Devil's Fruit (21+)

Zivena Versus Nang Tani



Zivena Versus Nang Tani

0Fruit  1406: Zivena Versus Nang Tani     

Ketika Gavin baru saja menenangkan jin yang disebut sebagai Nang Tani di Thailand, mendadak saja ada seruan di telinganya melalui anting komunikasi.     

"Gav! Di mana kau? Kenapa bangun tidur aku malah melihat banyak budakmu di sekitarku! Apa kau ingin aku menghanguskan mereka semua, hah?!" Terdengar teriakan Zivena di anting komunikasi Gavin.     

Ups! Zivena sudah bangun!     

"A-Aha ha ha … Zi, tenang, Zi … jangan begitu, lah … mereka kan baik, menjaga kamu." Gavin tak ingin anak buah ayahnya dihanguskan Zivena. Dia akan dihukum sang ayah kalau sampai itu terjadi.     

"Jadi kau meninggalkan aku hanya untuk bersenang-senang, hah?! Lebih baik aku melakukan misi sendirian saja kalau begitu!"     

"Z-Zi … jangan begitu, Zi. Aku tidak sekedar bersenang-senang, kok! Aku juga menjalani misi di sini."     

"Misi apa?!"     

"Misi yang diminta malaikat untuk kita penuhi, lupa yah?"     

Tring!     

Dalam hitungan detik, Zivena sudah tiba di samping Gavin, wajahnya kusut meski tidak mengurangi kecantikan belianya.     

Gavin tak kaget jika Zivena berhasil melacak dia dan langsung datang begitu saja. Ia meringis ketika Zivena menatap tajam ke arahnya.     

Zivena selesai menatap Gavin dan menyadari dia berada di ruang IGD sebuah rumah sakit. Yang lebih membuat Zivena kaget adalah adanya Nang Tani di sudut ruangan. "Siapa dia? Kenapa signature energinya … tidak begitu baik? Dia jin?"     

"Ya, bisa dikatakan dia golongan jin, Zi." Gavin mengangguk. "Tapi … dia tidak jahat, kok!"     

Zivena lalu menoleh ke Doug yang sedang ditangani dokter dan perawat. "Kenapa dia? Kenapa bajunya penuh darah? Apa dia baru membunuh orang?"     

"Itu … darah dia sendiri, Zi."     

"Darah dia sendiri? Kenapa bisa begitu? Siapa yang membuat dia berdarah sebanyak itu?"     

"Aku." Nang Tani menjawab tegas. "Aku yang menghukum dia sehingga dia muntah darah sebanyak itu." Dagunya terangkat seakan tak ada rasa takut sama sekali kepada Zivena.     

"A-Ahh … kejadiannya tidak seperti yang kamu bayangkan, kok Zi …." Gavin lekas menimpali sebelum Zivena memusnahkan Nang Tani. Bagi Gavin, jin perempuan itu tidak bersalah sepenuhnya dalam kasus Doug ini.     

Kalaulah Doug bisa menjaga sikapnya selama di Thailand, tentu Nang Tani tidak perlu murka dan sampai memberikan serangan sebagai hukuman.     

"Seorang jin berani bertindak sejauh itu pada manusia?" Pandangan Zivena kian tajam pada Nang Tani.     

"Zi … tunggu dulu, biar aku jelaskan akar permasalahan antara mereka." Gavin pun bercerita mengenai tingkah Doug dan kemarahan dari Nang Tani sebagai buntut dari tindakan-tindakan buruk Doug.     

Usai mendengarkan cerita Gavin, kening Zivena belum usai berkerut tajam. "Tapi itu bukan sebuah pembenaran untuk melukai manusia."     

"Aku tak perduli. Aku sudah meminta ijin kepada Dewa Tanah dan dia memperbolehkan aku menghukum manusia yang keterlaluan itu." Nang Tani tetap kukuh pada sikapnya. Menurut dia, manusia yang berlebihan akan tingkah buruk memang wajar jika diberi hukuman.     

"Tsk! Tak ada gunanya banyak bicara padamu, hanya membuat mulutku kering saja." Zivena memutar matanya dan berbalik ke arah Doug dibaringkan. Bermacam selang ada di tubuhnya dengan wajah para medis terlihat panik karena tak paham apa yang sebenarnya diidap oleh Doug karena tubuh pria itu sehat dan baik-baik saja. Tapi kenapa bisa muntah darah begitu banyak?     

Zivena mendekat ke Doug dan ulurkan tangannya sehingga cahaya biru kehijauan mulai terlihat dari tapak tangan yang diarahkan dada pria itu.      

