Devil's Fruit (21+)

Melawan Kanjeng Ratu dan Identitasnya Terungkap



Melawan Kanjeng Ratu dan Identitasnya Terungkap

0Fruit 1417: Melawan Kanjeng Ratu dan Identitasnya Terungkap     

Jovano akhirnya bertemu dengan sosok penguasa lautan yang berkebaya serba hijau dan memancarkan aura menenangkan seperti ibu yang bijak.     

Namun, sosok yang dipanggil Kanjeng Ratu itu membujuk Jovano untuk bergabung menjadi komandan di pasukannya dan Jovano bisa mengambil alih kekuasaan perairan yang luas yang tadinya dipegang oleh Roro Mutiara.     

Namun, karena elemen Shona adalah air, maka dia segera kerahkan kekuatan air dia untuk memindai memori milik si Kanjeng Ratu tadi.     

Setelah selesai memindai cepat, Shona segera berseru ke suaminya, "Jangan terbujuk, Jo! Dia dan pasukannya sering mencelakai manusia di laut!" seru Shona yang sudah membawa bola air berisi Serafima ke dekat Jovano. "Aku berhasil membaca memori mereka melalui elemen airku!"     

Mata sosok ratu itu mendadak menyala dengan cahaya putih. Rambutnya berkibar-kibar di dalam air. Apakah dia akan murka karena ucapan Shona?     

Jovano dan Shona segera bersiap untuk segala yang terburuk. Mereka mempersiapkan serangan mereka jika Kanjeng Ratu itu murka.     

"Lancang sekali kau membaca apa yang ada di benak Kanjeng Ratu!" Roro Mutiara sudah tak tahan lagi dan segera saja dia menyerang maju untuk menghantamkan kekuatannya ke Jovano dan Shona.     

Shona maju ke depan Jovano untuk menerima serangan Roro Mutiara. Dia lekas mengubah air di sekitar jin wanita di depannya menjadi es padat.     

Namun, Roro Mutiara ternyata cukup kuat dan menghancurkan e situ. "Kau pikir es kecilmu ini bisa menyusahkan aku, bocah jalang?!" Dia marah dan membalas serangan Shona menggunakan kekuatan sinar biru dari tapak tangannya.      

Shona lekas menghindar sambil melepaskan tembakan es dia. Bahkan dia akhirnya mengubah air di sekitar Roro Mutiara menjadi pasak es tajam yang menghujam tubuh Roro Mutiara.     

"Arrghhh!" Roro Mutiara tidak menyangka akan ada serangan semacam itu dari Shona dan dia berteriak kesakitan. Keluar darah berwarna biru dari tubuhnya. "Gusti Ratu!" teriaknya meminta keadilan untuk dirinya yang terluka.     

"Kenapa harus memakai cara keras untuk berkomunikasi, Tuan dan Nyonya?" Kanjeng Ratu mengangkat tangannya dan dari tapaknya keluar sinar kehijauan pekat yang berangsur membesar hingga seukuran manusia dewasa.      

"Bukankah pihakmu dulu yang maju? Atau matamu sedikit buram karena di dalam air?" ejek Jovano begitu berani. Apa dia tidak takut? Itu adalah penguasa lautan yang melegenda di Indonesia, namun dia dengan entengnya meledek sosok besar itu.     

"Sungguh tidak bijaksana mengejek seperti itu, Tuan dan Nyonya." Kanjeng Ratu sudah bersiap dengan bola cahaya hijaunya.     

Namun, Jovano tak mau kalah dan mengeluarkan bola cahaya putih dari tangan kanannya, lalu menghantamkannya ke punggawa di sebelah Kanjeng Ratu.     

Swoosshh ….      

Dhuaarr!     

Dalam sekian detik saja, bola cahaya dari Jovano berhasil memusnahkan punggawa arogan tadi tanpa si punggawa sempat berteriak atau bereaksi.     

"Well … sepertinya tidak kau saja yang punya bola cahaya, ya kan?" Jovano menyeringai. Dia tak bisa menggunakan api hitam dia di dalam air karena tak yakin apakah bisa berefek seperti ketika di darat dan udara.     

Maka dari itu, dia lebih memilih memakai Cahaya Surgawi saja ketimbang Api Hitam Neraka. Dan sesuai dengan perkiraannya, Cahaya Surgawi ternyata tetap ampuh meski di dalam air.      

"Kau!" Roro Mutiara sedang berjuang melepas pasak-pasak es tajam di sekujur tubuhnya. "Gusti Ratu, dia meremehkanmu! Beri dia pelajaran yang pantas! Biarkan dia tahu seberapa patut dia takut pada—"     

Swoosshh!     

