Devil's Fruit (21+)

Daya Pikat Cempluk



Daya Pikat Cempluk

0Fruit 1455: Daya Pikat Cempluk     

Ferdian atau Ferdi justru bersantai di kamarnya dan terus mengelus leher kucingnya.     

"Kamu lagi dibicarakan, tuh!"     

"Iya, biar saja."     

Setelah Ferdi menjawab suara tadi, tiba-tiba saja kucing yang berbaring di atas perut Ferdi secara perlahan mulai berubah menjadi sosok perempuan muda.     

"Kamu sungguh tak ingin main keluar rumah seperti temanmu?" Kucing betina itu berkata dalam wujud perempuan muda.     

"Di sini saja denganmu sudah menyenangkan, untuk apa ke dunia luar?" Tangan Ferdi mulai membelai wajah perempuan itu.     

Benar, sosok tersebut merupakan siluman kucing, yang mungkin tidak akan pernah disangka-sangka oleh keluarga Ferdi.     

Pak lurah dan seisi rumah itu hanya mengetahui bahwa Ferdi sejak remaja jarang keluar rumah untuk bermain dengan teman sebayanya, dan lebih suka menghabisakan waktu di dalam rumah saja.     

Selain itu, Ferdi sejak SMP juga sudah memelihara seekor kucing yang secara awalnya adalah kucing liar datang dari luar ke rumah pak lurah. Karena Ferdi memang pecinta binatang, dia tak tega ketika melihat kucing kurus dan terluka itu serta memberinya makan.     

Kucing itu datang ke rumah Ferdi dalam kondisi terluka dan berdarah di beberapa area tubuhnya dan menimbulkan rasa iba pada Ferdi hingga dia secara telaten merawat luka itu. Memang tidak begitu parah, namun Ferdi tetap merawatnya dengan baik.     

Akhirnya si kucing betina berwarna putih dengan mata Heterochromia alias memiliki dua warna mata berbeda itu pun menyukai rumah Ferdi sebagai tempat singgah jika ingin makan.     

Hal ini menyebabkan kucing itu dan Ferdi dengan mudah akrab satu sama lain. Ferdi merupakan seorang pecinta hewan dan si kucing juga butuh tumpangan untuk tinggal dan makan. Klop sudah!     

Bahkan, Ferdi pulalah yang ngotot ingin memelihara kucing itu ketika ibunya ingin membuang kucing liar tersebut. Dia mempertahankan si kucing dan mulai membawa kucing tadi ke kamar agar tidak mengganggu anggota keluarga lainnya.     

Dia pun merawat kucing tersebut sejak si kucing masih belum begitu besar hingga kini sudah benar-benar dewasa.     

Kian lama, kucing itu makin akrab dan terus saja menempel pada Ferdi setiap saat. Hanya ketika Ferdi sedang di sekolah saja mereka berpisah dan si kucing akan menunggu tenang di dalam kamar Ferdi, sama sekali tidak bertingkah ataupun merusak barang.     

Inilah kenapa Ferdi sangat menyukai bahkan menyayangi kucing tersebut. Dia bahkan ingin lekas pulang ketika berada di sekolah, tak sabar ingin menghabiskan waktu untuk bercengkerama sekaligus membelai bulu halus kucing yang mirip seperti kucing Angora.     

Juga, dikarenakan sangat menyukai dan menyayangi kucing tersebut, Ferdi justru menjadi malas pergi ke sekolah. Terkadang dia beralasan sakit perut agar tetap bisa di rumah saja.     

Kadang pula dia sengaja menjatuhkan dirinya ketika naik sepeda, menyebabkan lututnya atau sikunya terluka dan itu bisa menjadikan dirinya berada di rumah selama beberapa hari tanpa perlu ke sekolah.     

Yang paling ekstrim adalah ketika dia mengetahui bahwa kucing kesayangannya itu ternyata bisa menjelma menjadi sosok mirip manusia.     

Awalnya itu terjadi pada suatu malam saat Ferdi tertidur, dia biasa tidur dengan si kucing yang dia namai Cempluk, bersama satu ranjang. Namun, malam itu, ketika dia tidak sengaja terbangun, dia menyadari di sisinya bukan lagi Cempluk melainkan sosok gadis muda.     

Ferdi terkesiap kaget, hendak menjerit, tapi Cempluk segera memintanya diam dan menyatakan dirinya adalah Cempluk.     

