Devil's Fruit (21+)

Bermain dengan Mbah Dukun



Bermain dengan Mbah Dukun

0Fruit 1477: Bermain dengan Mbah Dukun     

Si astral yang ternyata tergolong cukup jahat setelah memorinya dipindai oleh Shona, berusaha melepaskan diri dari apapun yang membelenggu dia. Bahkan dia menggunakan telepati khusus untuk menghubungi bosnya.     

Tak berselang lama, si bos pun muncul, seorang dukun lelaki tua meski hanya mengirimkan raga halusnya saja menemui Jovano dan kelompoknya.     

Menyertai dukun tersebut, ada belasan jin lainnya dengan berbagai macam rupa dan penampilan. Kebanyakan dari mereka bentuknya memang seram dan mengintimidasi.     

Tapi, mana bisa kelompok Jovano digentarkan dengan hal semacam mereka?     

"Kalian … kenapa menyusahkan anak buahku?" Dukun itu berkata ke Jovano. "Lepaskan dia dan aku akan memaafkan kalian."     

Jovano menaikkan alisnya tinggi-tinggi mendengar ucapan dukun tadi. "Pardon me, apaan tuh?!" Jovano malah mencandai si dukun menggunakan jargon khas seorang bintang penyanyi dangdut era dulu, lengkap dengan satu mata dikatupkan.     

Dukun itu menarik napas dengan wajah menahan kesal. "Aku akui kalian anak muda yang tangguh, tapi sudah, jangan lagi main-main, lekas bebaskan anak buahku. Aku tidak ingin menarik masalah lebih panjang." Dukun itu tidak tahu bahwa Jovano dan yang lainnya bukan manusia murni.     

Zivena terkekeh. "Bagaimana kalau aku ingn menarik sebanyak mungkin, masalah?" Gayanya seperti bocah tengil saat berbicara dengan si dukun.      

Jovano menimpali, "Ya! Masbuloh! Masalah buat loh?!" Lalu Jovano terkekeh santai.     

Kenapa Jovano bisa segamblang itu meledek dukun di depannya?     

Ucapan tak sopan Jovano kian menambah luapan emosi dukun itu. "Aku sudah memperingatkan kalian tapi kalian ingin macam-macam denganku!" teriaknya.     

Tass!     

Plasshh!     

Kedua bunyi itu berurutan ketika kepala dan tubuh jin jahat tadi diledakkan oleh gelembung Shona dan cambuk Zivena. Kedua perempuan itu memberi wajah meledek ke dukun yang sudah meradang marah.     

"Kalian benar-benar cari mati, yah!" teriak dukun itu dan berseru ke astral-astral yang dia bawa, "Bunuh mereka!" Dia mengira, tubuh transparan Jovano dan kelompoknya itu hanyalah raga halus seperti dia yang sedang melakukan rogosukmo alias astral projection.     

Sayang sekali jin jahat tadi sudah lebih dulu dimusnahkan Shona dan Zivena, sehingga tidak sempat memperingatkan si dukun.     

Dalam hitungan detik, para astral yang menyertai dukun mulai melesat maju untuk menyerang Jovano.     

"Kalian seriusan nyerang kami, nih? Yakin? Jangan mewek abis ini, yah!" Jovano terkekeh usai meledek para astral tadi. Secara santai, Jovano menggerakkan tapak tangan kirinya dan muncul Api Hitam Neraka.     

Melihat jenis api di tangan kiri Jovano, langsung para astral itu berhenti secepat yang mereka sanggup dan mulai memekik kaget.     

"Kenapa kau punya api iblis!" Salah satu dari mereka berseru ke Jovano.     

"Kau juga … kenapa mukamu gosong dan baumu busuk luar biasa? Apa kau tidak pernah tau yang namanya deodorant?" balas Jovano, lalu menjentikkan api hitam di tangannya ke sosok tadi.     

Wusshh!     

Dengan cepat, api hitam melahap tubuh si astral tanpa belas kasihan.     

Kawannya yang lain menjerit ketakutan, ada yang hendak kabur, tapi ditahan oleh energi si dukun sehingga tak bisa melarikan diri dari area itu.     

"Dia punya api iblis! Lepaskan aku, dukun sialan! Lepaskan aku!" Astral itu sampai nekat mengumpat si dukun yang menahan dia pergi.     

Dukun itu memiringkan kepala ketika mendengarnya. Api iblis? Kenapa manusia memiliki api yang dipunyai iblis? Dari mana manusian ini mendapatkannya?     

"Hm, jadi kau punya api iblis? Kenapa begitu?" tanya si dukun pada Jovano.     

"Memangnya tak boleh? Mau itu api iblis lah, atau cahaya malaikat lah, suka-suka aku, dong! Pasti kamu iri, ya kan?" goda Jovano dengan mimik wajah menjengkelkan di mata si dukun.     

"Manusia sombong!" Lalu, dukun itu mulai menyerang Jovano dengan energi supernaturalnya.      

"Arrghhh! Haarghhh!" Jovano berteriak kesakitan saat energi dari tapak tangan si dukun terkena ke dirinya. Dia memegang lehernya seakan kesakitan di sana. Tapi, mendadak saja Jovano menghentikan tingkahnya dan menyeringai, "Aaarrghh … geliiii! We he he he … canda, yah Mbah!" ledeknya sambil julurkan lidah ke dukun.     