Melihat apa yang tengah dikerjakan Zivena, bahwa gadis belia itu sedang menyembuhkan Doug, tentu saja Nang Tani tidak terima. Dia sudah berupaya menimbulkan celaka sebagai hukuman untuk Doug, tapi Zivena justru hendak menyembuhkannya? Yang benar saja!     

Mata merah Nang Tani mulai memancarkan cahaya sembari tangan bercakarnya mengumpulkan kekuatan. "Kau tak bisa seenaknya menyembuhkan lelaki jahat itu setelah apa yang dia perbuat!" serunya sambil arahkan cakarnya ke Zivena dan maju ke gadis itu untuk memberikan serangan.     

Zivena menyadari tindakan impulsif jin wanita itu dan segera menjulurkan satu tangannya untuk menangkal serangan Nang Tani dan mungkin kalau perlu juga untuk sekalian memusnahkan jin itu.      

Namun, Gavin lebih gesit bergerak untuk berdiri di antara keduanya. "Jangan! Jangan bertarung!" teriaknya sambil rentangkan kedua tangan ke arah Zivena dan juga Nang Tani untuk menghentikan mereka.     

Karena tindakan Gavin itulah maka keduanya segera menarik kembali kekuatan mereka agar tidak melukai orang yang tidak seharusnya diserang.      

"Minggir, Gav!"     

"Tidak, Zi! Tidak boleh bertarung! Pokoknya tidak boleh!"     

"Bocah! Jangan dikira aku takut padamu!"      

"Nang Tani, kumohon tak usah emosi lagi dan lebih baik bicarakan ini baik-baik!"     

Gavin bertindak sebagai penengah antara keduanya. Dia merasa dia memang harus melakukan itu karena keduanya sama-sama orang baik yang seharusnya tidak saling bertarung.     

Karenanya, Gavin berkata, "Nang Tani memang salah karena menciderai Doug, tapi itu juga karena dia memiliki alasan mengenai itu. Tolong jangan musnahkan dia, Zi. Aku yakin dia sebenarnya jin baik!"     

"Gav, kau membela dia?! Kau membela orang yang mencelakai manusia? Kau lupa apa tugas kita?"     

"Aku tahu, Zi! Tapi tidak bisakah kita bicarakan ini baik-baik dulu?"     

Zivena melongo karena ternyata Gavin sangat kukuh membela Nang Tani. Jelas-jelas jin itu sudah membuat manusia menderita dan seharusnya dimusnahkan, tapi ….     

"Aku memiliki tugasku juga di sini, di tanahku ini!" Nang Tani berteriak sambil mata merahnya melotot. "Dan kau, lelaki Gav, tak usah membelaku, aku tak butuh pembelaan darimu karena aku sudah melakukan sesuatu yang benar!"     

Astaga, kepala Gavin bisa pening kalau begini. Kedua perempuan berbeda ras ini begitu ngotot dengan pemikiran masing-masing. Tidak bisakah ada sedikit kompromi dari apa yang terjadi di sini?     

Ketika keduanya hendak berdebat lebih lanjut, tiba-tiba saja terdengar teriakan di dekat Zivena, "Arrghh! Kenapa aku begini?! Apa yang terjadi padaku?!"     

Zivena dan yang lainnya segera menoleh dan melihat bahwa jiwa Doug sudah keluar dari tubuhnya. Rupanya lelaki itu mengalami koma. Tentu saja, sudah sebanyak itu memuntahkan darah, mana mungkin tidak sekarat?     

Melihat jiwa Doug sampai keluar dari raganya, Zivena bergegas memperbanyak energi healing dia untuk menyembuhkan Doug. "Kau! Lekas kembali ke tubuhmu!"     

Jiwa Doug melihat Zivena, Gavin dan juga Nang Tani yang tak berfisik. "Ka-Kalian … siapa kalian sebenarnya? Kenapa kalian … arrghh! Kau mengerikan! Kau buruk rupa!" Doug menunjuk ke Nang Tani. "Kau setan jelek! Pergi! Enyah dari depanku!" teriaknya ke jin itu.     

Mendengar dirinya diejek terang-terangan, Nang Tani melotot dengan mata merahnya dan dia arahkan cakarnya ke Doug.     

"Jangan harap kau bisa bertingkah seenaknya, jin!" seru Zivena sambil menghadang serangan Nang Tani menggunakan satu tangannya.     

Ketika keadaan sedang kacau itulah, mendadak saja ada sabit besar yang muncul tiba-tiba lalu mengayun cepat ke tubuh Doug dan mencerabut roh lelaki itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.