Devil's Fruit (21+)

Akal Wei Long



Akal Wei Long

0Fruit 1445: Akal Wei Long     

Tidak disangka-sangka, wabis jahat itu malah menggunakan Serafima untuk melawan Jovano.      

Serafima berhasil ditusuk racun jiwa milik wabis itu dan kini mulai berubah wujud. Kulitnya menjadi merah membara dengan pupil mata sepenuhnya menghitam.      

Di kulit merah membara itu muncul sulur-sulur berwarna ungu kehitaman yang berbinar-binar seolah ada arus listrik di sulur tersebut.      

Sedangkan, rambut oranye Serafima berubah menjadi merah pekat seperti darah dan muncul tanduk di dahinya.     

"Haaarghhhh!" raung Serafima sembari memperlihatkan dua taring barunya ketika mulutnya membuka.     

"Sista …." Shona melihat sedih ke Serafima yang berubah wujud.     

Sementara Jovano, dia begitu geram menyaksikan istrinya dijadikan boneka oleh si wabis. "Kau akan menerima akibatnya!" geramnya sambil berteriak dan melesat maju ke wabis itu.     

Namun, si wabis tak hilang fokus dan memerintahkan Serafima untuk melawan Jovano usai menarik tangan bercakarnya dari tubuh Serafima. "Lawan bocah lelaki itu! Lawan dan bunuh dia! Ha ha haa! Silahkan kalian suami istri, saling membunuh! Ha ha ha!"     

Karena hal ini, Jovano terpaksa menerima pukulan dari tangan Serafima yang kini memiliki cakar berwarna hitam. "Sera, sadarlah!" pekik Jovano, berharap istrinya bisa lekas tersadar ketika mendengar suaranya.     

Namun, alih-alih tersadar, tangan Serafima justru kembali mengayun ke arah Jovano. Mau tak mau, Jovano lekas menghindar, tak mau membalas dengan pukulan karena tak tega. Bagaimana pun, itu adalah istrinya.     

Sementara Jovano mencoba menaklukkan Serafima, Shona terpaksa melawan 2 jin sekaligus. Sebenarnya dia bisa saja membungkus kedua jin dengan gelembungnya, namun itu akan menyakiti mereka, sedangkan hal demikian bisa melawan perintah Sang Sumber untuk tidak melakukan hal buruk apapun terhadap mereka.     

Tapi … saat ini kondisinya berbeda! Apakah Sang Sumber hendak terus mempertahankan keputusannya tadi ketika situasi kedua jin sudah begini?      

Walau begitu, Shona tetap berusaha agar serangannya tidak terlalu menyakiti kedua jin tadi.     

Mendadak, si burung api Hong Wang muncul tanpa diminta di sana. "Kenapa masih saja kalian tidak meninidak mereka? Skrrriiiii, bodoh!"     

Hong Wang berkata demikian karena dia tahu dengan pasti bahwa kekuatan Jovano dan Shona bisa mengungguli kedua jin dan juga wabis tadi.     

"Kau ini tahu apa, hah?" Wei Long menyahut dari samping. "Kau tak tahu bahwa Jovano memiliki keterbatasan kuasa untuk memusnahkan mereka setelah Si Sumber berkata jangan sakiti jin-jin itu!"      

"Bodoh! Kalau sudah begitu, kenapa harus menahan diri? Bodoh! Kalian bodoh! Skrriiiiiii!" Hong Wang malah kian mengejek Jovano dan yang lainnya.     

"Sialan kau ini! Bukannya membantu, tapi malah mengejek!" Wei Long memahami dilema di hati Jovano saat ini. Maka dari itu, dia kesal mendengar Hong Wang justru malah mengejek Jovano dan Shona seperti itu.     

"Kau cuma naga kuntet, diam saja, skrriiii!" Kali ini Hong Wang mengejek Wei Long.     

Wajah Wei Long seketika merah padam meski tubuhnya berwarna keperakan. Dia dinamakan Wei Long dari kata Wei yang memiliki makna kecil atau mini, bukannya Yin Long apabila menilik dari warna tubuhnya.     

Tidak seperti kakaknya, Hei Long yang dinamakan sesuai dengan warna tubuh dia, hitam. Wei Long malah dinamai menurut ukuran tubuhnya.     

Karena hal ini, hal semacam ukuran tubuh menjadi sesuatu yang tergolong sangat sensitif bagi Wei Long. "Kau bilang apa, heh?!" Segera saja Wei Long menembakkan kemampuan ilusi dia ke Hong Wang.     

Segera saja, burung api itu sudah terperangkap di sebuah dimensi penuh salju yang sangat membekukan. Namun, detik berikutnya, Hong Wang sudah lolos dari perangkap dimensi Wei Long dan menjeritkan ejekannya, "Skriiiiii! Kekuatanmu tak akan mempan melawan Yang Mulia ini, skrriiiiii! Naga mini bodoh!"     

