Devil's Fruit (21+)

Nona Dokterku!



Nona Dokterku!

0Fruit 1410: Nona Dokterku!     

Zivena dan Gavin menyamar menjadi anggota ICRC alias palang merah dunia saat mereka menangani korban konflik di sebuah desa yang dibakar oleh militer.     

Kemudian, keduanya malah memberikan penampilan unik ala super hero sewaktu mereka mendatangi daerah lain saat di sana terjadi adu tembak antara pihak militer dengan warga sipil yang bersenjata.     

Karena mereka memakai penampilan berbeda, maka Zivena tak perlu sungkan ketika dia mengeluarkan kekuatan supernaturalnya. Dengan melayang di antara kedua pihak, Zivena berseru, "Apakah kalian yakin ingin terus bertingkah seperti ini? Saling bertempur seperti ini?"     

Lalu, Zivena mengeluarkan sayap putih dia dan membuat dua pihak yang bertikai melongo, ada yang terjengkang pula saking kagetnya. Mereka menyaksikan malaikat secara kasat mata?     

Meski pakaian yang ditampilkan Zivena jauh dari kesan malaikat seperti yang biasa dibayangkan orang, namun sayap putih besarnya sudah cukup mengindikasi makhluk apa dia.     

Sedangkan Gavin, dia dengan seenaknya malah mengubah sosoknya menjadi perwakilan sosok iblis dengan sayap hitam bagai sayap kelelawar berukuran besar.     

Ini tentu saja membuat orang-orang di sana makin tercengang kaget. Tadi ada malaikat dan sekarang ada iblis? Apa-apaan itu! Hendak mengira itu adalah setingan, tapi nyatanya tak ada tali apapun yang sepertinya menarik tubuh kedua sosok di depan mereka, menandakan keduanya benar-benar melayang di udara tanpa bantuan apapun, mungkin bantuan sayap masing-masing.     

Namun, bukankah itu keajaiban yang keterlaluan yang mereka saksikan saat ini?!     

"Kalian ingin saling bertempur terus dan terus?" ucap Gavin sambil menunjukkan seringai mulut bertaringnya. "He he … lakukan saja karena aku sangat menanti kalian di neraka agar aku bisa mengunyah kalian pelan-pelan di sana, he he he …."     

Mendadak, usai Gavin berbicara ancaman itu, dia dan Zivena malah menerima berondongan peluru dari militer. Tapi, tentu saja itu tak akan mempan untuk mencelakai keduanya. Peluru itu hanya seperti menabrak spon super tebal.     

"Kalian sungguh keterlaluan!" Zivena mengibaskan tangannya dan menyebabkan beberapa anggota militer pun terhempas ke belakang.     

Setelah demonstrasi kekuatan Zivena itu, komandan militer segera berteriak agar mereka mundur segera sekarang juga. Bergegas, anak buahnya pun bergegas berlari kembali ke mobil-mobil mereka dan kabur dari sana.     

"Huh! Berani-beraninya menembaki aku!" sungut Zivena dengan raut cemberut.     

Kini, tinggallah pihak sipil bersenjata yang masih termangu, mereka berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi saat ini di depan mata. Ada sosok malaikat dan juga iblis? Apakah kini malaikat sudah bekerja sama dengan iblis? Apa kabar dunia?     

Namun, Zivena tidak memerdulikan apa yang ada di benak warga sipil tersebut dan malah berkata kepada mereka, "Kalian, lekas kumpulkan semua yang terluka dan tunggu anggota palang merah dunia akan tiba tak lama setelah ini. Sambut saja mereka apa adanya."     

Sesudah bicara demikian, tanpa menunggu respon dari penduduk, Zivena sudah menghilang begitu saja di depan mata mereka. Gavin menyusul.     

"Heh? Ke mana malaikat dan iblis itu?"     

"Kau yakin mereka malaikat dan iblis?"     

"Memangnya apa lagi yang punya sayap putih dan sayap hitam?"     

"Aku lebih percaya kalau itu adalah dewa yang sudi turun kemari untuk menyelamatkan kita."     

"Terserahlah, pokoknya aku harus segera kumpulkan teman-teman pejuang kita yang terluka. Ayo, bantu aku!"     

Maka para warga yang kebanyakan masih muda-muda itu pun bergegas melakukan seperti yang diperintahkan Zivena. Mereka menaruh teman-teman mereka di atas rumput pendek, berjajar seperti ikan karena tak ada rumah atau bangunan apapun di sana.     

Hari ini, mereka berperang melawan militer di area terbuka begini tanpa persiapan, hanya secara impulsif saja ketika komandan mereka meminta mereka perang gerilya di tepi hutan semacam itu.     

Tak sampai setengah jam, muncullah Zivena dan Gavin yang menggunakan jaket khas ICRC, jaket merah dengan logo bundar beserta tanda khas palang merah di bagian punggung.      

Namun kali ini, mereka tidak hanya berdua saja, namun membawa mobil semacam truk kecil. Dan ikut bersama mereka ada beberapa iblis bawahan Panglima Kenzo yang diperintah Gavin untuk menyamar menjadi anggota ICRC pula.     

