Devil's Fruit (21+)

Menyeberang Melalui Laut Bali



Menyeberang Melalui Laut Bali

0Fruit 1415: Menyeberang Melalui Laut Bali     

Dalam waktu singkat saja, Jovano dan kedua istrinya mulai terkenal di Bali sebagai ahli supernatural karena berhasil menumpas habis seluruh pasukan berikut ratu leak Rangda di daerah Kuta dan sekitarnya.      

Profil mereka memang seperti orang Amero (Amerika Eropa), tapi kemampuan mereka seperti ahli spiritual Indonesia yang tidak memerlukan senjata ini dan itu untuk bertempur melawan makhluk astral, cukup menggunakan tapak tangan saja untuk menembakkan kekuatan supernatural.     

Hingga akhirnya ketiga orang itu pun berpindah ke pulau lainnya karena merasa sudah banyak sekali menumpas roh jahat dan makhluk jejadian di Bali.     

Kali ini mereka pergi ke Jawa Timur setelah menyeberang menggunakan kapal ferry melalui Laut Bali. Ini memang keinginan Jovano yang tidak ingin menggunakan penyeberangan biasa yang ada di Gilimanuk, melainkan dari Kuta langsung ke Laut Bali.     

"Jo, kau yakin ingin menyeberang dari Laut Bali? Tidak melalui selatnya?" tanya Shona ketika mereka sudah berada di atas kapal ferry kecil yang disewa secara pribadi oleh suaminya.     

"Entah kenapa, aku ingin pakai jalur Laut Bali, Sho. Apakah ini insting atau cuma karena ingin berbeda saja, sih, he he …." Jovano memang tak mampu menjelaskan mengapa dia ingin menyewa kapal feri kecil untuk ke Jawa Timur melalui Laut Bali di bagian barat Kuta.     

Karena Shona mempercayai Jovano jika lelaki itu sudah mengatakan mengenai insting, maka dia pun mengangguk.     

Sedangkan Serafima, dia masih asyik memandang laut di depan mata sambil tersenyum lebar. Meski ombak cukup tinggi, namun dia sama sekali tak gentar berdiri di tepi geladak sambil berpegangan pada besi penghalang di sana.     

Yah, memangnya apa yang perlu ditakutkan kalau dia bisa terbang.     

Maka dari itu, Jovano dan Shona membiarkan saja Serafima di sana sementara mereka berdua duduk di ruang penumpang, bersantai sambil minum teh hangat dan membaca majalah atau menonton televisi yang tersedia.     

Hari itu cuaca cerah ketika mereka berangkat dari Kuta dan ketika tiba di tengah perjalanan, mendadak saja cuaca menjadi mendung, awan hitam bergumpal di atas kapal.     

Mendadak, kening Jovano berkerut. Shona menyadari sikap aneh suaminya dan bertanya, "Ada apa, Jo? Ada yang salah?"     

"Bentar, Sho." Jovano berdiri dari kursinya dan melangkah keluar ruangan untuk ke geladak.      

Di geladak samping, masih ada Serafima yang tampak tak terganggu dengan adanya mendung gelap. Ketika melihat kedatangan suaminya, dia malah menyapa, "Jo, mau ikut lihat ombak juga? Asyik, loh! Bisa bergulung-gulung dan kadang tinggi sampai rasanya seperti dibuai naik ayunan! Hi hi hi!" Lihat, dia sama sekali tak ada rasa takut meski ombak berubah tinggi.     

Mengerti bahwa istri pertamanya begitu menyukai pantai dan laut, Jovano tersenyum sambil menepuk pipi Serafima, berkata, "Jangan sampai jatuh ke laut, yah!"     

"Mana mungkin! Aku ini sangat terampil dan terlatih un—" Belum sempat Serafima meneruskan ucapannya, mendadak saja dia terhuyung akibat kapal yang tiba-tiba diterjang ombak dan bergerak limbung ke samping, menyebabkan Serafima yang tidak berpegangan saat itu pun tersentak ke tepian dan ….     

Byuurr!     

"Sera!" Jovano terlambat meraih tubuh istrinya dan Serafima sudah terburu jatuh ke air.     

Shona sudah mengejar Jovano ketika mendengar jeritan dari suaminya. "Ada apa?"     

"Sera jatuh!" Tanpa pikir panjang, Jovano naik ke besi penahan di geladak dan menceburkan dirinya ke laut yang bergelombang tinggi.     

