Devil's Fruit (21+)

Kemarahan Ligord yang Mengerikan



Kemarahan Ligord yang Mengerikan

0Fruit 1482: Kemarahan Ligord yang Mengerikan     

Jovano akhirnya memutuskan untuk melepaskan keempat jin itu dikarenakan permintaan kakeknya, King Zardakh.     

Namun, ketika 4 jin itu melayang kabur, tiba-tiba ada sinar putih terang menebas tubuh keempatnya sekaligus.      

Keempat jin segera saja musnah dalam hitungan detik. Mereka berubah menjadi ledakan gas dan kemudian menjadi asap yang lekas menghilang di udara.     

Jovano dan yang lainnya melongo melihat kejadian itu. Lebih melongo lagi ketika mengetahui siapa pelakunya.     

"Zizi!" Jovano dan King Zardakh sama-sama memekik terkejut. Sedangkan wajah Serafima dan Shona masih terpaku beku menyaksikan raut Zivena yang dingin dan sengit.     

"Sudah menjadi kewajibanku melenyapkan para sampah itu!" geram Zivena.     

"Zizi! Tidak begitu caranya!" King Zardakh panik seketika.     

"Diam kau, kakek durjana! Bisa-bisanya kau malah membela mereka yang berdosa dan terkutuk!" Zivena membalas dengan tatapan tajam ke King Zardakh seolah dia tidak memiliki hubungan darah dengan si raja iblis.     

"Bukan begitu, Zizi! Kau salah paham!" King Zardakh sampai harus memberikan wajah putus asa atas tuduhan cucu bungsunya.     

Baru saja King Zardakh selesai berucap, muncul gelegar dari udara kosong di dekat mereka. Langit seolah terbelah dan memunculkan makhluk besar setinggi hampir 20 meter dan berwarna cokelat kehitaman dengan 2 tanduk domba di kepalanya. "Groaaahhh! Siapa yang telah berani memusnahkan budakku?!"     

Suara itu menggelegar dan seakan menekan Jovano dan lainnya. Mereka sampai harus menutup telinga. Hanya King Zardakh saja yang bertahan dari raungan itu.     

Ya, itu memang sosok iblis besar yang benar-benar besar dengan tampang menakutkan bagaikan monster.      

Segera saja, Jovano paham sesuatu dan melesat ke depan Zivena, hendak melindungi adiknya.     

"Li-Ligord, tenanglah dulu …." King Zardakh memanggil sosok itu Ligord, yang artinya ….     

"Kau ingin aku meratakan kerajaanmu, Zardakh? Panggil aku Kakak Mulia!" Ligord meraung ke King Zardakh.      

"Baiklah, baiklah, Kakak Mulia, tolong tenangkan dirimu, jangan terburu-buru emosi." King Zardakh memanggil Ligord dengan sebutan kakak, menyatakan bahwa iblis besar itu sungguh adalah kakak yang dia bicarakan sebelum ini.     

"Siapa di antara kalian yang sudah membunuh budakku?!" seru Ligord sambil telunjuk dengan kuku panjang runcing warna hitam menunjuk ke tim Jovano.     

King Zardakh  bergegas menyahut, "Tidak ada—"     

"Aku!" Zivena justru berseru. "Aku yang telah membunuh mereka! Kenapa? Mereka pantas menemui kematian! Mereka banyak melakukan dosa dan aku yakin itu atas perintahmu, kan?"     

Ya ampun, lidah tajam Zivena! Ingin sekali King Zardakh mencabuti rambutnya sendiri lalu menyumpalkan rambut itu ke mulut cucu perempuannya itu agar berhenti bicara seenaknya. Cucunya tidak tahu seperti apa dan bagaimana Ligord itu!     

"Lancang!" Ligord segera kibaskan satu tangannya secara santai ke arah Zivena. Meski terlihat sederhana, namun sebenarnya kibasan tangan itu begitu bermuatan energi iblis nan pekat dan besar.     

Zivena dalam bahaya!     

Wusshh!      

Dhaakk!     

Hempasan energi kuat itu mengenai dada King Zardakh ketika si raja iblis melesat cepat ke depan Jovano dan Zivena, menjadikan dirinya tameng hidup.     

Betapa kuatnya kekuatan Ligord dibuktikan dengan terhempasnya King Zardakh ke samping cukup jauh dan mengakibatkan Beliau memuntahkan beberapa teguk darah hitamnya.     

Jovano menyaksikan itu dan terkejut. Ternyata ada yang lebih kuat ketimbang kakeknya! Selama ini dia begitu naïf mengira seorang raja iblis memiliki kekuatan absolut tertinggi di antara banyaknya makhluk di Underworld.     

Ternyata ….     

Melihat bahwa serangan dia dihadang dan diterima oleh King Zardakh, sudah pasti Ligord makin murka. Adiknya itu sudah berani menantang dia dengan melakukan itu? "Kau sudah makin memiliki nyali, huh Zardakh!" bentak Ligord.     

"Uhuk!" King Zardakh sekali lagi memuntahkan seteguk darah hitam sebelum melesat ke depan Jovano dan Zivena. Meski apapun yang terjadi, dia harus melindungi cucu-cucunya. "Kakak Mulia, tenangkan dirimu. Kita bisa bicarakan ini secara pelan-pelan."     

