Devil's Fruit (21+)

Phi Tai Hong, Kuntilanaknya Thailand



Phi Tai Hong, Kuntilanaknya Thailand

0Fruit 1402: Phi Tai Hong, Kuntilanaknya Thailand     

Rupanya ada iblis murni yang mengepalai sebuah kelompok setan wanita untuk mengacau di daerah Pattaya. Iblis itu berbentuk tinggi besar gagah ketika dia mulai berdiri setelah sejak tadi duduk meringkuk. Warna tubuhnya merah kebiruan dengan sepasang tanduk besar berulir di kepala seperti tanduk kambing jantan yang ujungnya terarah ke depan.      

Wajah iblis itu penuh dengan aura kebanggaan seakan menyiratkan kesombongan tinggi yang dia bawa senantiasa. Iblis itu justru tampak seperti figure lelaki gagah dengan tinggi mencapai 5 meter lebih.     

Meski begitu, Gavin sama sekali tidak merasa gentar. Dia tidak mudah diintimidasi hanya dengan tubuh besar dan tinggi dari lawannya. Ukuran tubuh tidak selalu berbanding lurus dengan kekuatan. Lihat saja Jovano apalagi Zivena, mereka berukuran manusia biasa namun kekuatan mereka pasti akan membuat iblis manapun akan lari terbirit-birit.     

Berdasarkan itu, maka Gavin tidak pernah ciut di depan lawan yang berkali lipat dari dirinya. Ia justru menyeringai senang ketika akhirnya dia bisa bertarung. Selama ini selalu Zivena yang menangani ini dan itu membuat skill bertarung Gavin nyaris berlumut.     

Kali ini, Gavin sepertinya akan mendapatkan lawan tempur yang menyenangkan.      

"Ha ha! Ayo!" Gavin lekas melesat untuk mengayunkan kapak kembar dia ke iblis itu.      

Si iblis mengibaskan tangan dan muncullah kuku panjang dan kokoh dia yang memanjang hingga setengah meter. Ini bagaikan si iblis memegang 10 pedang sekaligus. Namun, itu tidak menciutkan nyali Gavin.     

Mereka berdua mulai menghantamkan senjata masing-masing diiringi gerakan cepat yang tidak akan terjangkau mata manusia biasa. Saking cepatnya seperti ada 2 jejak cahaya yang saling bertubrukan lalu menjauh dan mengejar lalu bertubrukan lagi.     

Gavin sangat menikmati pertarungan ini karena mengingatkan dia akan masa-masa dia melawan musuh entah itu ketika di kutub selatan maupun di alam-alam sebelumnya saat menjalankan misi.     

Iblis lawan Gavin tidak menyangka Gavin yang bertubuh jauh lebih kecil darinya bisa memiliki kekuatan yang tak boleh diremehkan. Setiap dia mengayunkan kuku pedangnya, Gavin selalu dengan tangkas menahan dengan kapak. Secepat apapun iblis itu mengayunkan cakar bagaikan pedang, Gavin selalu berhasil memblokir dan membalas dengan ayunan kapak.     

Gavin tidak bisa diremehkan. Dia tidak ingin terburu-buru menyudahi pertarungan meski sebenarnya mudah saja menangani iblis ini. Dia ingin menikmati pertarungan yang akhirnya dia dapatkan setelah sekian lama.     

Namun ….     

Swoosshh!     

Buummm!     

"Aarghhh!" Teriakan dari iblis itu keluar ketika tubuhnya tiba-tiba saja dihantam cahaya berwarna merah.     

Gavin sontak menoleh ke arah belakangnya, berdiri di udara adalah Zivena yang kini melipat kedua lengan di depan dada dengan dagu terangkat. "Zi! Kau bangun?"     

"Hm …." Hanya itu saja respon Zivena untuk Gavin tanpa dia melepaskan pandangan dari iblis itu.     

"Kau! Kau curang! Kau bertarung secara curang! Aaarrghhh!" Iblis itu menggelepar di tanah ketika tubuhnya mulai terbakar dan musnah sedikit demi sedikit.     

"Masalah untukmu?" balas Zivena.     

"Tentu! Arrghhh!"     

"Hmph! Tapi bukan masalah untukku!" sahut Zivena santai tanpa mengendurkan aura wajah intimidasinya.     

"Kau … aarghhh! Kenapa baumu aneh, sialan! Gadis sialan!" Iblis itu makin terheran-heran dengan dua lawannya. Mereka berbau tidak seluruhnya iblis, dan malah sosok gadis di depannya energinya kental dengan aroma malaikat.      

