Devil's Fruit (21+)

Bertemu Penguasa Lautan



Bertemu Penguasa Lautan

0Fruit 1416: Bertemu Penguasa Lautan     

Jovano terjun ke laut untuk menolong Serafima yang mendadak jatuh ke air saat kapal feri kecil yang mereka sewa menyeberangi Laut Bali. Kemudian, kapal mulai dihentikan nahkoda dan awak kapal mulai menurunkan sekoci sambil Shona memaksa ikut pula mencari Jovano.      

Menggunakan kekuatan supernaturalnya, Shona menjadikan dirinya terlihat masih di dalam sekoci tertutup agar awak kapal tidak khawatir karena dia sudah menggunakan wujud transparan dia keluar dari sekoci untuk lebih leluasa mencari Jovano.     

DIkarenakan kekuatan elemen Shona adalah air, maka Shona bagaikan putri duyung yang meluncur cepat dan luwes di dalam laut hingga ke tempat yang lebih dalam dan lumayan gelap. Ia mengaktifkan mata iblisnya sehingga bisa melihat ke depan.     

Ketika dia mulai merasakan aura Jovano, dia mempercepat daya luncurnya. Alangkah kagetnya dia ketika melihat di depan sana, ternyata Jovano sedang bertarung dengan makhluk berwujud aneh.     

Ada yang berwujud seperti ikan namun kepalanya seperti monster. Ada pula yang bertubuh cebol berkulit kehijauan berwajah seram namun pandai berenang. Ada pula yang tubuhnya mirip katak namun kepalanya mirip monster dengan moncong panjang penuh akan gigi runcing bak hiu. Pun ada yang berbentuk seperti ular berbagai ukuran dengan kepala seperti manusia namun tidak begitu mirip.     

Semua bentuk makhluk astral yang mengepung Jovano sungguh aneh dan unik, berbeda dengan yang biasa mereka temui ketika di darat.     

"Jo!" Shona bergegas menghampiri suaminya yang sedang bertarung dengan begitu banyak makhluk aneh di dalam air.     

"Sho! Cepat tolong Sera!" Jovano menyeru, suaranya jernih di telinga Shona, tak terpengaruh akan air.      

Mata Shona segera beredar mencari keberadaan istri pertama suaminya dan akhirnya menemukan Serafima sudah diseret paksa oleh belasan makhluk seperti yang menyerang Jovano.     

Jovano sudah berusaha menghalau ratusan makhluk astral di dalam laut itu, namun tetap saja akan muncul ratusan berikutnya untuk memisahkan dia dari Serafima.     

Maka, Shona pun menggunakan air di sekitarnya untuk menjadi gulungan besar yang terarah cepat ke Serafima, mendorong belasan makhluk astral tadi dan akhirnya berhasil mendapatkan Serafima dan lekas dikurung di dalam bola air yang dia ciptakan, sehingga istri pertama Jovano bisa aman.     

"Sho! Basmi mereka, Sho! Mereka hendak membawaku untuk dijadikan budak!" Serafima kesal sekali. Sebagai nephilim yang jarang bersentuhan dengan air terutama laut, dia lemah tak berdaya. Itulah mengapa dia dengan mudah diseret makhluk-makhluk tadi sebelum ditemukan Jovano dan kemudian Shona.     

Para makhluk astral laut itu melongo sekejap ketika melihat betapa Shona mampu membuat bola air dengan Serafima ada di dalamnya tanpa kesulitan bernapas. Itu seperti bola air itu berongga di bagian tengahnya.     

Setelah Serafima diselamatkan Shona, muncullah makhluk astral lainnya di sekitar mereka. Bentuknya lebih besar dari yang sebelumnya dan tampangnya sungguh tidak bersahabat.     

"Siapa kalian sehingga berani mengacau di kawasan kekuasaan kami?" hardik salah satu makhluk yang melayang di air, berpostur seperti wanita dewasa dengan kebaya berkemben warna biru, hampir menyaru dengan warna air laut. Wanita itu memakai hiasan kepala dari emas dan di dahinya setengah tertanam mutiara berwarna biru muda. Matanya berubah putih menyala di kegelapan laut.     

"Justru kalianlah yang mencari keributan dengan menyeret paksa kerabat kami!" seru Shona sebagai balasan.     

"Lancang!" Makhluk di sebelah sosok wanita berkebaya biru itu meneriaki Shona dan mengayunkan tongkat kecil di tangannya ke Shona.     

Bwesshh!     

Tangan Shona dijerat sesuatu yang keluar dari tongkat kecil tadi. Kening Shona berkerut sambil dia lekas salurkan energi es dia ke sesuatu yang membelit pergelangan tangannya. Jeratan itu berubah menjadi es dan mudah dipecahkan oleh Shona.     

Hal itu menimbulkan kekagetan makhluk tadi dan si sosok wanita yang tentu saja bukan manusia melainkan jin yang mengambil wujud seperti wanita.     

"Siapa sebenarnya kalian?!" teriak wanita berkebaya biru dengan marah. "Pergi saja dari sini dan aku tak ingin melihat kalian lagi!" usirnya sambil mengibaskan tangannya sehingga Shona sempat terdorong ke belakang akibat kibasan itu.     

