Devil's Fruit (21+)

Menyelamatkan Wanita Malang dari Bencana



Menyelamatkan Wanita Malang dari Bencana

0Fruit 1433: Menyelamatkan Wanita Malang dari Bencana     

Naga kecil Wei Long muncul sesuai perintah Jovano dan tiba di depan mereka meski manusia biasa tak ada yang bisa melihatnya.      

Segera, jin jahat terkesiap melihat adanya naga di depannya. Sementara itu, Wei Long mendengus, "Huh! Si kutu ini hendak bermain-main ilusi di hadapanku!" Lalu, dia menembakkan kepulan asap ke wajah Mbak Titin.     

Begitu asap itu mengenai wajah dan mata Mbak Titin, segera saja wanita itu berteriak histeris. "Aarghhh! Apa itu! Siapa diaaa!? Aarghh!" Mbak Titin kalut karena tak menyangka akan menyaksikan penampilan suami jinnya dalam bentuk apa adanya begitu.     

Kedua orang tua Mbak Titin hendak meraih anak mereka, namun dicegah Serafima karena Shona sudah lebih dulu mendekap Mbak Titin sembari memberikan lagi energi healing dia.      

Mbak Titin benar-benar tidak menyangka penampilan sosok yang terus dia puja sebagai suaminya ternyata begitu menjijikkan saat matanya dibuka oleh kabut penghilang ilusi Wei Long.     

Sebagai naga yang kekuatan terbesarnya di ranah ilusi, mana mungkin sihir ilusi jin biasa bisa menyusahkan baginya? Wei Long memang tidak kuat secara kekuatan fisik, namun jangan meremehkan dia hanya dikarenakan tubuh kecilnya, karena sekali jatuh ke ilusi ciptaannya, bersiap saja jiwa seseorang selamanya ada di sana dan tak bisa kembali lagi kecuali Wei Long mengijinkannya.     

Yah, suatu makhluk meski kecil sekalipun, tentu memiliki kelebihan tersendiri, bukan?     

Kini, Mbak Titin sudah menyaksikan sendiri seperti apa wujud asli dari suami jinnya. Sungguh mengerikan dan menjijikkan, membuat dia menjerit histeris dan kemudian menangis ketakutan di dekapan Shona. Ia tidak menyangka selama ini dirinya digauli oleh sosok semacam itu. Sungguh bodohnya dia memercayai jin itu begitu saja dan bahkan menyerahkan dirinya untuk dikuasai dan dipermainkan sesuka hati.     

Membayangkan dirinya disetubuhi makhluk besar berwarna hijau keunguan yang seluruh tubuhnya mengeluarkan lendir menjijikkan berbau busuk dengan wajah mengerikan dengan mata sebesar piring tanpa kelopak dan mulut penuh akan gigi tajam bagai gigi hiu. Mana mungkin itu tidak membuat Mbak Titin syok?     

"Jauhkan dia dariku! Jauhkan dia! Huhuhuu … aku tak mau lagi melihat dia! Tidak mau! Tidak mau!" jerit Mbak Titin sambil kepalanya terus menggeleng, menolak menerima kenyataan suaminya begitu jauh dari apa yang selama ini dia ketahui. Mana lelaki tampan perkasa dengan wajah yang selalu tersenyum meneduhkan hatinya? Yang di depan sana bukan lelaki tampan melainkan monster!     

Segera, Wei Long paham ketika Jovano melirik ke arahnya dan dia menyemprotkan segumpal asap ke wajah Mbak Titin yang histeris, dan lekas saja wanita itu tidak bisa melihat si jin. Wei Long sudah menghapuskan kemampuan mata batin Mbak Titin yang baru saja dia buka menggunakan asap ilusi.     

Barulah kini Mbak Titin bisa lebih tenang meski masih menangis di pelukan Shona.     

"Kalian bedebah! Kalian membuat istriku jadi membenciku!" teriak si jin penuh kebencian kepada kelompok Jovano. Merasa tak mungkin lagi bisa membawa Mbak Titin ke alamnya, maka jin itu pun bergegas melesat keluar dari rumah itu.     

"Jangan harap bisa kabur setelah berbuat kejahatan!" seru Jovano dan dia bersama Wei Long pun melesat keluar dengan wujud jiwa. Sementara sebagian jiwa Jovano mengejar si jin jahat, raganya tetap tinggal di kamar itu, duduk bersila diam.     

"Bagaimana? Bagaimana anakku?" tanya Bu Wirno kepada Serafima.     

"Jin yang mengganggu Kak Titin sedang dikejar Jo." Serafima mengatakan apa adanya.     

Dari sana, orang yang mendengar pun langsung paham bahwa Jovano memiliki ilmu supernatural, sama seperti paranormal pada umumnya.     