"Haahh … aku akan kembali tidur. Selesaikan yang di sini, Gav." Zivena mengeluarkan bola kristalnya dan menyaksikan ada tetesan emas baru yang sudah mengisi di dalamnya. Kemudian, dia pun menghilang dari tempat itu, tentu kembali ke kamar vilanya.     

Gavin meringis karena pertempurannya diserobot dan dia kehilangan kesenangan. Tapi, karena itu adalah Zivena, dia tak mungkin melawan keinginan si gadis belia. Ia pun membiarkan iblis tadi musnah perlahan-lahan dilahap cahaya merah milik Zivena.     

Cahaya merah milik Zivena mirip seperti Cahaya Surgawi putih milik Jovano di tapak kanannya. Bedanya, cahaya merah Zivena bekerja perlahan melahap tubuh lawan. Ini sama dengan cara kerja Api HItam Neraka di tapak kiri Jovano Mungkin itu artinya untuk memberikan kematian perlahan yang menyakitkan bagi lawannya.     

Gavin sudah menyaksikan beberapa kali Zivena menggunakan kekuatan tersebut untuk menyiksa lawannya. Pasti setelah ini gadis belia itu akan tidur cukup lama karena telah memakai kekuatan besar. Ia memakluminya karena Zivena harus memusnahkan iblis sebesar tadi.     

Saat iblis tadi sibuk menggelepar dan meraung kesakitan saat tubuhnya sedikit demi sedikit dilahap cahaya merah dan musnah, Gavin pun melanjutkan memburu setan-setan wanita yang tersisa. Kapak kembarnya dilempar berputar bagaikan bumerang mengejar setan wanita yang berhamburan ketakutan.     

Namun, kapak itu seperti haus darah dan dengan cepat menerjang banyak setan wanita yang hendak kabur melarikan diri hingga akhirnya tempat itu pun senyap, tak ada lagi jeritan atau lolongan. Para setan wanita dan juga si iblis sudah musnah semuanya.     

Gavin melesat kembali ke motel sebelumnya untuk melihat bagaimana keadaan lelaki yang jadi korban setan wanita tadi. Namun, tentu saja lelaki itu sudah dibawa ambulans.     

Hanya tersisa orang-orang yang masih berkerumun di sana dan saling bergosip.     

"Sepertinya dia memang diserang Phi Tai Hong."     

"Kau yakin?"     

"Berarti memang benar kata saudaraku yang punya mata supernatural bahwa di daerah ini ada banyak Phi Tai Hong."     

"Serius? Mengerikan sekali!"     

Gavin menampakkan wujud manusianya dan bergabung dengan kerumunan tadi untuk bertanya, "Apa itu Phi Tai Hong?"     

"Ohh! Ini tadi yang melapor ke resepsionis, kan? Kau yang mengusir Phi Tai Hong kah?" Salah seorang mengenali Gavin yang tadi berlari terburu-buru melapor pada petugas resepsionis motel.     

"A-Ahh, iya, he he … lalu, apa itu Phi Tai Hong?" Gavin masih penasaran dengan sebutan tadi.     

"Kau belum tahu Phi Tai Hong?"     

"Belum." Gavin menggeleng.     

"Phi Tai Hong itu hantu wanita yang jahat!"     

"Ya, dia sangat jahat dan selalu menyerang lelaki!"     

"Dia hantu wanita penuh dendam!"     

"Suka melukai dan membunuh lelaki seperti kami lelaki ini musuh bebuyutannya saja!"     

"Hei, bukankah ini sudah kesekian kali lelaki jadi korban Phi Tai Hong di daerah ini?"     

"Kau benar! Sudah ada belasan kasus serangan Phi Tai Hong sejak setengah tahun belakangan ini."     

"Namun sepertinya lelaki yang terakhir ini sungguh beruntung karena tidak sampai mati."     

"Kau benar! Ahh, terima kasih pada pemuda pemberani ini karena berhasil mengusir Phi Tai Hong." Kerumunan itu menoleh ke Gavin secara serempak, pandangan mata mereka penuh akan syukur dan kagum atas keberanian Gavin.     

Gavin mendengarkan satu demi satu penjelasan dari mereka. Sekarang dia memiliki wawasan baru mengenai si setan wanita tadi. Rupanya mereka adalah jenis Phi Tai Hong, hantu wanita penuh dendam yang suka menyerang lelaki.     

Ahh, tidak heran kalau Phi Tai Hong akan menyaru menjadi wanita cantik sehingga para lelaki hidung belang seperti Gavin akan terpikat dan masuk perangkap.      

Yah, sepertinya untuk beberapa waktu ke depan, serangan Phi Tai Hong, hantu wanita yang mirip dengan si gaun putih yang ternama di Indonesia itu, tidak akan terjadi lagi berkat Gavin dan Zivena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.