"Pelan-pelan kepalamu itu! Kalau kau ingin kita bicara pelan-pelan, copot dulu kepalamu atau kepala jalang kecil itu, baru kita bisa bicara pelan-pelan!" Ligord mengarahkan telunjuknya ke arah Zivena.     

Bagaimana mungkin Ligord tidak semurka itu saat Zivena malah memusnahkan 4 budaknya. Mungkin terserah dengan 3 jin berbentuk hantu permen, namun yang bos jin tadi … Ligord sudah lama memelihara budak itu, ribuan tahun lamanya!     

Si bos jin merupakan budak paling setia dan paling potensial kerjanya. Bos jin mampu memproduksi air liur khusus yang akan diberikan ke banyak bawahannya untuk diteguk dan dituang ke makanan para pengunjung warung atau restoran yang menggunakan perjanjian dengannya.     

Dari air liurnya itu, dia bisa membuat manusia yang memakan makanan yang telah diludahi menjadi semakin menjauh dari Sang Sumber dan perlahan mulai melupakan Sang Sumber dengan perilaku-perilaku sesat.     

Air liur bos jin tadi tergolong langka!     

Ketika jin lain yang menggunakan metode sama yaitu dengan air liur, namun cairan mereka hanya sekedar membuat perut manusia mulas-mulas dan sakit selama sesaat saja.     

Namun, berbeda dengan cairan yang dihasilkan dari mulut menjijikkan bos jin tadi, yaitu bisa secara perlahan-lahan membuat manusia meninggalkan Sang Sumber dan melakukan banyak perbuatan jahat ke sesamanya.     

Sesungguhnya, bukan bos jin itu yang terlampau hebat tapi dia membubuhkan tanda iblis pada air liurnya. Ini menyebabkan, manusia yang sudah memasukkan tanda iblis tadi ke tubuhnya akan mudah didekati iblis dan dibisiki apapun untuk melemahkan hati si manusia sehingga manusia itu mulai melakukan tindakan tidak baik ke sesamanya.     

Demikianlah metode sesungguhnya dari si bos jin. Dan sebenarnya, tanda iblis yang berbentuk cair dan cukup langka di Underworld itu diberikan oleh Ligord pada si bos jin sehingga bos jin bisa terus memproduksi air liur khusus itu.     

Ligord banyak mengorbankan tenaga, harta dan waktu untuk membuat tanda iblis cair. Makanya dia sangat kesal ketika 'alat' dia malah dimusnahkan. Ini artinya dia harus membuat ulang tanda khusus itu.     

Biasanya, iblis hanya menggunakan tanda iblis berupa segel atau sekedar gambar dan rajah saja, namun, bila berbentuk cairan, itu sungguh sulit.     

"Kakak Mulia, tolong ampuni cucuku ini. Dia masih kecil, masih dalam usia labil dan aku berjanji akan membimbing dia supaya lebih disiplin lagi." King Zardakh mencoba bernegosiasi dengan kakaknya.     

"Jangan harap! Aku tidak butuh dibimbing oleh iblis apalagi didisiplinkan kalian!" pekik Zivena lantang.     

Ya ampun, King Zardakh ingin sekali membuang mulut Zivena. Ya, dia merasa cucunya itu sepertinya justru lebih baik tidak memiliki mulut jika itu hanya akan menceburkan diri ke mara bahaya mengerikan.     

"Jalang cilik brengsek!" raung Ligord.     

"Kau yang brengsek!" balas Zivena tidak gentar.     

"Harrghh!" Ligord sudah tidak bisa lagi menahan emosinya. Zivena sudah terlalu panjang menarik benang keberuntungannya. Maka, tangan Ligord mengibas saat dia melesat maju ke arah Zivena.     

King Zardakh dan Jovano bergegas melindungi Zivena menggunakan tubuh mereka sendiri. Bahkan Jovano merelakan tubuhnya dihempas bagaikan balon udara yang dipukul ke samping, tanpa dia berani memakai kekuatannya. Dia tidak ingin mendapatkan murka Sang Sumber. Padahal sudah sejak tadi dia bertanya pada Sang Sumber apakah boleh menggunakan kekuatan khususnya, tapi belum mendapatkan jawaban.     

Ketika King Zardakh dan Jovano sudah bisa disingkirkan, maka giliran Serafima dan Shona yang melindungi Zivena, namun mereka bernasib sama seperti kakek dan cucu lelaki di sana. Mereka bagaikan daun yang ditiup angin kencang.     

Kini, sudah tidak ada lagi yang melindungi Zivena. Ligord tertawa sambil mengarahkan kekuatannya ke Zivena.     

Zivena mempersiapkan dirinya dengan kekuatan terbesar yang dia miliki, entah apakah bisa berguna dalam melawan Ligord atau tidak. Namun, semakin dekat aura kekuatan Ligord ke dirinya, Zivena makin merasa tercekik. Dia … dia seperti semut di hadapan Ligord.     

Saat Zivena sudah meyakini dirinya tamat, mendadak saja muncul kilatan cahaya putih keperakan yang menyilaukan di depan Zivena, menahan serangan Ligord.     

"Janganlah kau berlebihan atau Tuanmu akan murka padamu." Terdengar suara Nafael ketika dia menangkap tangan raksasa Ligord di udara dengan mudahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.