Devil's Fruit (21+)

Semua Butuh Ijin dan Persetujuan



Semua Butuh Ijin dan Persetujuan

0Fruit 1413: Semua Butuh Ijin dan Persetujuan     

Serafima melihat sesuatu yang aneh terbang di malam hari ketika dia sedang bersantai memandang ombak bergulung dari balkon kamarnya. Dia segera menyampaikan apa yang dia lihat pada Jovano.     

Maka, Jovano beserta kedua istrinya pun segera bergegas terbang mengejar benda aneh terbang tadi karena Jovano yakin itu bukan sesuatu yang baik.     

Sementara itu, di tempat lain, ada petani yang hendak pulang usai menghadiri upacara ngaben dan di tengah jalan dia menjumpai usungan jenasah berisi sosok seperti mayat berbau busuk dan tengik melintang di jalan.     

Dia harus melawan rasa takutnya untuk memindahkan jenasah itu agar bisa lewat. Ketika hendak melakukannya, mendadak saja sosok menyerupai mayat itu membuka matanya ketika petani hendak memindahkannya dari tengah jalan.     

Petani sangat terkejut. Niat keberanian yang sudah dia kumpulkan susah payah mendadak saja lenyap karena melihat wajah mayat tersebut.      

Matanya semerah buah ceri matang, kulitnya hitam kelabu dan dari mulutnya muncul taring yang memanjang ketika dibuka. Itu sungguh perwujudan wajah mengerikan yang nyaris menyerupai topeng leak yang banyak dijual di Bali, namun ini benar-benar asli, bukan topeng tiruan.     

"A-Aaarrghhh!" Petani sampai jatuh terjengkang ke belakang sambil tubuhnya gemetar ketakutan tanpa bisa dikendalikan. Lenyap sudah nyali yang sudah dibangun. Yang ada hanya tatapan penuh kengerian.     

"Hraaghhh …." Sosok mayat itu mendadak saja makin membesar dan membesar seiring tumbuh kuatnya ketakutan di hati si petani.     

"Tidak! Jangan!" Petani mengira dia akan bisa memenangkan pertarungan niat, tapi ternyata dia salah. Sepertinya leak di depannya itu sudah memiliki ilmu yang cukup tinggi sehingga wujudnya mulai bisa berubah sedemikian rupa.     

Leak itu mulai duduk di dalam usungan jenasahnya, ada kabut kemerahan melingkupi dirinya. Semakin banyak ketakutan menguasai hati si petani, maka makin banyak pula energi yang leak itu dapatkan.     

Bahkan, saat ini mata keduanya sudah saling memandang, itu artinya si petani berpotensi besar menjadi gila setelah ini.     

Leak dan usungan jenasah mulai naik dari permukaan aspal dan melayang rendah sambil menghampiri petani yang ketakutan. Mulut leak itu membuka, seolah dia ingin menelan si petani bulat-bulat.     

"Lancang!" teriak sebuah suara tegas dari arah samping. Itu adalah Jovano yang datang bersama Shona dan Serafima. Lekas dia mengibaskan satu tangannya ke leak itu sehingga leak terdorong menjauh dari petani.     

Sementara itu, si petani terheran-heran, kenapa leak itu tiba-tiba bisa menjauh dari dirinya seperti didorong oleh sesuatu. Tak hanya itu saja, leak di depannya seperti sedang dipukuli. Ini menimbulkan dugaan dari si petani apakah dewata sedang menolong dirinya?     

Kemudian, terdengar bisikan dari dekat telinganya, "Pergilah sekarang." Itu merupakan bisikan perempuan!     

"Arrghh!" Petani itu makin ketakutan. Tak mau berlama-lama di sana, petani pun berusaha bangun berdiri, namun ternyata dia terlalu takut sehingga lututnya sudah menjadi jeli. Bagaimana pun dia mencoba berdiri, selalu merosot jatuh ke aspal.     

Tak bisa tidak, Shona tentu harus menyembuhkan petani itu. Maka dengan tenaga healing dia, Shona menyembuhkan tak hanya lutut lemas si petani, namun juga menyembuhkan trauma si petani sehingga lelaki malang itu bisa berlari menjauh dari jalan sepi tadi. Semoga saja setelah ini dia tidak menjadi gila.     

Sedangkan di sana, masih ada Jovano yang sedang menghukum leak tersebut. "Kau berani-beraninya menginginkan ilmu sesat seperti ini, hah?! Hendak mencelakai manusia dengan ilmumu? Kalaupun kau memang ingin memiliki ilmu leak, gunakan itu untuk kebajikan manusia! Bukan untuk mencelakakan mereka!"     

"Arghh! Harrghh! Harkkhh!" Leak itu terus dihujani tinju dan pukulan oleh Jovano.     

Seperti yang Jovano katakan, bahwa ilmu leak memang tidak selalu jahat. Itu mirip seperti ilmu sihir, ada yang putih dan ada yang hitam, semuanya tergantung siapa yang menggunakannya.     

Dan karena itu adalah leak, maka Jovano tidak mungkin memusnahkannya begitu saja karena praktisinya tetaplah manusia juga. Dia khawatir, jika dia membunuh leak jadi-jadian itu, maka dia tak akan mendapatkan poin kebajikan untuk mengisi bola kristalnya.     