Hal tersebut tidak begitu saja dipercaya oleh Ferdi, namun setelah melihat bahwa kucing putihnya memang tidak ada wujudnya di dalam kamar, dan juga si gadis itu mengatakan beberapa hal yang tentunya hanya diketahui Ferdi saja, maka pemuda itu pun memercayai sosok itu benar-benar Cempluk.     

Maka dari itu, semenjak kucing Cempluk bisa berubah wujud menjadi sosok humanoid bagaikan manusia, tepatnya kala Ferdi berumur 17 tahun, saat dia duduk di kelas 2 SMA, Ferdi makin tidak ingin keluar rumah dan mengurung diri di kamar lebih banyak ketimbang sebelumnya.     

Yang lebih keterlaluannya lagi, Ferdi bahkan sengaja membuat tangannya patah dengan menabrak pohon menggunakan sepeda motor kakaknya, sehingga dia bisa tetap di rumah selama 3 bulan lebih.      

Ayah dan ibunya pasrah saja ketika nilai Ferdi memang merosot banyak. Dikiranya, Ferdi ini anak yang gampang sakit-sakitan, dengan berulang kali sejak SMP sering tidak masuk sekolah karena mengeluh sakit perut atau kepala.     

Mereka semakin yakin anaknya memang mudah sakit saat melihat wajah Ferdi semakin tirus dan pucat di hari-hari tertentu.     

Pak lurah dan istrinya sudah mencoba meminta Ferdi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri, tapi pemuda itu begitu kukuh menolak dan malah akan marah jika dipaksa ke dokter.     

Pernah, suatu hari pak lurah mendatangkan pak mantri ke rumah untuk memeriksa Ferdi, ternyata tidak ada penyakit apapun selain kekurangan zat besi meski tidak parah, dan dianjurkan banyak mengonsumsi makanan dan suplemen penambah zat besi saja.     

Selepas SMA, Ferdi kian enggan keluar rumah dan menolak melanjutkan ke bangku kuliah dengan alasan dia mudah lelah dan mudah pusing, serta menggunakan nilai anjlok dia di SMA sebagai senjata untuk menolak kuliah.     

Semua karena Cempluk.     

Yang makin membuat Ferdi tergila-gila pada Cempluk adalah … kucing itu mampu mengubah penampilannya mirip seperti siapapun yang Ferdi inginkan. Dari selebgram, artis kpop, aktris cantik eksotis India, hingga artis Hollywood, Cempluk bisa menjadi siapapun yang diinginkan majikannya, Ferdi, asalkan diberikan foto si artis untuk mudah menirukannya.     

Tak heran jika Cempluk menjadi sumber kebahagiaan bagi Ferdi, apalagi … dia tak perlu repot-repot melalang buana ke manapun untuk menemui artis, karena sudah mendapatkan dari Cempluk.     

"Kemarilah …." Ferdi menarik Cempluk ke pelukan lengannya sambil berbaring. Saat ini, penampilan yang diminta Ferdi adalah salah satu selebgram yang sedang dia gandrungi, Dewinta Ayu.     

Cempluk menjadi Dewinta Ayu sepenuhnya, baik itu wajah maupun tubuhnya. Oleh sebab itu, Ferdi makin tak bisa lepas dari Cempluk.     

Tangannya membelai wajah ayu Cempluk sebagai Dewinta Ayu. Mata mereka saling bertaut.      

"Pluk, Cempluk … kamu cantik sekali." Ferdi berbisik sambil mendekatkan wajahnya ke Cempluk untuk melumat bibir Cempluk.      

Cempluk tidak menolak perlakuan itu, bahkan hal semacam ini sudah biasa mereka lakukan sejak lama.     

Tidak hanya sekedar berciuman, namun juga mereka sudah biasa bercinta layaknya manusia biasa pada normalnya.     

Oleh karena aktivitas semacam ini, maka Ferdi mengubah kamarnya menjadi kamar kedap suara layaknya kamar para yutuber yang biasa melakukan podcast atau live streaming.     

Jika ditanya keluarganya kenapa kamarnya harus diubah jadi ruangan kedap suara, Ferdi hanya berkata kalau dia ingin menyetel musik keras-keras di kamar dan tak mau itu mengganggu telinga orang lain.     

Padahal, bukan dikarenakan itu!     

"Annghh … Feerr …." Cempluk mendesah ketika dua pahanya dibuka lebar-lebar sembari lidah Ferdi mulai membelai sesuatu yang lembap di bawah sana. "Haaannghh …." Siluman itu menatap sayu Ferdi.     

Ya, Cempluk memang dari bangsa siluman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.