Devil's Fruit (21+)

Mengunjungi Saudara Kandung



Mengunjungi Saudara Kandung

0Fruit 1411: Mengunjungi Saudara Kandung     

Dalam beberapa hari belakangan ini, Zivena dan Gavin terus menggunakan penyamaran mereka sebagai anggota palang merah internasional ICRC sehingga mereka bisa bebas bergerak mengobati semua korban yang masih bisa diselamatkan.     

Di beberapa kasus juga Zivena mengeluarkan truk yang membawa bahan makanan berikut juga dengan obat-obatan sehingga itu sangat membahagiakan banyak penduduk lokal yang saat ini benar-benar membutuhkan apa yang dibawa Zivena.     

Konflik sudah tersebar di segala penjuru, banyak desa dan kota kecil terdampak akan insiden berdarah itu. Banyak pula bermunculan gerakan pemberontak dari para pemuda yang nekat mengangkat senjata sebagai sikap mereka akan protes terhadap pihak otoriter yang ingin melanggengkan kekuasaannya dengan cara kurang tepat yang berdampak menyulut gelombang protes dari rakyat Myanmar.     

Zivena memang benar-benar berusaha untuk bersikap adil, tidak memihak salah satu pihak. Namun, yang sering dia temui di lapangan adalah korban dari warga sipil lebih banyak dan itu membuat dia lebih banyak memfokuskan diri untuk menolong yang lebih lemah.     

Ini sudah seminggu lebih bagi Zivena dan Gavin berada di Myanmar. Keduanya sangat sibuk dan bahkan malam hari pun masih harus menolong orang-orang, terutama yang bergerak secara gerilya.     

Jika pihak militer keras kepala ketika Zivena dan Gavin datang sebagai anggota ICRC, maka tak ada pilihan selain keduanya mundur sejenak dan kemudian mengganti sosok mereka dengan penampilan ala malaikat dan iblis untuk menakuti pihak militer sehingga mundur dan urung melanjutkan peperangan.     

Setelah militer mundur dari konflik di suatu daerah setelah ditakut-takuti Zivena dan Gavin, maka keduanya akan menghilang dan muncul lagi sebagai anggota ICRC.     

Kian lama, banyak rumor beredar di kalangan warga sipil yang memberontak bahwa gerakan mereka direstui oleh dewa mereka dengan adanya kemunculan makhluk langit seperti malaikat dan iblis secara bersamaan untuk membantu mereka.     

Ini memang menumbuhkan kesalahpahaman, tapi Zivena tak memiliki pilihan lain dan hanya bisa membiarkan saja penduduk hendak memiliki interpretasi apapun terhadap dia dan Gavin.     

Di suatu malam ketika Zivena sedang menikmati secangkir cokelat hangat di dalam truk, anting komunikasinya berdenyut. Tak lama, suara sang kakak terdengar, "Zizi manisku, apakah Kakak mengganggumu saat ini?"     

Meletakkan mug yang sudah habis setengah isinya, Zivena menjawab kakaknya, "Kak Jo, kau menggunakan waktu yang tepat untuk menghubungiku."     

"Oh ya?"     

"Iya, Kak. Saat ini aku sedang santai setelah seharian penuh merawat orang-orang."     

"Ahh, itu karena Kak Jo ngeliat dulu perbedaan waktu kita, makanya Kak Jo pas-pasin aja hubungi kamu sekiranya di sana malam. Apakah begitu banyak pasienmu di sana?"     

"Sangat, Kak! Apa Kak Jo ingin melihat sendiri seperti apa situasinya? Kemarilah!"     

Tak berapa lama, tiba-tiba saja Jovano sudah muncul di dekat Zivena.     

"Kak Jo!" Gadis belia itu senang sekali melihat kakaknya datang untuk dirinya. Seketika dia berlagak manja dan bergelanyut di lengan kokoh Jovano. "Kak, aku kangen."     

"Ha ha ha, Ziziku yang manis …." Jovano mengusap lembut kepala adik kandungnya. "Kakak juga kangen, loh, ama kamu."     

"Bohong!" rajuk Zivena sambil cemberut. "Kakak tak mungkin kangen aku karena kau sudah terlalu sibuk dengan dua istri montokmu itu. Huft!"     

"Ha ha ha … apakah adik manisku ini lagi ngomongin cemburunya, hm?"     

"Tidak! Huft! Untuk apa cemburu pada mereka? Jika aku memang mau, aku cukup sentil mereka pergi dan aku bisa bareng Kak Jo."     

"Ha ha ha … iya, deh, iya … ehh, perbedaan waktu kita sekitar 1 jam setengah loh, Zi."      

"Iyakah? Memangnya Kak Jo saat ini sedang di mana?"     

"Kakak lagi ada di Bali."     

"Huft! Pelesir teruusss!" Kembali, Zivena cemberut dan kali ini menambahkan dengan mengerucutnya bibir ketika pipinya digembungkan.     

"Ha ha … adik Kak Jo ini memang gemesin banget!" Jovano mencubit sayang pipi menggembung sang adik yang merajuk. "Ke Bali bukan untuk pelesir melulu, kok Zi. Sekalian ngerjain misi biar cepat kelar."     

"Sungguhan kerjakan misi, loh ya Kak! Aku sudah kangen mama." Zivena kembali menempelkan kepalanya ke lengan Jovano.     