Sebenarnya Shona ingin ikut, tapi dia tahu bahwa dia harus menenangkan pihak nahkoda dan awak kapal lainnya yang berdatangan ke geladak.     

"Nona! Ada kecelakaan kah?" tanya salah satu awak kapal ke Shona yang sedang melongok ke bawah, siapa tahu bisa melihat Jovano.     

Shona menoleh ke mereka dan berkata, "Sista saya jatuh dan suami saya sedang mencarinya."     

"Hah?! Mencari?" Awak kapal terperanjat. "Beritahu kapten untuk perlambat dan hentikan kapal! Ada yang jatuh! Bersiap menurunkan sekoci untuk mereka!"     

Mengapresiasi pengambilan keputusan yang cepat dari awak kapal, Shona mengangguk dan berkata, "Suamiku sangat pandai berenang, dia pasti akan bisa membawa sista aku. Kalian cukup lempar saja sekoci ke dia kalau sudah terlihat."     

Ini karena Shona tidak ingin membahayakan awak kapal jika mereka turun memakai sekoci untuk mencari Jovano dan Serafima. Ia percaya Jovano akan lekas mendapatkan Serafima dan mengejar kapal.     

Karena kapal feri bukan jenis yang mudah berhenti begitu saja begitu ada perintah, tetap membutuhkan beberapa waktu bagi nahkoda untuk membuat kapal tidak bergerak lagi, mematikan mesin dan menurunkan jangkar.     

Ingin sekali Shona terbang ke spot Jovano menceburkan diri tadi. Saat ini jarak kapal dan spot itu sudah cukup jauh, apakah akan baik-baik saja?     

"Aku akan pakai sekoci untuk mencari mereka." Shona pun memutuskan demikian.     

"Nona, jangan nekat! Itu sangat berbahaya untuk Anda." Awak kapal tidak mengijinkan. "Biarkan saya saja yang mencari mereka menggunakan sekoci." Mana bisa penumpang yang akan mencari kerabatnya? Maka dari itu, sudah menjadi tugas awak kapal untuk menolong penumpang bila terjadi sesuatu di laut.     

"Kita berdua saja kalau begitu!" Shona mengambil jalan tengah.     

"Nona, kami tidak bisa membahayakan Anda." Awak kapal masih bersikeras tidak mengijinkan Shona ikut dalam sekoci.     

"Aku akan lebih frustrasi jika di kapal tanpa melakukan apapun. Kumohon …." Shona memperlihatkan raut memelasnya.     

"Baiklah, tapi kami akan mendampingi ketat Nona di sekoci nanti." Tak tega melihat wajah memelas Shona, awak kapal itu pun mengangguk. Lalu dia menoleh ke rekannya, "Katakan pada kapten kita akan turun pakai sekoci, 4 orang!"     

"Baik!" Awak kapal lainnya pun berlari ke anjungan untuk melapor ke kapten kapal. Lalu dia kembali lagi dan berkata bahwa kapten memperbolehkan.     

"Akhirnya, Shona pun turun bersama 3 awak kapal lainnya menggunakan sekoci tertutup dan langsung dinyalakan untuk meluncur ke titik jatuh Serafima tadi.      

Karena sekarang Shona hanya bertiga dengan awak kapal, maka dia akan lebih leluasa melakukan ini dan itu. Maka, dengan sedikit sihir, dia membuat dirinya tetap terlihat dan duduk manis di mata awak kapal meski sebenarnya dia sudah berubah ke  wujud transparan dan keluar dengan mudah dari sekoci untuk mencari keberadaan Jovano dan Serafima.     

Sosok tak kasat mata Shona menyelam di kedalaman laut yang menggelora dengan ombak tingginya. Meski ini merupakan hal pertama baginya masuk ke dalam laut, namun dia tak gentar karena dia memiliki kekuatan elemen air, sehingga dia bisa meluncur cepat melacak keberadaan dua orang yang dia cari.     

Shona bagaikan putri duyung yang meluncur cepat dan luwes di dalam laut hingga ke tempat yang lebih dalam dan lumayan gelap. Ia mengaktifkan mata iblisnya sehingga bisa melihat ke depan.     

Ketika dia mulai merasakan aura Jovano, dia mempercepat daya luncurnya. Alangkah kagetnya dia ketika melihat di depan sana, ternyata Jovano sedang bertarung dengan makhluk berwujud aneh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.