Devil's Fruit (21+)

Petualangan di Malam Nan Indah



Petualangan di Malam Nan Indah

0Fruit 1400: Petualangan di Malam Nan Indah     

Kini, Zivena dan Gavin sudah tiba di daerah Pattaya yang terkenal dengan keindahan pantainya. Dunia mengakuinya. Apalagi dikarenakan itu, Pattaya dikenal pula sebagai tempat wisata s3ks dan kehidupan malamnya. Di sana ada begitu banyak bar, kafe, panti pijat plus, sauna plus, gogo bar dan hotel. Juga ada banyak pertunjukan cabaret.     

Sebenarnya, Zivena merasa sangat risih di tempat yang terkenal dengan kehidupan malamnya itu, tapi demi bertoleransi dengan Gavin, maka dia menahannya. Lagipula, siapa tahu di tempat semacam ini akan ada banyak pasien yang dia temui untuk mengisi bola kristal kebajikannya.     

Baiklah, Zivena pun berkompromi dengan pilihan Gavin.     

Mereka sudah tiba di sebuah resor yang termasuk terbaik serta mahal. Ini bukan masalah untuk mereka. Uang tidak akan membuat mereka pusing, cukup menggunakan sihir saja untuk itu.     

Namun, sihir yang dijalani tim Blanche bukanlah menyulap daun menjadi uang, melainkan mengambil dari rekening para milyuner ataupun koruptor. Jangan tanya bagaimana mereka tahu siapa saja target 'perampokan halus' mereka. Pokoknya mereka bisa tahu dengan mudah.     

Gavin mengurus administrasi ini dan itu dan vila mereka memiliki 2 kamar tidur. Jangan ditanya seperti apa bentuk vila resor mereka karena jelas tidak akan mengecewakan. Suasana tradisional yang eksotis memikat mata siapapun tersebar di seluruh ruangan. Belum lagi memiliki private pool dan pemandangan laut ketika melangkah di balkon kamar.     

Sayangnya, Zivena tidak terlalu memerdulikan itu dan memilih lekas tidur untuk mengisi ulang energinya. Itu adalah cara yang lebih baik bagi dia ketimbang mengonsumsi Buah Energi Roh. Dia memang beda.     

Sedangkan Gavin, tentu saja dia tidak merasa lelah sama sekali dan ingin segera melaksanakan misi utama dia selama di Pattaya. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan di kota cantik itu.     

Setelah yakin Zivena tidur lelap, Gavin cukup memanggil iblis anak buah dari ayahnya untuk menjaga Zivena. "Kalian, jagalah Zizi, jangan sampai ada siapapun yang mendekati dia, manusia maupun bukan. Mengerti?"     

"Mengerti, Tuan Muda!" Para iblis itu mengangguk patuh. Mereka memang bawahan setia dari Panglima Kenz. Sang ayah sudah mengijinkan putranya untuk menggunakan anak buah Beliau demi melindugi Gavin, yang kini menjadi putra satu-satunya Kenzo dan Shelly.     

Dengan adanya beberapa iblis yang menjaga Zivena, maka tenanglah Gavin untuk memulai petualangannya. Ia bergegas pergi keluar dengan berjalan kaki saja. Hiruk-pikuk suasana malam Pattaya tidak jauh dari resornya berada.     

Kaki Gavin berhenti di depan sebuah area yang benar-benar ramai. Berbagai ras manusia ada di sana, berkumpul untuk bersenang-senang. Selain manusia, Gavin tentu juga melihat banyak iblis Lust yang ikut bergabung menyamar sebagai manusia.     

Mereka saling melihat dan saling mengerti saja, berusaha tidak saling memprovokasi satu sama lain ketika bertemu Gavin.     

"Bukankah dia anak Panglima dari Orbth?" bisik salah satu succubus yang menyamar menjadi wanita pirang bertubuh molek ke teman di sampingnya.     

"Ya, benar. Hi hi, ada apa sampai putra seorang panglima pun datang ke sini?" Si teman terkikik melihat kehadiran Gavin di area tersebut.     

"Yah, apalagi selain seperti yang sedang kita lakukan ini, kan? Oho ho ho ho …."     

"Kau benar. Hei, apakah kita bisa berkenalan dengannya? Sepertinya akan mendongkrak nama kita jika bisa berdekatan dengan putra salah satu panglima besar di Orbth."     

"Tidak, tidak, jangan ganggu dia. Aku tak mau terlibat masalah apapun. Kerajaan kita sangat kecil, tak akan sanggup menanggung Orbth yang besar jika ada apa-apa dengan dia."     

