Devil's Fruit (21+)

Hibernasi Membawa Keuntungan Bagi Gavin



Hibernasi Membawa Keuntungan Bagi Gavin

0Fruit 1397: Hibernasi Membawa Keuntungan Bagi Gavin     

Betapa paniknya Gavin ketika Zivena ambruk pingsan usai menyembuhkan Nha Linh dari kondisi lemahnya akibat dikuasai iblis selama seharian.     

"Dia … dia kenapa?"      

"Apakah nona itu baik-baik saja?"     

"Perlu kupanggilkan ambulans?"     

"Bawa langsung ke rumah sakit!"     

Banyak orang sekitar yang berbicara ke Gavin, menawarkan bantuan untuk Zivena.     

Tapi Gavin tahu bahwa percuma saja bila membawa Zivena ke rumah sakit. Maka dia pun menjawab, "Tidak usah, Pak, Bu, tak perlu membawa dia ke rumah sakit. Ini dia hanya kelelahan saja dan butuh istirahat sebentar untuk memulihkan tenaganya lagi."     

"Ohh? Begitu?"     

"Ehh, hanya butuh istirahat saja?"     

"Wah, kalau begitu, biarkan dia istirahat di rumahku!" Salah satu wanita tua di sana pun menawarkan diri dengan cepat.     

Akhirnya, Zivena pun dibawa ke rumah wanita itu. Dia direbahkan di kasur kecil yang ada di ruang tengah. Meski terlihat kasur tua, namun masih bersih dan rapi.     

Sementara itu, Nha Linh masih berada di depan rumahnya ditanya-tanya warga di sana. Setelah mereka puas menanyai Nha Linh, gadis itu pun pergi ke rumah wanita tadi untuk menjenguk Zivena.     

"Permisi, halo …." Nha Linh menyapa beberapa orang yang ada di rumah itu. "Bu Phuong Tinh, aku ingin melihat penyelamatku." Ia pun mendekat ke ranjang tempat Zivena dibaringkan.     

"Kemarilah, Linh." Bu Phuong Tinh mempersilahkan gadis itu untuk lebih mendekat. Nha Linh berjalan sambil kepalanya mengangguk sopan sembari dua tangan ditangkupkan di depan dada berulang kali ke orang-orang yang dia lewati.     

"Hai, namaku Gavin. Dia Zivena." Gavin memperkenalkan diri setelah Nha Linh sudah ada di dekatnya.     

Nha Linh menjawab, "Hai, Gavin, namaku Hoang Nha Linh. Dia Zivena? Namanya cantik seperti orangnya." Gadis itu tersenyum.     

"Ya, dia memang cantik sekali tapi lidahnya cukup tajam dan agak cerewet ketika menasehati seseorang, ha ha, kau jangan kaget jika nanti dia sudah bangun, yah!" Gavin ingin beramah-tamah dengan Nha Linh. Gadis itu cantik, fitur wajahnya lembut dan sikapnya juga sopan.     

"Apakah kalian dari luar negeri? Kalian pastinya bukan orang Vietnam, kan?" tebak Nha Linh.     

"Benar, he he … kami datang dari … Jepang." Gavin agak ragu untuk menjawab tapi dia akhirnya memilih Jepang untuk disebut sebagai asal mereka.     

"Jepang? Tapi … Zivena …." Nha Linh menatap rambut pirang Zivena.     

"Ohh, ibunya orang Indonesia dan ayahnya orang Eropa. Tapi mereka sudah lama tinggal di Jepang."     

"Ahh, ternyata berdarah campuran. Indonesia dan Eropa. Wah, pasti ibunya juga cantik."     

"Sangat cantik." Gavin mengangguk mantap. Bahkan dia mengakui bahwa Andrea lebih cantik dari putri-putrinya sekalipun.     

"Tapi kalian begitu fasih bicara dalam bahasa Vietnam. Apakah kalian sudah lama di sini?"     

"Ohh, kebetulan aku dan Zivena senang mempelajari banyak bahasa asing, dan kami baru beberapa hari lalu tiba di Vietnam."     

"Wah, kalian cerdas, yah! Oh ya, kalian teman atau …." Nha Linh agak ragu melanjutkan kalimatnya.     

Tapi, Gavin paham maksud Nha Linh dan menjawab, "Dia temanku, lebih tepatnya adik dari sahabatku. Kami hanya sedang jalan-jalan saja di Vietnam."     

"Ohh, begitu. Oh ya, aku mengucapkan banyak terima kasih atas semua yang sudah kamu dan Zivena lakukan untuk menyembuhkan aku." Tak lupa Nha Linh berterima kasih atas penyelamatan yang dilakukan Zivena dan Gavin padanya.     

"Ohh, itu tak masalah. Ahh, ya … tadi kami sempat mendengar istilah Hau Dong. Itu apa?" Gavin teringat akan apa yang ingin dia ketahui sebelumnya. Saat ini ketika dia sedang mengobrol berdua dengan Nha Linh, adalah momen yang tepat menanyakan itu.     

"Hau Dong itu semacam ritual yang biasa diadakan di sini. Memang, itu ritual yang tadinya dilarang saat era komunis berkuasa, tapi setelahnya, ritual itu sudah diperbolehkan lagi meski agak … kontroversial, sih!" Nha Linh menjawab sambil meringis di akhir kalimatnya.     

"Kontroversial? Memangnya itu ritual seperti apa? Untuk apa?"      

