Devil's Fruit (21+)

Leak Rangda dan Pasukannya



Leak Rangda dan Pasukannya

0Fruit 1414: Leak Rangda dan Pasukannya     

Kini sudah ada kejelasan yang diberikan malaikat Nafael mengenai apakah Jovano boleh memusnahkan manusia yang melakukan hal jahat semacam dukun ilmu hitam atau penjahat yang keterlaluan.     

Meski begitu, Nafael masih menyuruh Jovano agar meminta ijin dulu kepada pemilik segala semesta, yaitu Tuan Pencipta Teragung. Hanya melalui Beliau lah segala dinyatakan, dimusnahkan atau diberi pengampunan.      

Ini pulalah yang membuat Jovano semakin aktif mencari poin kebajikan.      

Hingga dia berhadapan dengan leak rangda ketika perjalanan pulang dari sebuah jalan-jalan dari pantai Kuta di petang hari untuk menyenangkan Serafima yang tergila-gila pada pantai.     

Saat itu keadaan sedang ramai dan Leak Rangda sudah muncul untuk menghadang Jovano di dekat pantai. Dia membawa pasukannya, leak-leak tingkat rendah dan menengah beserta kekuatan para penyihir jahat di belakangnya.     

"Kau yang sering mengganggu pasukanku!" Leak Rangda berseru marah pada Jovano. Bentuknya makin menakutkan dengan mata merah melotot. Kuku bercakar panjangnya semengerikan taring besarnya yang berjumlah 4 mencuat keluar dari mulutnya.     

Para turis di sana seketika merasakan adanya angin panas dan hawa tak mengenakkan melingkupi mereka. Kemudian, muncul bola-bola api di sekitar mereka.     

"A-Apa itu?!" Mereka berteriak kaget.     

Sedangkan warga lokal yang melihatnya terkesiap karena mereka paham itu salah satu bentuk kemunculan dari leak. "Serangan! Ada serangan leak!" seru salah satu dari mereka yang bisa melihat meski tidak sepenuhnya.     

"Lekas panggil pecalang! Cepat!" seru yang lainnya.     

Deru angin panas dan bola api berputar di atas orang-orang yang berlarian takut.     

Jovano dan dua istrinya tak sempat mengubah bentuk mereka ke transparan karena masih ada banyak orang di sana, terlalu riskan jika membuka identitas.     

Maka, ketiganya terpaksa melawan pasukan leak itu dengan wujud humanoid apa adanya. Jovano melawan pemimpinnya, yaitu Leak Rangda, sedangkan dua istrinya melawan pasukan yang berjumlah puluhan.     

Banyak Pecalang berlari mendatangi tempat itu dan segera mengkoordinasi tindakan mereka. Ada yang membantu turis untuk evakuasi ke tempat aman lainnya, dan ada pula pecalang yang mengerti ilmu supernatural berusaha ikut melawan serangan pasukan Leak Rangda tadi membantu Shona dan Serafima.     

"Sudah, biar kami saja!" teriak salah satu pecalang pada Shona dan Serafima yang dikira turis biasa menggunakan bahasa Inggris. Mereka tak mungkin membiarkan turis untuk menangani serangan supernatural semacam itu.     

"Tidak masalah untuk ini, Pak! Kami bisa menangani mereka!" balas Shona menggunakan bahasa Indonesia fasih, mengakibatkan keheranan dari pecalang tadi.     

Para pecalang yang mendengar teriakan jawaban dari Shona juga ikut kaget, tak mengira ada turis mancanegara bisa melihat serangan pasukan leak dan bisa bicara menggunakan bahasa Indonesia yang lancar.     

Lebih terkejut lagi ketika mereka melihat Shona dan Serafima tak hanya bisa melihat makhluk jejadian itu, namun juga bisa melawan mereka.      

Demikian pula Jovano. Dia sudah bertarung dengan pemimpin pasukan itu, yaitu Leak Rangda. Pertarungan supernatural tak bisa terhindarkan antara keduanya. Mereka saling menembakkan kekuatan astral mereka.      

Jovano berulang kali menahan serangan Leak Rangda dengan kekuatan apinya. Setelah berhasil menangkap dan menahannya, Jovano akan memusnahkan serangan api itu agar tidak sampai ke warga di sekitar mereka.     

Leak Rangda kesal sekaligus heran kenapa ada manusia yang bisa menangkap serangan besarnya begitu saja dan bahkan memusnahkannya. Ia bertanya-tanya, seberapa tinggi ilmu supernatural Jovano ini. Siapa gurunya? Kenapa bocah yang masih terlihat ingusan baginya itu bisa bertarung dan mendesak dia.     

Sembari membalas serangan leak Rangda menggunakan kekuatan kecilnya, Jovano sembari memusatkan pikirannya untuk bertanya pada Sang Pencipta Agung, bolehkah dia memusnahkan leak jejadian ini.     

Tak mendapatkan jawaban segera, Jovano terpaksa menggunakan sedikit api hitam dia untuk membalas si ratu leak.     

Api hitam itu mengenai ujung rambut leak Rangda dan dia histeris terkejut lalu memotong paksa rambutnya sehingga jilatan api hitam tadi tidak perlu merayap hingga ke kepalanya. "Grrhhh! Sialan! Kau berani membakar rambutku yang berharga?!" teriak leak itu semakin murka pada Jovano.     

"Hanya rambut jelek dan kucel tak terurus begitu kau bilang berharga? Pfftt!" Jovano memang paling pandai menggunakan lidahnya untuk mengejek lawan.     