"Arrghhh!" Jeritan keras Roro Mutiara melengking ketika tubuhnya terkena serangan dadakan.     

"Ups! Maaf, api hitam aku mendadak meluncur begitu saja dari tanganku. Mungkin dia tak sabar ingin berkenalan dengan makhluk astral nakal sepertimu, he he …," kekeh Jovano.     

Meski api hitam milik Jovano mengenai tubuh Roro Mutiara, namun itu tidak memiliki daya hancur seperti biasanya, kecepatan pemusnahannya sedikit lambat, mungkin itu karena mendapatkan hambatan oleh tekanan air di sana, walau tetap saja membakar tubuh Roro Mutiara tanpa berhenti.     

Pasukan yang menyaksikan sendiri bagaimana Jovano memiliki dua macam kekuatan yang begitu dahsyat di tangannya, api hitam yang menjilat tanpa bisa dihentikan oleh siapapun kecuali Jovano, dan cahaya putih yang langsung memusnahkan rekan mereka tanpa sisa, tentu saja mundur sekian langkah karena ketakutan.     

Ini semua tidak luput dari pandangan Kanjeng Ratu yang sejak tadi masih memegangi bola cahayanya. "Sepertinya Tuan begitu arogan dan pantas mendapatkan hukuman dariku."     

Selesai mengucapkan itu, bola hijau besar di atas tapak tangan Kanjeng Ratu pun mulai dilemparkan ke Jovano. Semua pasukan di sana menatap penuh harap, semoga saja serangan ratu mereka lebih hebat ketimbang bocah yang baru mereka lihat itu.     

Shona tahu tekanan dari kekuatan bola cahaya hijau itu sangat besar dan dia bergidik ngeri. Namun, dia mempercayai suaminya pasti bisa menangani itu. Kalaupun gagal, maka dia bersedia bertarung habis-habisan menggunakan semua kekuatannya.     

Bola cahaya hijau pekat itu meluncur cepat ke arah Jovano. Pemuda itu menaikkan tangan kanan dan kirinya ke depan dan bersamaan mengeluarkan api hitam dan cahaya putih dia untuk menyambut bola cahaya itu.     

Rupanya Jovano merasa jika dia meremehkan serangan dari Kanjeng Ratu, dia akan celaka. Maka, tak mau mengambil resiko hanya menggunakan satu jeni serangan, Jovano menggunakan keduanya.     

Serangan dari kedua belah pihak pun bertabrakan dan menghasilkan gelombang besar nyaris terjadi tsunami, mendorong dua pihak terpental ke belakang.     

Seperti dugaan Jovano, serangan dari Kanjeng Ratu memang tak boleh dia remehkan. Andaikan dia hanya menggunakan salah satu serangannya, pasti dia tidak akan seberuntung ini seperti terpental ke belakang.     

Karena tak mau membahayakan Serafima, Jovano terpaksa memasukkan istri pertamanya ke alam Cosmo agar dia tidak perlu teralihkan ketika bertempur.     

Masing-masing dari Jovano dan Kanjeng Ratu sama-sama merembeskan darah dari ujung mulut mereka.     

Namun, betapa terkejutnya Kanjeng Ratu ketika melihat darah hitam dari Jovano. Matanya melotot, kehilangan ketenangannya, berseru untuk bertanya, "Kau! Kau sebenarnya siapa, anak muda? Apa kau … iblis?!"     

Mendengar seruan dari ratunya, pasukan di belakang Kanjeng Ratu membelalakkan mata mereka hingga nyaris keluar dari rongganya. Jadi … mereka selama ini bertarung dengan kaum iblis? Mereka langsung merasakan merinding hingga ke tulang-tulang.     

Jovano memiringkan kepalanya sambil tersenyum nakal dan berkata, "Wah, ketahuan, yah! He he he … ini pasti gara-gara darah hitamku ini, tsk! Darah hitam yang merepotkan. Padahal aku masih ingin bermain-main dengan Ratu, loh!"     

Segera saja, Kanjeng Ratu menekuk lututnya seperti bersujud. "Maafkan hamba yang tidak mengetahui identitas Anda, Tuan Iblis!"      

Kenapa Kanjeng Ratu begitu berubah sikap terhadap Jovano ketika dia mengetahui Jovano keturunan iblis? Karena penguasa lautan Indonesia dan sekitarnya itu hanyalah ras jin, dan itu tentu jauh di bawah ras iblis.     

Jovano mengirim pertanyaan pada Sang Sumber, menanyakan apakah dia boleh memusnahkan ratu lautan ini karena telah banyak mencelakai manusia.     

Apa jawaban dari Sang Sumber?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.