"Hau Dong itu ritual pemanggilan arwah untuk dimasukkan ke tubuh cenayang atau gadis penari yang sudah ditunjuk yang nantinya akan menari selama 7 jam tanpa henti."     

"Menari selama 7 jam tanpa henti! Untuk maksud tujuan apa?"     

"Untuk mengharapkan berkah dari dewa atau sekedar penghormatan pada para dewi kami atau para leluhur kami."     

"Ditujukan ke dewa atau dewi apa?"     

"Dewi Hutan, Dewi Air dan juga Dewi Keberuntungan. Ritual akan dipimpin oleh cenayang yang kami percaya. Terkadang cenayang perempuan yang akan menari, namun kadang pula memilih gadis penari yang tepat untuk melakukan ritual itu dibimbing si cenayang sebelumnya."     

"Jadi … kalian yang menari akan disusupi roh … semacam dirasuki?"     

"Ya."     

"Lalu, kenapa kudengar kau kerasukan setelah upacara Hau Dong itu?"     

"Aku juga heran mengenai itu. Padahal Hau Dong sudah dilakukan kemarin dan cenayang juga sudah pergi. Namun, pagi harinya, tiba-tiba saja aku merasakan kepalaku sangat berat dan punggungku begitu panas, dan kemudian aku tak ingat apa-apa. Warga berkata aku sudah menari sejak pagi sampai menjelang sore, dan itu melebihi batas jam bagi penari Hau Dong."     

"Kau tak ingat apapun yang kau lakukan saat itu?"     

"Tidak, Gavin. Aku benar-benar seperti tidur, seperti pingsan. Tahu-tahu aku sudah bangun dalam keadaan segar namun dikelilingi begitu banyak warga. Memangnya, apa saja yang sudah aku lakukan tadi saat kerasukan?"     

Gavin pun menceritakan ke Nha Linh mengenai tingkah beringas Nha Linh selama kerasukan. Gadis itu terperangah kaget.      

"Jadi … aku benar-benar tidak menari!" Ini sesuai dengan yang disampaikan warga padanya tadi. Bahkan dia ternyata bergulat keras dengan Gavin. "Aku … aku bahkan menyusahkanmu, Gavin. Aku minta maaf."     

"Ahh, santai saja." Gavin mengibaskan tangan dengan cepat. "Itu bukan apa-apa, kok!"     

"Oh ya, lalu Zivena … dia pingsan atau kenapa? Apakah tidak ingin ke rumah sakit?"     

"Ohh, dia akan begitu sampai bangun sendiri nantinya. Sepertinya dia hanya butuh tidur seperti itu untuk memulihkan diri. Rumah sakit atau obat apapun tidak akan mempan."     

"Ternyata begitu. Um, Gavin, apakah Zivena … cenayang?"     

"Cenayang? Dia? Tentu tidak, ha ha ha!" Dalam hatinya, Gavin berkata bahwa Zivena lebih dari seorang cenayang. Nha Linh pasti akan terguling ke belakang jika tahu identitas sesungguhnya Zivena.     

"Lalu, kenapa dia bisa menyembuhkan aku?" Ini yang diherankan Nha Linh.     

"Dia … dia kebetulan punya kemampuan unik mengenai itu."     

"Tapi itu mirip seperti cenayang di budaya kami."     

"Yah, anggaplah demikian kalau begitu."     

Sesudah itu, Gavin mengobrol hal lainnya dengan Nha Linh.      

Hari demi hari berlalu dan Zivena masih saja terbaring memejamkan mata. Dari situ, Gavin pun yakin Zivena sedang hibernasi. Namun, sampai kapan? Dia harap tidak lama seperti biasanya atau akan merepotkan kalau demikian.     

Gavin memberi batas waktu seminggu untuk Zivena. Jika melebihi itu, dia terpaksa menghubungi Jovano untuk memasukkan adiknya ke alam Cosmo, karena hibernasi di sana lebih aman.     

Sementara menunggu Zivena yang tidur memulihkan diri, Gavin lebih banyak menghabiskan waktu dengan Nha Linh. Gadis itu juga merasa nyaman berdekatan dengan Gavin, apalagi Gavin sangat rupawan seperti idol Kpop ditambah tubuh atletis yang memikat mata lawan jenis.     

Ini membuat hubungan mereka kian rekat dan akrab hingga Gavin pun berhasil menggauli Nha Linh dalam mimpi gadis itu. Ini membuat Nha Linh agak kikuk ketika bertemu Gavin pada esok harinya.     

Namun setelah berulang kali disetubuhi Gavin di mimpi, akhirnya Nha Linh pun seolah memiliki ikatan khusus dengan Gavin. Gadis manis itu tidak menolak ketika Gavin memuji dia cantik dan bahkan ketika Gavin mengelus wajahnya lalu mengecup bibir Nha Linh.     

Hingga ujungnya adalah keberhasilan Gavin memboyong Nha Linh ke tempat tidur pada suatu malam sepi tanpa diketahui siapapun, bercinta secara nyata, tidak lagi dalam mimpi.     

Gavin tetaplah Gavin, keturunan incubus, memiliki darah iblis Lust, maka dia membutuhkan senggama untuk memuaskan diri sekaligus menambah energinya.     

Andai Zivena tahu kelakuan Gavin selama dia hibernasi, entah akan seperti apa murka Zivena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.