"Iya, Kak Jo juga kangen mom. Pokoknya kita lakukan misi secepat dan semampu kita, yah! Kamu juga nih, jangan terlalu memaksakan tenaga. Kalau capek, buruan rehat, jangan nekat biar nggak pingsan."     

"Sudah, sih!"     

"Maksudmu?"     

"Sudah pernah pingsan, beberapa kali, he he he …."     

"Astaga, Zi! Kau ini …."     

"Yah, habisnya … aku ingin mama cepat sadar …."     

"Hm, iya, iya, tapi mulai sekarang Kak Jo minta kamu untuk beneran jaga kondisi, yah! Kakak gak bisa selalu di dekat kamu, makanya gak bisa nyimpan kamu ke Cosmo kalo kamu kolaps."     

"Iya, iya, tahu. Cuma sekitar 3 kali saja pingsannya, kok! Tidur sebentar juga sudah terisi lagi energiku. Kak Jo tak usah khawatir, deh!"     

"Ya sudah, mana Gavin? Kamu doang yang ada di dalam … errr … truk?"     

"Dia aku suruh berjaga di luar ama beberapa iblis bawahan uncle Kenz."     

"Oh ya sudah, tapi kau jangan terlalu keras ke Gavin, yah! Kasian dia …."     

Lalu, dua bersaudara itu saling berbagi kisah misi mereka masing-masing hingga akhirnya satu jam berlalu dan Jovano pamit pergi kembali ke tempatnya semula.      

Meski Zivena merajuk kesal karena masih kangen dengan kakaknya, Jovano tak punya pilihan selain tetap pergi dan mengecup sayang pipi adiknya seraya berjanji akan lebih sering mengunjungi sang adik nantinya kalau ada waktu luang.     

Sebelum pergi, Jovano menemui Gavin dulu dan berbincang singkat, lalu kembali ke Indonesia, lebih tepatnya ke Bali.     

Saat ini Jovano dan kedua istrinya memang sedang menjalankan misi di Bali. Sama seperti Thailand, Bali adalah tujuan banyak turis dunia, sehingga ini menjadikan pulau tersebut sarat akan beberapa masalah yang bisa menjadikan jalan bagi Jovano untuk menyelesaikan misi.     

Jika masalah yang dihadapi berkaitan dengan orang terluka, maka Shona akan maju untuk menyembuhkan menggunakan energi healing dia. Meski tidak sebesar yang dimiliki Zivena, namun itu tetap sangat berguna.     

Sedangkan hal-hal berkaitan dengan masalah supernatural merupakan ranah paling diminati Jovano. Dia bisa memusnahkan banyak jin jahat ataupun iblis yang hendak mengancam manusia.     

Seperti sekarang ini, Jovano sejak kemarin berulang kali memusnahkan leak-leak kelas rendah. Yang diyakini oleh Jovano, leak-leak rendahan itu pasti memiliki bos sebagai atasan. Bisa berupa iblis ataupun leak kelas tinggi.     

Leak rendahan yang belakangan ini kerap dijumpai kelompok Jovano berwujud hewan seperti kera abu-abu yang disebut Bojog, kadang pula bertemu dengan yang berwujud ular, ayam, kambing, bahkan sepeda motor.      

Dikatakan oleh beberapa orang penduduk yang mengobrol dengan Jovano, bahwa ilmu leak memiliki beberapa tingkat dan jenis perubahannya.     

Di level terendah atau tingkat pertama ada si kera abu-abu yang disebut bojog tadi. Lalu di tingkat atas bojog ada yang mengambil wujud kambing. Setelah itu, di level tiga akan menjadi Bangkal atau Bangkung, itu adalah leak dengan perwujudan babi.     

Di tingkat keempat, perubahannya adalah menjadi ular, sepeda motor, dan mobil. Memang terdengar aneh tapi memang nyata. Lalu di tingkat kelima, berubah menjadi gegendu alias kuda atau kerbau berkaki 3.     

Jovano pernah menjumpai leak gegendu beberapa hari lalu. Meski leak ini tidak menyakiti manusia dan hanya ingin menakut-nakuti saja, tetaplah Jovano tak setuju jika ada manusia melakukan ilmu sesat apapun tujuannya.     

Saat siang hari, orang yang menjalani ilmu leak di tingkat gegendu akan menjadi orang yang berjalan dengan tongkat dan satu tangan berada di belakang punggung, atau istilah Bali-nya 'nyangkling'. Lalu, orang itu akan berjalan mengitari sesajen sambil membaca mantra doa perwujudan lalu tertawa bagaikan ringkikan kuda dan perlahan tubuhnya akan berubah menjadi gegendu.     

Dipercaya oleh masyarakat sekitar bahwa jika seseorang bertemu leak gegendu, kalau tak bisa lari, segeralah mengambil tanah di tempat itu dan torehkan tanah di kening dan lidah sambil membaca mantra doa tertentu. Berhasil atau tidaknya mantra itu tergantung niat dan keyakinan dari orang itu. Maka dari itu, dikatakan agar orang tidak sembarangan mengucapkan mantra doa agar tidak terjadi sesuatu yang buruk. Harus ada bimbingan guru di bidang itu.     

--------     

Source = Sepuluh Tingkatan Leak di Bali by TribunNews & Gegendu Makhluk Jadi-Jadian Berkaki Tiga by Bali Factual News     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.