Devil's Fruit (21+)

Alam Kerajaan Jin Setempat



Alam Kerajaan Jin Setempat

0Fruit 1423: Alam Kerajaan Jin Setempat     

Nenek jin yang sepertinya merupakan bos dari kelompok jin di sana pun melenggang terlebih dahulu setelah membuka portal gaib. Dari portal tersebut nampak suasana berbeda dari Alas Purwo.      

"Ayo, lekas masuk! Buktikan janji kalian!" Nenek itu menoleh sekejap dan memasuki portal gaib.      

Jovano dan dua istrinya mengikuti nenek jin. Ketika kaki mereka sudah memasuki portal gaib, mata mereka dikejutkan oleh pemandangan sangat berbeda dengan hutan.      

Tempat yang dinyatakan sebagai kerajaan jin merupakan sebuah tempat yang mirip seperti dunia antah berantah yang menakjubkan. Suasananya futuristik dengan begitu banyak gedung tinggi berbentuk tidak selazimnya gedung pencakar langit yang ada di dunia manusia.      

Selain bentuk gedung yang unik dan bernuansa futuristik, hal lainnya yang membuat Jovano dan dua istrinya tercengang adalah berseliwerannya kendaraan terbang di langit. Ada yang berbentuk seperti mobil, motor, bahkan bentuk ala permadani kecil juga ada. Yah, wajar saja karena itu adalah alam jin, dan jin memang bisa terbang dan menggunakan sihir.      

Pemandangan sekelilingnya memanjakan mata. Serba bersih, serba unik dan serba extravaganza. Pantas saja terkadang manusia yang masuk ke kerajaan jin, mereka tak ingin kembali lagi ke alam manusia karena terpikat berbagai hal di sana.      

Namun, Jovano justru mengernyitkan matanya. Alam kerajaan jin memang begitu menakjubkan layaknya alam Underworld yang dia ketahui. Hanya... terasa ada kejanggalan di batin Jovano.      

Segera, Jovano menggunakan kekuatan pikiran dia untuk berkontak dengan Wei Long, si naga kecil, di dalam alamnya. "Paman Naga, apakah ini benar-benar nyata?"      

Wei Long bergegas menjawab, "Akan aku alirkan energiku padamu, dan kau bisa menilai sendiri." Usai berkata demikian, si naga mungil menggerakkan energi berbentuk putih gading ke indera mata ketiga Jovano yang terletak di antara dua alis.      

Karena Wei Long merupakan naga dengan kekuatan ilusi, maka dia akan dengan mudah menghancurkan seni ilusi macam apapun asalkan ada di bawah kekuatannya.      

Benar seperti dugaan Jovano, begitu energi Wei Long memasuki indera Jovano, mendadak saja suasana hebat sebelumnya di sekeliling dia berubah jauh.      

Tidak ada gedung bernuansa futuristik, sebagai gantinya hanya bangunan seperti rumah burung dara yang bertumpuk-tumpuk hingga menjulang.      

Lalu, kendaraan terbang berseliweran hanyalah hewan seperti ular atau babi ataupun anjing yang benar-benar ditunggangi para jin. Intinya, berbagai macam hewan dijadikan tunggangan para jin di alam ini.     

Sementara, lingkungan bersih dan menyenangkan mata, itu hanyalah fatamorgana. Yang sebenarnya adalah lingkungan kotor nan jorok dengan berbagai tumpukan sampah berbau menyengat di sepanjang jalan. Pantas saja para jin lebih memilih terbang daripada berjalan.      

Jovano menghirup napas dalam-dalam melihat kenyataan di depan mata. Ini sungguh berbeda dari yang terlihat mata fana.  Tidak seperti Underworld yang benar-benar asli terbentuk luar biasa karena sihir kuat para iblis.      

Yah, bagaimanapun, kekuatan sihir iblis berbeda dengan milik jin.      

Bisa dipastikan, manusia yang sudah terjerat kemegahan dan keindahan kerajaan iblis macam ini akan sangat menyesal jika kemudian dia tak bisa kembali ke dunia manusia lagi.     

Namun, Jovano tidak ingin banyak protes dan tetap saja patuh mengikuti si nenek jin. Ia tidak ingin secepat ini memberitahu apa yang dia lihat sesungguhnya kepada dua istrinya. Nanti saja.     

"Nenek Bawuhi!" sapa sesosok jin yang terlihat tegap dan perkasa sambil menundukkan kepala, menghormat pada si nenek jin.     