Wei Long lekas menyadari bahwa mungkin saja Hong Wang ini berbeda dengan hewan mistik biasanya. Maka dari itu, dia berpikir bagaimana menangani si burung api pongah itu.     

Kemudian, Wei Long memiliki akal, cukup licik, tapi ini berguna untuk Jovano dan Shona. "Huh! Kau burung api sok keren! Hanya muncul untuk menjerit-jerit tak guna!"     

"Apa katamu?! Kau berani mengatakan apa ke Yang Mulia ini?" Hong Wang mulai terpancing. Sebagai ras burung surgawi yang sangat dijunjung mulia, tentu dia tak sudi direndahkan siapapun, meski itu naga iblis sekalipun.     

"Huh! Lihat! Kau bahkan hanya bisa berputar-putar sombong tanpa bisa melakukan apapun! Aku yakin kau pasti hanya bisa bersolek tanpa bisa melawan siapapun!" Wei Long makin terdorong untuk terus merongrong harga diri Hong Wang.     

"Kau ingin kuubah menjadi naga goreng, hah!" jerit Hong Wang penuh kemarahan.     

"Buktikan kalau kau ini burung hebat dari khayangan! Apa gunanya kau muncul kalau untuk berlenggok-lenggok tak jelas! Kalau kau memang sehebat yang aku dengar sejak dulu kala, maka kau pasti bisa dengan mudah memusnahkan makhluk jelek seperti itu!" Wei Long menunjuk ke wabis yang masih mengolok-olok Jovano yang kewalahan menangkis pukulan Serafima. "Atau sebenarnya kau ini takut pada orang itu?"     

Mata Hong Wang menyala ketika melihat si wabis. "Hanya makhluk rendahan macam itu berani kau bandingkan denganku?"      

Tanpa menunggu sahutan dari Wei Long, lekas saja Hong Wang menembakkan api surgawinya ke arah wabis yang masih tertawa-tawa pada Jovano dan Shona.     

"Arrghhh!" Wabis itu terkejut bukan kepalang ketika tiba-tiba saja dia mendapatkan serangan dari samping tanpa aba-aba ataupun peringatan. Sebagian dari tubuhnya terbakar api milik Hong Wang, itu adalah api abadi.     

Segera, api menjalar ke segala penjuru dari tubuh si wabis. "Aarrghhh! Padamkan! Padamkan!" Ia menjerit-jerit kesakitan. Meski ini bukan api iblis ataupun api hitam milik Jovano, namun kedahsyatan api surgawi pun tidak bisa dipandang remeh.     

"Kau makhluk rendah diam saja dan rasakan api pencucian milik Yang Mulia ini! Skrrriiiiii!" Hong Wang memekik penuh rasa bangga.     

Api yang melahap wabis jahat itu bukan jenis yang mengubah sosok menjadi abu, melainkan api pencucian, dalam arti, api yang tak akan padam kecuali dipadamkan empunya pemberi api.     

Begitu wabis tadi dilahap api pencucian Hong Wang, kedua jin yang tadi diubah oleh wabis, mendadak saja luruh ke tanah, jatuh dan perlahan wujud mereka kembali ke wujud mereka awalnya.     

"Haahh … haahh … apa yang terjadi?" Si perempuan gaun putih lusuh bertanya sambil menatap Shona di depannya.     

"Aku … huuhh … kenapa di sini … mana … huffhh … anak-anakku?" Istri dari jin besar berbulu hitam juga ikut bertanya sembari dua tangan menopang di tanah saat dia berlutut lemas. Seakan seluruh energinya terkuras habis.     

Melihat perubahan itu, Shona lega luar biasa. "Biar aku sembuhkan kalian." Dia mendekati kedua jin yang telah kembali normal lalu menyalurkan energi healing dia ke mereka berdua sekaligus.     

Kedua jin itu hendak menghindar karena takut, tapi akhirnya pasrah setelah menerima energi healing yang menenangkan dan membuat mereka nyaman.     

Setelah keduanya mulai pulih, Shona menghentikannya dan meminta ke Wei Long, "Om Wei, bisa tolong mereka kembali ke rumah pak Lurah?"     

"Siap!" Wei Long mengacungkan ibu jari naganya yang sangat mungil. Dalam sekejap, dua jin tadi menghilang dari dimensi itu.     

Shona tersenyum lega dan menoleh ke samping, namun dia mendapati Jovano yang sedang menopang tubuh luruh Serafima. "Jo! Sis kenapa? Kok dia belum pulih ke wujud normal?"     

Serafima memang belum kembali ke wujud aslinya seperti kedua jin tadi, namun dia sudah tidak berdaya dan tak sadarkan diri di pelukan Jovano.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.