Gavin hampir kehilangan pegangannya namun masih sempat meraih kaki Nha Linh sebelum wanita itu lolos terbang membumbung ke atas.     

Orang-orang terkesiap melihat adegan tersebut. Apalagi ketika tubuh Nha Linh terangkat lebih dari setengah meter seolah hendak terbang.     

Karena berontakan Nha Linh yang baru, Gavin terpaksa memberikan kuncian baru pula untuk melumpuhkan wanita itu dengan melakukan teknik kuncian yang biasa dipakai di MMA ataupun UFC.     

Setelah Gavin berhasil menahan tubuh Nha Linh yang hendak terbang ke atas, dia terpaksa menjatuhkan wanita itu ke tanah sementara dia memegangi dari belakang.      

Tapi rupanya iblis di tubuh Nha Linh masih berjuang lepas dari Gavin dan menindih Gavin menggunakan punggungnya. Namun, jangan remehkan Gavin mengenai seni bela diri. Dia sejak kecil sudah mempelajari itu bersama Jovano.     

Dua tangan Gavin memegangi dua lengan Nha Linh  sebagai ganti mengunci leher wanita itu seperti di seni bela diri seharusnya. Kemudian, dua kaki Gavin membelit pinggang dan berjuang agar kaki Nha Linh tidak memberontak. Kuncian Gavin kini dalam posisi menyamping. Ini sungguh menyulitkan Nha Linh untuk bergerak. Tangan dan kaki tidak berkutik. Terlebih karena Gavin kali ini mengerahkan tenaga lebih besar dari sebelumnya agar tidak kecolongan seperti tadi.     

Zivena pun tidak ingin lebih lama lagi berbincang dengan iblis egois di tubuh Nha Linh. Ia bergegas maju ke depan Nha Linh, berjongkok dan setelah itu, lekas menempelkan telapak tangan kanannya ke dahi Nha Linh, sedangkan tangan kirinya menempel di diafragma Nha Linh.     

Tidak terkira suara raungan dan teriakan dari iblis itu melalui mulut Nha Linh, berikut pula sumpah serapahnya kepada Zivena. "Kau pasti juga iblis! Kau iblis sialan! Aku tak akan menyerah untuk perempuan ini! Jangan harap aku akan menyerah! Aku sudah menandai dia! Lihat saja nanti, kau gadis busuk! Kau gadis bau! Tubuhmu tengik dari atas sampai bawah!"     

Karena ucapan dan juga ancaman dari iblis itu untuk akan mengincar Nha Linh di lain waktu, sepertinya Zivena harus mengambil tindakan tegas. Menggunakan kekuatannya, dia menarik paksa iblis itu keluar dari raga Nha Linh.      

Jika ada manusia dengan mata khusus, pasti dia bisa melihat sinar putih yang keluar dari tapak tangan Zivena lalu ada semacam kabut hitam keluar seperti ditarik paksa.     

"Kau! Kenapa kau punya kekuatan malaikat brengsek? Kenapa?! Kau ini iblis atau malaikat, bangs4t!" Iblis itu antara marah, kaget, heran, bingung, sekaligus takut.     

Ketika iblis itu berhasil ditarik keluar oleh kekuatan cahaya Zivena, iblis itu hendak kabur. Dia kini sudah mengerti bahwa Zivena tak bisa diremehkan seperti sebelumnya. Dia harus lekas kabur dari gadis belia itu sebelum—     

"Hmph!" Zivena sudah menyentakkan lengan kanannya dan keluarlah cahaya kemerahan dari tapaknya menembus si iblis.     

"Aarrghh!" Dalam sekejap, iblis itu pun lebur tanpa sisa. Pastinya dia lebih kaget lagi kenapa kekuatan cahaya merah yang disarangkan kepadanya mirip seperti kekuatan yang dimiliki para malaikat archangel.     

Setelah iblis itu dihancurkan Zivena, tubuh Nha Linh kini lemas lunglai dalam kuncian Gavin. Segera saja Gavin mengendurkan belitannya dan melepaskan lengan serta kakinya dari tubuh Nha Linh.     

Warga segera mengetahui bahwa pastinya roh jahat yang merasuki Nha Linh  sudah dikalahkan dan mereka menyongsong tubuh pucat dan lunglai Nha Linh.      

"Telepon ambulans untuk Nha Linh!" Seorang ibu berteriak.     

"Terlalu lama! Ayo, aku antar pakai mobilku saja!" Ada bapak yang menanggapi dengan cepat.     

Namun, Zivena yang berdiri sempoyongan segera mendekat ke Nha Linh yang masih terbaring lemah di tanah. "Biarkan aku saja."     

Dengan segera, Gavin tahu bahwa Zivena sendiri lemah karena terkuras tenaganya. "Zi, kau sudah lelah! Kau—"     

Zivena mengangkat tangannya untuk menghentikan ucapan Gavin. "Aku masih bisa bertahan. Aku sembuhkan Nha Linh dulu."      

Maka, sekali lagi warga pun memberikan jalan pada Zivena agar bisa mendekat ke Nha Linh.      

Zivena berlutut sambil dua tangannya ditempelkan ke dahi dan dada kiri Nha Linh sebelum dia mengerahkan kekuatan healing dia. Gavin terus mengawasi dari samping, berharap Zivena tidak celaka karena terlalu lelah atau Jovano bisa menebasnya.      

Tak membutuhkan waktu 5 menit sejak Zivena mengerahkan energi healing dia untuk wajah pucat Nha Linh kembali merona ke warna normal dan wanita itu pun mulai membuka mata yang tadi terkatup.      

"Ehh? Aku … kenapa aku di sini?" Ia bingung mendapati dirinya berbaring di tanah dan bajunya kotor akan debu.     

Brukk!     

Zivena pun ambruk pingsan dan Gavin sudah sigap dari belakang menerima tubuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.