Wanita berkebaya biru sadar bahwa sosok yang sedang mereka hadapi ini bukanlah manusia biasa dan bisa saja pasukannya malah akan berakhir dengan kekalahan. Apalagi melihat bagaimana Jovano berhasil memukul mundur ratusan pasukannya.     

"Gusti Nyai Dewi! Kita mampu mengalahkan mereka!" si astral yang tadi menjerat Shona berkata pada sosok di sebelahnya. Sepertinya dia adalah punggawa kepercayaan wanita berkebaya biru.     

"Benar, Gusti Nyai! Kita bisa panggil lebih banyak pasukan kita dan biarkan mereka tahu seberapa kuat kita!" Astral lain berkata dengan sengit.     

"Apakah kalian memang menjadikan hobi menangkap manusia di laut untuk dijadikan budak, hah?" Jovano ingin mengonfirmasi ini terlebih dahulu.     

"Kau tidak berhak bertanya pada Gusti Nyai! Kau makhluk rendahan sungguh lancang!" Si punggawa astral melotot marah ke Jovano.     

Namun, seperti biasa, Jovano malah terkekeh dan menjawab, "Sepertinya dari jawaban gugupmu itu sudah memberitahu semuanya. Hm, rupanya kalian suka main comot manusia yang lewat di laut ini, yah? Ck ck ck … itu terlarang, kau tahu?" Sepertinya Jovano sedang memprovokasi.     

Benar saja, si punggawa dan prajurit kelas tinggi di sana melotot penuh akan amarah ke Jovano, mereka ingin merobek-robek tubuh Jovano dan kedua istrinya.     

Namun, baru saja hendak pecah peperangan lebih dahsyat lainnya, tiba-tiba muncul sosok beraura agung dari belakang wanita berkebaya biru tadi. Dari pancaran tubuhnya keluar cahaya kehijauan, senada dengan warna kebaya yang dipakai. Wajahnya terlihat anggun dan membawa kenyamanan ketika dipandang.     

"Nyai Ratu!" sapa wanita berkebaya biru ketika menyadari kehadiran wanita berkebaya hijau tadi.     

"Gusti Kanjeng Ratu!" sapa hormat makhluk astral lainnya di sana.     

"Kalian, kenapa bertikai begini?" tanya sosok berkebaya hijau sambil melayang anggun di air, mendekat ke wanita berkebaya biru, "Jelaskan padaku, Roro Mutiara."     

"Hatur sembah ke Kanjeng Ratu …." Lalu sosok berkebaya biru yang dipanggil Roro Mutiara itu pun menceritakan apa yang dia ketahui secara singkat dan padat.     

Sosok yang dipanggil Gusti Kanjeng Ratu itu pun mengangguk-anggukkan kepala dan tersenyum. "Hentikan perkelahian." Dengan sekali usap tangan di air, mendadak saja semua anak buah yang mengepung Jovano pun tertarik menjauh dari Jovano, demikian juga yang mengepung bola air tempat Serafima diamankan.     

Melihat tindakan ratu mereka, pasukan itu tak ada yang berani melawan dan patuh diam di tempat, menunggu perintah selanjutnya.     

"Anak muda, maafkan bawahanku jika memang mereka berbuat berlebihan pada kalian." Sosok ratu itu melayang mendekat ke Jovano.     

Namun, Jovano masih tetap bersikap waspada, yang namanya makhluk astral itu sering bertindak tak terduga. "Kami juga minta maaf jika membela diri dan ingin membawa kembali kerabat kami dari sini."     

Sosok ratu itu melirik ke arah bola air berisi Serafima, lalu beralih ke Shona dan kemudian kembali ke Jovano, sembari berkata, "Aku merasa bahwa kalian bertiga bukan manusia biasa, dan mungkin justru melebihi yang aku pikir."     

"Hm …." Jovano makin waspada.     

"Agar semuanya berakhir baik-baik saja, bagaimana jika aku menawarkan perdamaian kepada kalian?" Sosok ratu bertutur halus ke Jovano. Suaranya sungguh terasa damai di telinga bagaikan suara ibu yang bijaksana.     

"Perdamaian macam apa?"      

"Jadilah rekanku atau mungkin jika kau bersedia, kalian bisa menjadi komandan tinggi di kerajaanku."     

Ucapan dari sosok ratu membuat Roro Mutiara mendelik dan menoleh ke sosok di sampingnya. Ia ingin protes tapi mengingat akan status dirinya, dia menelan protes itu dan menahan diri. Dia di laut ini merupakan komandan tinggi dan hendak digeser oleh bocah-bocah itu?     

"Kenapa aku harus menjadi komandanmu, Ratu?" pancing Jovano.     

"Kemampuan hebat kalian akan sangat tersia-sia jika di atas sana. Aku bisa memberikan kekuasaan, bahkan untuk seluruh perairan di Asia." Kanjeng Ratu membujuk.     

"Jangan terbujuk, Jo! Dia dan pasukannya sering mencelakai manusia di laut!" seru Shona yang sudah membawa bola air berisi Serafima ke dekat Jovano. "Aku berhasil membaca memori mereka melalui elemen airku!"     

Mata sosok ratu itu mendadak menyala dengan cahaya putih. Rambutnya berkibar-kibar di dalam air. Apakah dia akan murka karena ucapan Shona?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.