Devil's Fruit (21+)

Iblis Jenis Aneh



Iblis Jenis Aneh

0Fruit 1407: Iblis Jenis Aneh     

Ketika keadaan sedang kacau antara Zivena dengan Nang Tani, mendadak saja ada sabit besar yang muncul secara tiba-tiba lalu mengayun cepat ke tubuh Doug dan mencerabut roh lelaki itu.     

Seketika, jiwa Doug yang tadi di luar tubuhnya pun hanya bisa melongo ketika rohnya ditusuk dan direnggut dari tubuhnya. "Aaarghh!" Jiwa itu berteriak  ketika dia ikut terhisap ke sabit besar itu.     

Zivena, Gavin dan juga Nang Tani terpana melihat adegan tak terduga itu dengan mata membeku.     

Namun, kemudian Zivena lekas tersadar dan berteriak. "Kau! Kau mencuri pasienku!" Ia hendak mengejar sosok hitam yang tentu saja adalah seorang grimreaper.     

Belum sempat Zivena melesat jauh, dia sudah dihentikan oleh sosok berjubah putih bersih dan bercahaya. Itu adalah malaikat Nafael yang memberikan tugas kepada Jovano dan Zivene mengenai pengumpulan 10 ribu kebajikan.      

Segera saja Zivena terhenti dan mengerutkan keningnya. Dia teringat siapa malaikat itu. "Kenapa kau menghalangi aku?"     

"Tidak dibenarkan bagimu jika merebut roh yang sudah menjadi milik grimreaper untuk diserahkan kepada penguasa penghakiman." Nafael melayang di depan Zivena agar grimreaper tadi bisa bebas pergi tanpa khawatir dikejar Zivena.     

"Tapi dia membawa orang yang sedang aku sembuhkan!" Zivena berteriak kesal karena Nafael sudah menghalanginya.     

"Jikalau sabitnya sudah mengambil roh, maka itu miliknya, bukan lagi milik engkau." Nafael berkata dengan ekspresi datar tanpa emosi seperti ciri khas dia.      

"Kau ingin ribut denganku?" Zivena mengerutkan kening lebih dalam.     

Namun, Gavin bergegas memegangi lengan Zivena sebelum keadaan makin buruk. "Z-Zi! Zizi … please, Zi, jangan nekat, oi! Dia itu yang memberikan misi ke kita! Dia pula yang memegang sisa potongan kristal milik mamamu!" Semoga dengan Gavin mengingatkan hal itu, Zivena bisa lebih tenang.     

Sepertinya upaya Gavin cukup berhasil karena Zivena mulai tenang setelah menghembuskan napas berat. "Huft! Baiklah, kali ini aku kalah cepat dari grimreaper sialan tadi! Tapi lain kali, jangan harap aku bisa didahului!" Zivena menurunkan tangan yang hendak diarahkan ke Nafael.     

Melihat Zivena sudah bisa menerima, maka Nafael pun berbalik hendak pergi dari sana. Namun, dia masih berkata sebelum benar-benar menghilang, "Lain kali, kendalikan emosimu, itu tak baik untuk engkau."     

"Apa?!" seru Zivena kesal, namun Nafael sudah lebih dahulu lenyap dari hadapannya.      

Sementara itu, di ruangan IGD itu Alan baru saja dipanggil masuk ke sana untuk diberitahu perihal kematian temannya. Tentu saja Alan menangis, antara sedih dan juga takut menyampaikan kabar duka itu kepada orang tua Doug.     

Tidak memerdulikan situasi pelik Alan, Zivena bergulat dengan perasaannya sendiri. Dia gagal menambah volume bola kristal bagiannya.      

Menahan kesalnya, Zivena mengepalkan tangan sambil hentakkan dua tangan di samping tubuhnya. Kemudian, dia mengalihkan perhatiannya ke belakang dan melihat Nang Tani sudah meringkuk ketakutan di sudut ruangan rumah sakit itu. "Heh! Kenapa kau?"     

Nang Tani yang tadi terlihat gahar pun menggeleng masih gemetaran dan karena merasa dirinya sudah tak perlu berada di sana, ia berusaha kabur.     

Tapi, tentu saja itu tak akan dibiarkan Zivena begitu saja. Dia bergegas menghadang ke depan Nang Tani. "Mau ke mana, heh? Kenapa malah gemetar seperti tikus tercebur got?"     

"Le-Lepaskan aku, lepaskan aku …." Nang Tani tiba-tiba saja seperti mengiba belas kasihan Zivena, dia tidak lagi menatap gadis itu dengan tatapan seperti sebelumnya. Itu karena dia akhirnya menyadari bentuk energi Zivena yang sebenarnya, yang terungkap tadi saat Zivena hendak melancarkan serangan kuat ke Nafael.      