"Hm." Nenek jin bernama Bawuhi itu mengangguk santai dan sosok jin tadi pun lewat saja meneruskan langkahnya.     

Beberapa jin lain pun akan menyapa hormat si nenek jin, menandakan Bawuhi merupakan sosok yang cukup terpandang di alam jin ini. Mungkin dia semacam sesepuh jin yang dihormati.     

Hingga akhirnya Bawuhi berhenti berjalan di depan sebuah bangunan cukup besar dan mentereng. Sayangnya, di mata Jovano, itu hanyalah bangunan dari papan yang disekat-sekat banyak.      

"Ayo, masuk ke dalam dan tunaikan tugas kalian seperti janji kalian." Nenek Bawuhi memimpin jalan lagi. Jovano dan kedua istrinya saling pandang dan mengangguk.     

Kemudian, begitu menginjakkan kaki di bangunan tersebut, mereka mendapati ruangan mirip seperti sebuah rumah sakit di dunia manusia. Malahan, yang di sini terlihat lebih megah.      

Ada 5 lantai di bangunan itu. Tiap lantai berisi pasien dengan level luka yang berbeda. Luka paling serius ada di lantai teratas. Di sanalah Nenek Bawuhi membawa ketiganya.     

Menggunakan lift canggih bagai di film futuristik, mereka kemudian tiba di lantai 5. Seperti biasa, ada banyak jin yang menyapa hormat pada Nenek Bawuhi ketika dia muncul.      

Setelah melewati lorong cukup pendek, Nenek Bawuhi berhenti di salah satu kamar pasien. Cukup dengan menempelkan tapak tangan, maka pintu kayu tebal pun tergeser di depan mereka.     

Ketika melangkah masuk, Jovano melihat ada 4 pasien di dalam kamar tersebut. Namun, berbeda dengan ruangan pasien di dunia manusia yang biasanya sederhana apa adanya jika sebuah kamar rawat berisi pasien lebih dari 2 orang, di sini masih terdapat fasilitas mewah untuk masing-masing pasien.     

Tapi, tentu saja itu yang terlihat oleh mata fana. Berbeda jauh dengan mata yang dimiliki Jovano hasil dari suntikan energi Wei Long. Meski begitu, Jovano tak mau repot-repot membicarakan ini saat sekarang. Ia hanya ingin ikut saja apa alur yang dibuat Nenek Bawuhi.     

"Nah, mereka adalah korban dari tindakan sembrono kalian yang brutal!" Telunjuk berkuku panjang nan hitam milik Nenek Bawuhi mengarah ke empat pasien yang mengerang kesakitan. Di sebelah mereka ada perawat berpakaian seksi dan muka mereka semua sangat cantik.     

"Hei, benarkah mereka korban dari kami? Bagaimana kami bisa diyakinkan mengenai itu?" Serafima tak ingin dibodohi begitu saja. Siapa tahu Nenek Bawuhi hanya memanfaatkan mereka saja untuk menyembuhkan semua pasien di gedung ini.      

Di dalam hatinya, Jovano setuju dengan ucapan istri pertamanya. Namun, dia masih tetap diam dan mengamati dulu.     

Shona memegang lengan madunya dan berkata, "Biar aku periksa mereka."      

Mendengar ucapan Shona, Serafima pun diam, tak lagi berbicara, menyerahkan semua ke Shona. Dia yakin maksud dari kata 'memeriksa' Shona adalah memeriksa memori para pasien itu.     

Tetapi, berbeda dengan yang dipikirkan Nenek Bawuhi. Dia mengira kalimat dari Shona itu benar-benar seperti dokter memeriksa pasien. Senyum liciknya terbentang dari ujung ke ujung pipi lain.     

Kaki Shona melangkah maju ke salah satu pasien terdekat. "Aku akan memeriksamu. Tolong jangan bergerak agar pemeriksaan bisa lebih mudah dan tidak perlu menyakitkan."      

Pasien jin itu melihat senyum Shona dan dia mengangguk sembari membalas senyum dengan mata terpesona akan Shona.     

Tapak tangan Shona pun menempel di dahi jin itu dan dia memejamkan mata, sedang berkonsentrasi memindai memori dari jin tersebut, mencari-cari apakah benar jin pria ini adalah korban dari dia dan kelompok kecilnya. Bagaimana jika tidak? Bagaimana jika memang iya? Shona butuh fokus mengenai itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.