"Woh! Ternyata mister Jo beneran bisa jadi dukun!" Kang Heri berseru setelah dia mendengar ucapan Serafima. Tadinya dia hanya setengah percaya, namun kini dia sepenuhnya percaya. Sedikit banyak dia sudah diberitahu kejadian apa saja yang ada di dalam kamar sejak tadi.     

Sambil memuji Jovano, Kang Heri melirik ke paranormal yang diundang Pak Wirno sebelumnya, seolah meremehkan karena paranormal itu malah hampir celaka dan kini sudah dipulihkan Shona.     

"Wah, ternyata bule juga bisa jadi dukun, yah!"     

"Woh iya, jeng! Di luar negeri pasti juga ada santet, kan? Makanya butuh dukun juga di sana!"     

"Ehh, tidak disangka, yah! Tamu bule kita malah jadi penolong untuk Mbak Titin. Aku harap jinnya dikalahkan! Kasian Mbak Titin, sudah begini sejak lama."     

"Hei, bukankah pasangan bule itu ternyata orang pintar, yah! Aku tidak mengira!"     

"Iya, yang laki dan yang perempuan sepertinya memang paranormal. Padahal mereka masih terlihat seperti anak remaja, yah!"     

Kasak-kusuk di ruang tam uterus bergaung setelah mereka menganalisis situasi di dalam kamar. Jovano berhasil menyadarkan Mbak Titin dan Shona juga bisa menyembuhkan orang-orang yang terkena serangan jin tadi.     

Segera, nama Jovano dan Shona akan meroket di desa itu, tak lama lagi. Pasangan paranormal muda yang berbakat.     

Mendengar kasak-kusuk tadi, Serafima mendecih kecil sambil memutar matanya. Lalu, dia kembali melihat ke Shona dan bertanya, "Bagaimana kondisi Kak Titin?"     

Shona masih memeluk Mbak Titin seraya menempelkan telapak tangan berbalut energi healing pada kepala wanita itu. Dia menjawab, "Kondisi Kak Titin sudah jauh lebih baik. Lihat, kulit dia juga berangsur-angsur berwarna normal dan keriput di tangannya juga mulai menghilang. Daya hidupnya mulai terisi lagi.     

"Anakku! Kenapa dengan anakku?"  Bu Wirno bertanya pada Shona dengan penuh harap.     

"Bu, jujur saja, Kak Titin hampir saja meninggal jika tidak ditolong dalam sebulan ini." Shona mulai bicara ke Bu Wirno. "Sebenarnya si jin jahat itu menghisap daya hidup Kak Titin saban dia mengunjungi Kak Titin."      

Ucapan Shona memaksudkan bahwa setiap Mbak Titin disetubuhi jin tersebut, maka sebenarnya daya hidup Mbak Titin sudah diambil paksa oleh jin itu, sehingga kian hari, kondisi Mbak Titin makin rapuh. Itu ditandai dengan mengecilnya tubuh Mbak Titin, dilanjut dengan berubahnya kulit menjadi berwarna pucat kelabu dan muncul keriput, mirip kulit nenek yang usianya nyaris 100 tahun.     

Jika dalam satu bulan ini tidak ada yang bisa menolong Mbak Titin memutuskan hubungan dengan si jin, maka jin akan berhasil membawa seluruh daya hidup dan juga jiwa Mbak Titin ke alamnya, menjadi sandera dan mainan para jin di sana.     

Mendengar penjelasan Shona, alangkah syoknya Bu Wirno. Dia jatuh dalam tangis haru sekaligus lega karena putrinya lekas ditolong di saat krusial.     

"Terima kasih, aku dan istriku beserta Titin mengucapkan terima kasih pada kalian yang telah begitu baik dan sanggup menolong Titin." Pak Wirno berkata sambil mengusap-usap punggung istrinya.     

"Bapak … ibu …." Mbak Titin memanggil orang tuanya dengan senyum lega dan penuh syukur telah terhindar dari bencana besar atas dirinya.     

Shona membiarkan ketiganya saling berpelukan dalam tangis haru.     

Sementara itu, di luar, Jovano sudah menekan jin jahat dan ia lekas melenyapkan jin itu menggunakan api iblis.     

"Kau bukan manusia! Kau ternyata iblis! Kau bangsa iblis! Aaarrghh!" Jin itu menjerit kuat-kuat sambil matanya melotot benci ke Jovano sebelum dia hangus menjadi arang dan kemudian dimusnahkan dengan mudah oleh satu jentikan jari Jovano.      

"Hghh … memangnya kenapa kalau aku iblis? Setidaknya aku tidak sejahat kau, jahanam!" ujar Jovano sambil menatap sisa abu dari si jin yang mulai diterbangkan angin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.