Dari kekuatan berwarna kemerahan yang keluar samar melalui tapak tangan Zivena tadi, Nang Tani menyadari itu bukanlah kekuatan yang sebanding dengan dirinya yang hanya seorang jin. Itu sudah sepadan dengan kekuatan iblis ataupun malaikat.     

"Melepaskanmu? Tapi kau sudah membuat manusia itu mati!" Zivena berkacak pinggang dengan raut muka tak senang. Gara-gara ulah Nang Tani yang memprovokasi dia, ia pun kehilangan pasien karena diserobot grimreaper.     

"Zi! Zi, udah dong, jangan lagi marah-marah." Gavin mencegah Zivena sebelum gadis itu kehilangan kendali.      

"Tapi dia penyebab aku tak berhasil menyembuhkan lelaki tadi! Gara-gara dia aku tak bisa mengumpulkan kebajikan, Gav!" Zivena tak perduli.     

Namun, baru saja Zivena mendebat Gavin, mendadak saja muncul makhluk besar tinggi seperti iblis di antara mereka dan menyeret Nang Tani. "Kau harus menghadapi hukumanmu!"     

Merasa dirinya hendak diserobot lagi untuk kedua kalinya meski oleh entitas berbeda, Zivena marah dan berteriak, "Kau! Siapa kau hingga berani membawa dia? Dia harus aku tangani!"     

"Aku dititahkan oleh Sang Sumber untuk membawa dia ke penghakiman karena mencelakai manusia secara berlebihan." Makhluk mirip iblis itu berkata sambil melirik ke belakang.     

"Sang Sumber? Tapi kau kan iblis! Untuk apa kau menuruti titah Sang Sumber?" Zivena tentu paham siapa itu Sang Sumber yang disebut oleh makhluk tadi.     

"Aku adalah iblis yang bekerja di jalan Sang Sumber." Makhluk itu tak ingin berdebat lebih lama dengan Zivena dan segera menghilang sambil membawa Nang Tani.     

Zivena melongo lalu menoleh kesal ke Gavin. "Lihat! Aku kecolongan lagi! Aku dua kali diserobot! Diserobot, Gav!"     

"I-Iya, Zi, aku lihat juga, kok!" Gavin berpikir cepat agar Zivena lekas reda marahnya. "A-Ahh, ayo kita cari pasien lain di rumah sakit ini, Zi! Energimu sudah pulih, kan?" Mungkin sebaiknya bergegas alihkan saja topik pembicaraan ke hal yang penting bagi Zivena.     

"Kau! Kau ingin mengelak?! Kau adalah sumber dari semuanya, Gav!"     

"K-Kok aku?"     

"Kamu, iya kamu! Kalau kau sejak tadi melumpuhkan atau memusnahkan jin sialan itu, pasti kita sudah bisa sukses mengumpulkan kebajikan!"     

"A-Ahh, ya, aku minta maaf, Zi, sungguh minta maaf! Err … kapan kita mulai bertugas lagi?"     

"Huh! Sekarang!" Lalu, Zivena melesat meninggalkan Gavin untuk mencari pasien yang terluka parah atau sakit berat diambang kematian. Dia ingin membalas para grimreaper. Dia akan menyerobot lebih dulu dari mereka.     

Gavin menghela napas lega karena Zivena tidak memperpanjang permasalahan ini. Namun, dia merasa sedih untuk Nang Tani yang diseret iblis aneh yang mengaku bekerja untuk Sang Pencipta. Jin wanita itu menurutnya tidak terlalu bersalah, kenapa sudah menghadapi hukuman Sang Pencipta?     

Lagipula, apa-apaan iblis yang bekerja di jalan Sang Pencipta? Gavin belum pernah mendengar mengenai iblis jenis itu. Yang dia ketahui selama ini bahwa iblis adalah kebalikan dari malaikat, yang tugasnya hanya menimbulkan kesengsaraan bagi manusia atau merusak bumi melalui tangan manusia, walau yah … dia dan kelompoknya sendiri justru tidak patuh pada kodrat yang diberikan alam pada mereka.     

Tapi … ahh, Gavin mungkin nanti akan menanyakan itu ke ayahnya atau mungkin ke malaikat yang datang, atau … berharap ada lagi iblis aneh macam tadi yang dia temui di perjalanan.      

Iblis yang patuh pada Sang Pencipta? Apa pula itu?! Dunia semesta ini memang sungguh tak terbatas dan kadang tak masuk logika umum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.