Di dalam truk kecil ada banyak bahan makanan instan dan juga obat-obatan. Zivena memiliki ide dadakan seperti itu karena dia melihat betapa sedang susah dan payahnya para warga sipil dalam situasi saat ini, mereka serba kekurangan ini dan itu, terutama makanan dan obat-obatan.     

Ini sama sekali bukan karena Zivena membela warga sipil dan memusuhi militer sehingga dia memberikan bantuan semacam itu pada mereka, melainkan dia berpikir bahwa di pihak militer, mereka memiliki segalanya, sedangkan itu berbeda dengan pihak warga sipil.     

Zivena membantu yang lebih sengsara. Dia tidak ingin menggarami air laut. Meski misalkan apa yang dia lakukan saat ini seperti berbagi makanan dan obat-obatan tidak akan menghasilkan cairan keemasan, itu tak masalah bagi dia karena kali ini Zivena sudah terketuk hatinya dan secara tulus ingin memberikan bantuan saja.     

Melihat ada truk dengan logo ICRC datang, tentu saja itu membuat warga sipil tadi merasa gembira dan harapan mereka melonjak tinggi. Akhirnya ada juga bantuan dunia kepada mereka.     

"Aku akan memeriksa semua korban yang terluka, sedangkan yang tidak luka atau hanya luka kecil, tolong bantu turunkan isi truk dan bagikan ke yang lainnya." Zivena berkata dengan tegas dan berjalan cepat ke jejeran korban terluka di tanah berumput.     

Seperti yang sudah diperintahkan, orang-orang yang tidak terluka segera pergi ke belakang truk dan membantu Gavin dan beberapa orang berseragam ICRC mengeluarkan berbagai bahan kebutuhan dan obat. Mata mereka berbinar senang dengan hati penuh syukur.     

Sementara itu, Zivena bergerak cekatan menyembuhkan orang yang terluka, dimulai dari yang paling ringan hingga yang paling berat.     

Untuk yang paling berat, Zivena meminta agar pasien diangkut ke dalam truk sebagai pengganti ruang isolasi agar dia bisa melakukan operasi dadakan.     

Meski ada raut tak yakin dari penduduk di sana, namun menilik dari bantuan yang sudah datang, mana mungkin mereka akan terus meragukan Zivena?     

Bergotong-royong, mereka menaikkan teman mereka naik ke truk dan 'dioperasi' oleh Zivena. Hanya boleh satu orang yang masuk ke truk karena Zivena butuh menyembuhkannya secara diam-diam tanpa ketahuan.     

Setelah bekerja cepat mengoperasi yang terkena luka tembak, luka akibat ledakan granat atau luka tusuk yang parah, akhirnya pada menjelang sore hari, Zivena bisa duduk santai setelah menangani semuanya.     

"Sebentar lagi malam, sebaiknya kalian tidak berada di hutan." Zivena mencoba memberi nasehat.     

"Tapi, markas kami memang di hutan-hutan begini saat ini, Nona dokter." Mereka mengira Zivena seorang dokter karena berani melakukan tindakan operasi darurat.     

"Apa kalian tidak ingin pulang ke rumah?" Zivena bertanya.     

Kebanyakan dari mereka menggelengkan kepala dan salah satunya menjawab, "Kami tidak mungkin kembali ke rumah karena … ahh, entah apakah rumah kami masih ada atau tidak. Lebih baik hidup bergerilya begini untuk memaksimalkan perjuangan kami."     

Karena Zivena tidak ingin ikut campur mengenai situasi politik apapun di sana, maka dia hanya bisa menghela napas dan berkata, "Hghh, baiklah, aku dan timku akan pergi malam ini juga, mencari tempat-tempat lain yang membutuhkan kami."     

"Nona dokter dan timmu tidak ingin menginap dulu di sini?" tawar yang lain.     

"Tidak, aku harus terus bergerak karena ini sudah tugasku, tak bisa seenaknya bersantai, dan aku juga tidak ingin dianggap memihak salah satu." Setelah berkata demikian, Zivena bangkit dari duduknya setelah menyelesaikan cokelat hangatnya. "Ayo, kita lanjutkan perjalanan!" Ia berkata ke timnya.     

Gavin dan 2 iblis pun mengangguk dan masuk ke truk. Zivena masuk ke kabin depan, duduk di antara Gavin dan iblis yang mengemudikan truk. Ia melambai singkat ke para pemuda itu sambil berkata, "Jaga diri kalian baik-baik, jangan sampai bertemu lagi."     

Awalnya ada pemuda yang tersinggung dengan ucapan Zivena. "Kenapa dia berkata begitu? Apakah dia jijik pada kita?"     

"Bukan begitu maksudnya. Dia berkata tak ingin bertemu kita lagi, dalam arti dia tak mau melihat kita terluka lagi." Temannya menjelaskan.     

"Ohh, rupanya begitu. Wah, nona dokter cantik adalah idolaku! Dia idolaku!"     

"Tapi menurutmu dia tidak terlalu muda sebagai dokter, tidak sih?"     

"Ahh, masa bodoh! Yang penting dia baik, cantik, dan berambut pirang pula! Ahh … nona dokterku …."     

"Hentikan ngoceh gilamu atau aku sumpal kau pakai sepatu."     

Sementara itu, Zivena dan truknya perlahan menghilang di balik rimbunnya vegetasi lebat setelah tak lagi terlihat mata orang-orang itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.