"Huh, baiklah. Kau ini benar-benar tidak asik!"     

"Ya sudah, lebih baik kita cari mangsa berikutnya. Aku ingin cari ke sebelah sana."     

"Aku ikut kau saja!"     

Maka, kedua succubus itu pun urung mendekati Gavin. Beberapa incubus juga mengenali Gavin sebagai anak Panglima Kenz, namun seperti succubus tadi, mereka memilih untuk menjauh dari masalah karena mereka berasal dari kerajaan yang lebih kecil dan lemah dari Orbth.     

"Ahh, ganteng, sepertinya kau kesepian berjalan sendirian begitu. Sungguh kasihan …." Seorang waria memeluk Gavin secara tiba-tiba bahkan mengecupi pipi Gavin sembari tangannya menggerayangi tubuh Gavin dengan gerakan cepat.     

"Ohh, aku … hm, aku tidak bawa dompet, tak usah repot-repot, cantik." Gavin rupanya paham apa yang sebenarnya disasar oleh waria itu.     

Waria yang menggerayangi Gavin pun menjauh dengan wajah terkejut tapi lalu dia mendecak kesal sebelum melangkah pergi begitu saja. Gavin meringis menatap kelakuan waria tersebut.     

Kaki Gavin tiba di kafe terbuka yang terlihat ramai. Sepertinya sedang ada yang berpesta di situ. Dia mendekat untuk melihat ada apa. Ternyata benar seperti yang dia duga, ada turis yang mengadakan pesta.     

Yang spesial dari pesta di kafe terbuka itu adalah, lelaki yang sepertinya menjadi pusat pesta bebas menggerayangi tubuh para wanita di sana. Namun, alih-alih para wanita itu marah padanya, mereka justru tertawa-tawa senang, karena setelah menggerayangi tubuh mereka, lelaki itu akan menyelipkan uang di lipatan bikini atau baju mereka. Jika lelaki itu menyukai wanita yang digerayangi, dia akan memberikan lebih banyak lembaran uang padanya.     

Pokoknya, semua bersenang-senang dengan minuman beraneka warna dan bebas menyentuh siapapun yang diinginkan.     

Karena itu, Gavin memberanikan diri untuk menyentuh pantat salah satu dari wanita yang berada di depannya. Wanita itu segera menoleh ke Gavin saat pria muda itu berkata, "Apa kau suka dolar yang aku selipkan di celanamu?"     

Wanita muda berwajah oriental itu melirik ke pinggang celananya dan melihat adanya lembaran dolar terselip di sana. Seketika wajahnya berseri. "Tentu saja tak masalah. Sentuhlah yang lebih banyak, tampan."     

Gavin menyeringai nakal dan mengulurkan tangan untuk merengkuh wanita yang wajahnya secantik idol ke pelukannya untuk memberikan sentuhan lebih banyak ke area yang dia suka.     

Hingga pada akhirnya, mereka dalam keadaan berdiri pun saling memagutkan organ intim masing-masing. Gavin tidak risih karena banyak pasangan lainnya yang melakukan itu di tempat tersebut secara bebas dan terbuka.      

Wanita itu berpegangan erat pada leher Gavin ketika satu kakinya diangkat agar hujaman Gavin bisa lebih kuat dan mendalam. Tentu diakibatkan itu dia terus melenguh manja menyebabkan hentakan Gavin kian kencang karena provokasi desahan nakalnya.     

Selesai dengan wanita itu, Gavin mendekati wanita muda lainnya dan mereka tidak segan-segan melakukan seperti yang dilakukan orang-orang di sekitar mereka. Seolah kafe terbuka itu sudah menjadi tempat untuk berpesta s3ks.     

Bosan di sana, Gavin beralih ke tempat lain. Kali ini bar. Tempatnya tidak begitu luas namun tidak buruk juga untuk sekedar duduk menikmati suasana sembari mencari mangsa.     

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Gavin untuk mendapatkan mangsa di bar tersebut. Dalam waktu tak sampai 15 menit, dia sudah merengkuh wanita muda Thailand yang cantik.     

"Aku sedang pusing, cantik."     

"Pusing kenapa, tuan tampan?"     

"Dolarku begitu banyak sampai aku pusing bagaimana membuangnya."     

"Apakah tuan mau membuangnya ke aku?"     

"Ohh, sepertinya itu ide bagus."     

"Ayo, Tuan … aku punya kenalan yang memiliki motel bagus di dekat sini."     

"Tentu saja."     

Dan petualangan indah Gavin pun semakin mendalam di malam itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.