"Huh! Seperti biasa, Jo tidak berani membunuh jika itu adalah leak." Serafima hanya diam melayang sambil melipat dua tangannya di depan dada.     

Shona menghampiri istri tua dan berkata, "Yah, mau bagaimana lagi, Sis. Yang di dalam leak itu juga manusia pula, tapi memang sesat, sih!"     

"Memangnya benar-benar tak boleh memusnahkan mereka? Jelas-jelas banyak praktisi leak yang menggunakan ilmunya untuk hal-hal jahat. Untuk apa berbelas kasih ke mereka?" Alis Serafima bertaut dengan wajah masam.     

"Kalau belum mendapatkan ijin dari pihak surga, sepertinya Jo tak akan berani gegabah." Shona mengerti kebimbangan suaminya.     

"Ya, kalau begitu tanyakan saja ke pihak surga, apakah boleh membinasakan praktisi-praktisi jahat  seperti di depan kita ini!" Serafima kesal bukan main. Meski Jovano masih akan mendapatkan poin kebajikan dari menolong manusia seperti petani tadi, namun dia kesal karena para praktisi ilmu hitam masih terus saja berulah.     

Ini rasanya seperti memotong tapi tidak sampai ke pangkalnya, akan terus ada dan ada sepanjang waktu.     

Mendadak saja, usai Serafima berkeluh-kesah demikian, muncul cahaya sangat terang dari langit, seolah itu berubah menjadi siang hari padahal ini masih tengah malam.     

Dari langit yang terbelah pelan, muncullah 2 malaikat dengan tubuh dibalut cahaya terang, turun melayang membawa keanggunan sekaligus wibawa penuh.     

Kedatangan tak terduga dari 2 malaikat tentu saja menghentikan Jovano dari memukuli leak tadi. Bahkan leak itu pun melongo di tempat, tak percaya dengan adanya fenomena luar biasa semacam yang ada di depannya saat ini.     

"Sepertinya ada yang tidak puas." Malaikat yang ternyata adalah Nafael berbicara.     

"Kita mendengar suara ketidakpuasan dari keturunan kami yang terkutuk." Malaikat satunya menimpali.     

Segera saja, Serafima paham bahwa yang dimaksud adalah dia. Keturunan mereka yang terkutuk? Ya, itu memang ras nephilim. Tapi mendengar ejekan tajam seperti itu, rasanya terlalu menyakitkan. "Kau!"     

"Sis." Shona lekas memegang pundak Serafima untuk menenangkan sang istri tua.     

"Apa? Hendak berkilah? Bukankah bangsamu memang terkutuk?" Malaikat itu meneruskan ejekannya, membawa nada menantang untuk memprovokasi Serafima.     

"Hazriel, jangan lagi berbicara jika itu bukan kalimat baik untuk didengar." Nafael menengahi namun lebih seperti menegur rekannya.     

"Huft!" Hazriel membuang pandangan dengan sikap kesal dan melipat dua lengan sembari dagu terangkat.     

"Wahai kau, anak kegelapan …." Nafael mengarahkan pandangan ke Jovano. "Aku sudah bertanya pada Yang Agung, dan Yang Agung mengijinkan kau untuk membinasakan manusia yang sudah sangat keterlaluan dalam bertindak."     

"Ohh, jadi aku boleh membunuh praktisi ilmu hitam mulai sekarang?" Jovano menyeringai senang.     

"Tidak semuanya. Kau harus bertanya dulu pada Yang Agung." Nafael menjawab. sembari menggeleng pelan.     

"Kenapa masih harus bertanya?" Serafima tak tahan untuk tak bertanya.      

"Karena semuanya ada pada kuasa Yang Agung. Hanya Yang Agung yang berhak memberikan hukuman dan pengampunan. Hanya pada Dia-lah semua harus tunduk dan mendengarkan." Nafael menengadah ke atas seakan sedang memberikan pemujaan pada Yang Agung tersebut.     

"Lalu, bagaimana caranya agar aku tahu aku sudah boleh membinasakan mereka atau tidak?" tanya Jovano.     

"Tanyakan menggunakan hatimu paling tulus, maka Tuanku Agung akan menjawabnya untukmu." Lalu, setelah itu, Nafael dan Hazriel pun terbang kembali ke langit tertinggi dan menghilang.     

Sepeninggal 2 malaikat itu, Jovano pun menyeringai ke leak tadi. "He he … sampaikan salamku pada Tuan Hades, ya!" Kemudian, Jovano pun menembakkan Api Hitam Neraka dia ke leak berikut usungan jenasahnya.     

"Arrghhh!" Leak jadi-jadian itu segera terbakar hebat dan di tempat lain, ada seorang manusia yang jatuh terkulai di lantai di depan meja altarnya dan kemudian terbakar secara gaib. Dia adalah guru dari praktisi leak bade tadi yang sedang membimbing muridnya untuk melakukan terror menjadi leak.     

Kebakaran itu menimbulkan kehebohan di rumahnya. Namun, yang ajaib, hanya si guru dan altar kecil itu saja yang terbakar dan api sama sekali tidak menjilat ke hal lainnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.