Terbukti dengan makin murkanya si Rangda dan mengerahkan lebih banyak bola api ke Jovano. Namun, semua bola apinya ditangkis menggunakan bola api hitam milik si pemuda.     

Betapa kesalnya Rangda melihat bola api dia bisa dengan mudah dihantam oleh bola api hitam. Namun, di lubuk hatinya, dia juga sedikit takut melihat api hitam Jovano. Apalagi jika dia melirik ke rambut yang dia potong paksa. Api hitam itu melahap rambutnya hingga tak bersisa dengan cepat.     

Jovano meringis dengan aura mengejek. Lalu, dia mencoba untuk bertanya lagi kepada Sang Pencipta mengenai apakah dia boleh melakukan tindakan pemusnahan terhadap manusia yang melakukan ilmu leak Rangda ini.     

Saat Jovano sudah nyaris putus asa, apalagi dia harus menghalangi serangan si ratu leak ke warga yang masih berlarian, tiba-tiba saja dia mendapati adanya suara yang seolah ada di kepalanya.      

"Lakukan." Suara itu bergema, berat dan dalam, membawa nuansa keagungan yang sukar dijabarkan Jovano. Karenanya, Jovano meyakini itu adalah jawaban dari Sang Agung.     

Maka, setelah mengucapkan terima kasih, Jovano menyeringai senang. "Sepertinya aku tak perlu bermain-main lebih lama denganmu, neng!" ujarnya selengekan.     

Leak Rangda terkejut. Jadi, dari tadi bocah ingusan di depannya itu hanya bermain-main saja dengannya? Benak si ratu leak segera sadar bahwa sepertinya dia terlalu meremehkan Jovano hanya karena Jovano masih muda. Dia menangkap sinyal bahaya dari instingnya.     

Karena merasa dia tidak bisa mengungguli Jovano, maka Leak Rangda pun berbalik badan hendak kabur secepat mungkin.     

Sayang sekali, Jovano ternyata sudah memprediksi tindakan Leak Rangda menggunakan jaring api hitam yang memblokade si ratu leak. "Kok sudah hendak pergi? Apa kau sudah bosan main denganku?" ejek Jovano. "Atau kau sudah tahu kalau kau hanya pecundang?"     

Meski ketakutan, tapi leak itu menoleh ke belakang sambil melotot marah karena diejek terang-terangan oleh Jovano. Tapi, dia harus menahan murkanya, sebab nyawanya lebih penting. Ia pun berusaha naik tinggi ke angkasa, tapi malah ada lagi jaring api hitam yang sudah menunggu di atasnya.     

"Tsk, tsk, tsk … temani aku main dulu lah …." Jovano menggeleng-gelengkan telunjuk kanannya. "Apa kau tidak ingin tahu apa yang aku punya di tangan kananku ini?" Lalu dia memunculkan bola cahaya yang berputar seperti gangsing di atas telapak tangan kanannya.     

Melihat bola cahaya itu, Leak Rangda makin ciut. Api hitam itu saja sudah menakutkan, dan kini bola cahaya? Ada aura mengerikan dari bola cahaya itu yang membawa aroma keilahian. Meski tak paham apa itu sebenarnya dan kenapa Jovano memilikinya, Leak Rangda harus cepat melarikan diri!     

Ketika dia hendak mencoba arah lain, Leak Rangda hanya bisa diblokir oleh jaring-jaring api hitam Jovano yang mendadak muncul di segala arah untuk menahan laju kaburnya.     

"Lepaskan aku! Aku menyesal! Aku menyesal! Tolong lepaskan aku!" seru si ratu leak. "Aku janji takkan membuat gara-gara denganmu!"     

"Maaf, aku sudah dapat persetujuan untuk mengurusmu sampai tuntas, neng. Nah, silahkan dicicipi, yah!" Jovano mendapatkan sekelebat memori dari si leak saat menatap dalam-dalam matanya. Leak itu sudah begitu banyak memakan korban. Dari janin, bayi, hingga bocah cilik. Dia sudah banyak membawa kesengsaraan bagi umat manusia di sekitarnya.     

Mungkin inilah kenapa akhirnya Sang Agung memutuskan memberikan ijin pada Jovano untuk memusnahkannya. Terlebih, tidak adanya penyesalan pada diri leak itu. Ucapannya tadi hanyalah pemanis bibir agar dilepaskan Jovano.     

Hanya setelah Jovano terakhir bicara padanya, jaring api hitam mulai menempel di tubuh ratu leak dari berbagai arah, menimbulkan teriakan keras akibat rasa sakit tak terkira. Belum lagi, Jovano juga mengirimkan bola cahaya surgawi dia yang menghantam dada leak Rangda.     

Hanya dalam hitungan detik, tubuh leak Rangda sepenuhnya menghilang. Ini dilihat oleh banyak anak buahnya. Mereka tak menyangka ratu mereka bisa dikalahkan begitu mudahnya oleh seorang pemuda yang tampak lemah.      

Setelahnya, sebagian besar dari pasukan leak itu langsung dieksekusi oleh Shona dan Serafima usai melihat Jovano memusnahkan si ratu leak. Mereka kini tidak ragu-ragu lagi melakukan tindakan penumpasan.     

Maka, dalam sekian menit, puluhan leak dari kelas rendah hingga tinggi sudah musnah. Sisanya cukup dikejar menggunakan api hitam Jovano dan langsung musnah.     

Pecalang yang bisa melihat adegan itu hanya bisa melongo.      

Turis yang bisa melawan dan membinasakan banyak leak termasuk ratunya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.