Si dukun terkejut, Jovano tidak bisa diserang memakai energi supernatural dia? Baiklah, kali ini dia akan memberikan serangan menggunakan energi hitam yang biasanya bisa membunuh seluruh makhluk astral, makanya dia bisa menguasai banyak astral sekaligus.     

"Humpfh!" Dukun mengembuskan napas kuat-kuat sambil dua tapak tangannya dihempaskan ke Jovano.     

"Aarrghh! Geli! Arrghh … aduh duh duh … geli …." Jovano sekali lagi mengelabui dukun yang awalnya sudah senang melihat Jovano menggelepar di udara, tapi kemudian dia terkekeh mengejek si dukun.     

Betapa murkanya dukun itu sekaligus dia bingung, kenapa Jovano tidak mempan diberi energi hitam yang biasanya akan mencekik para manusia dan bisa membunuh astral itu?     

Apakah ….     

Karena khawatir ilmu Jovano ternyata lebih tinggi darinya, dukun itu tidak mau ambil risiko, dia berkomat-kamit sejenak sambil menggigit ibu jarinya sampai berdarah.     

Pufff!     

Dalam sekejap detik, muncul sosok besar, hitam, dan bertanduk.     

"Olala … ternyata ini bos yang sebenarnya kalian, yah!" Jovano menatap makhluk setinggi 5 meter itu. Wajahnya sama sekali tidak menampakkan rasa takut. "Rupanya Mbah ini budak iblis, hm pantas aja punya energi iblis tadi, tuh! Walaupun, cuma bikin aku geli aja, sih! But … nice try!"     

"Bocah tengik! Sebentar lagi kau akan menggelepar sungguhan jika tuanku yang turun tangan!" Dukun itu berseru geram.     

"Coba kita tes dulu, siapa yang bakalan menggelepar duluan." Jovano segera memunculkan lagi api hitam dia.     

Si iblis yang merupakan bos dari si dukun, melotot kaget melihat api di tangan kiri Jovano. "Tidak! Jangan! Aku mengaku salah! Aku mengaku salah!" Iblis itu hendak kabur, tapi terlambat, tubuhnya sudah dilempar api hitam Jovano.     

Dalam waktu singkat, tubuh hitam iblis itu makin terlihat hitam pekat akibat dilahap api milik Jovano.     

Dukun yang menyaksikan adegan itu hanya bisa melongo. Kenapa bisa tuannya yang kuat itu malah kalah begitu saja! Memangnya sekuat apa level energi supernatural Jovano ini!     

"Ampuni kami! Jangan bunuh kami!" Para astral milik si dukun mulai mengiba ke Jovano. Mereka satu demi satu menjatuhkan lutut di depan Jovano dan kelompoknya, mendamba belas kasih dari manusia aneh di depannya.     

"Hm, kalian ingin aku ampuni?" tanya Jovano disertai cengiran nakal.     

"Ya! Mohon ampuni kami! Kami akan bertobat!"     

"Benar! Kami akan lakukan apapun untukmu, tapi jangan bunuh kami!"     

"Heh!" Dukun itu menyentak anak buahnya. "Rendahan sekali kau malah memohon ke dia!" Ia memarahi para astral yang kini bersujud mengiba ke Jovano.     

"Aku akan ampuni kalian, tapi kalian … tolong serang dukun itu di depanku." Jovano berkata santai.     

Tanpa diminta dua kali, para astral itu mulai menerjang si dukun dan berjuang mengalahkan dukun tersebut hingga si dukun tak memiliki kesempatan mengeluarkan energi hitam dia dan jiwanya dimakan para jin itu.     

Setelahnya, Jovano dengan santai menjentikkan apinya ke belasan astral tadi dan semuanya menjerit.     

"Kami sudah membinasakan dukun itu, kenapa kau malah membunuh kami?" tanya salah satu dari mereka.     

"Karena kalian jahat dan aku sudah mendapatkan ijin dari Sang Sumber," sahut Jovano diiringi seringaian.     

Rupanya, inilah yang membuat kelompok Jovano berani meledek dukun dan para astral tadi dan bahkan menggunakan api hitam khususnya, ternyata karena Jovano mendapatkan jawaban cepat dari Sang Sumber yang merestui Jovano melakukan pemusnahan pada mereka yang memang sudah begitu jahat selama puluhan tahun ini.     

Bahkan tubuh asli si dukun di rumahnya sudah terkapar dengan mata melotot, mulut menganga, dan tubuh penuh luka cabikan.     

"Sepertinya hotel ini akan lebih damai lagi setelah ini setelah kita membersihkan yang jahat di sini," ucap Shona pada kelompoknya.     

Jovano mengangguk. "Ya, karena hotel ini sesungguhnya indah dan pemiliknya juga tidak bertingkah macam-macam dalam bisnisnya."     

"Ehh, Jo, dari mana kau tau itu?" Serafima heran.     

"Ohh, aku melihat dari foto Beliau di lobi dan mendadak saja aku seperti mendapatkan kilasan hidup Beliau secara cepat dan aku tidak menemukan hal kotor dalam bisnis Beliau."     

"Kak, kau dapat kekuatan baru?" tanya Zivena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.