Devil's Fruit (21+)

Bawahan Ligord



Bawahan Ligord

0Fruit 1481: Bawahan Ligord     

Saat ini, Jovano dan 3 perempuan yang mendampinginya berada di alun-alun kota Pekalongan dan duduk diam saja, padahal sebagian dari jiwa mereka keluar untuk berkelahi dengan bos jin di warung makan soto tauto.      

Jovano melawan bosnya dan 3 perempuan melawan 3 anak buah si bos jin.      

Jovano kian berkobar ingin memberikan serangan pada lawannya yang mulai terlihat lemah dan sudah terluka dalam, dia meyakini itu. Dia menerjang maju hendak memunculkan telapak tangannya yang berselimutkan petir ungu kehitaman pada jin tadi.     

Namun, sesuatu yang mengejutkan datang secara tiba-tiba tanpa peringatan. Apa itu? Siapa?     

"Opa?" Jovano segera saja menghentikan serangannya ketika dia melihat kakeknya muncul dari ruang kosong. Ya, King Zardakh. Tentu saja semua yang sedang berkelahi malah tertegun dan mau tak mau segera hentikan pertarungan.     

Termasuk Serafima. Dia tahu siapa itu King Zardakh maka dari itu dia ikut berhenti ketika yang lainnya juga berhenti.      

"Jo … halo, cucuku sayank." King Zardakh tersenyum canggung ke Jovano. Kemudian dia melayang ke arah sang cucu.      

Zivena dan yang lainnya bergegas melayang ke dekat Jovano. Tatapan mata Jovano setajam jarum pada kakeknya. "Mau apa di sini?" tanyanya dengan nada ketus.     

"Duh, duh … dear Zizi, tolong jangan seketus ini dengan opa kamu, oke sweetie?" King Zardakh agak ciut jika bicara dengan Zivena. Gadis cilik itu mengingatkan dia dengan Andrea yang berlidah tajam jika berbicara dengannya.     

"Jangan panggil aku sweetie, aku bisa muntah di tempat," balas Zivena masih dengan nada ketusnya.     

King Zardakh terkekeh canggung. Lalu dia menyapa Shona dan Serafima, "Halo, menantu-menantuku terkasih."     

Shona mengangguk sopan sedangkan Serafima mengangguk biasa.      

"Opa, kenapa ada di sini? Kenapa menghentikan kami?" Jovano harus menanyakan hal penting ini.      

"Jo, Opa tau kamu sedang ada dalam misi untuk mengambil kristal jiwa ibumu, tapi … err … tolong untuk kali ini, abaikan saja jin-jin yang kalian lawan barusan." King Zardakh berikan senyum terbaiknya untuk memohon iba sekaligus pengertian dari Jovano.     

"Opa, tolong jelaskan dulu kenapa kami harus melepaskan jin-jin jahat itu? Opa, mereka itu jahat!" Jovano sedikit menaikkan nada suaranya karena dia terlalu kaget dengan kemunculan kakeknya. Selama dia menjalankan misi sampai pernah di ambang kematian, ke mana kakeknya? Kenapa tidak muncul saat Jovano dalam bahaya dan kini justru muncul hanya untuk menghalangi dia memusnahkan jin jahat?     

"Errr … Jo, iblis juga jahat, tak hanya jin, bahkan manusia kadang lebih jahat dari bangsa kita, ya kan?" Kedua alis tebal King Zardakh naik seakan Beliau sedang menggelitik kebenaran di dunia ini melalui ucapannya tadi.     

"Opa, aku tau iblis jahat dan manusia juga. Tapi itu semua kehendak pribadi, ya kan? Dan aku memilih untuk tidak menjadi jahat. Semua mahluk hidup di alam raya ini memiliki kehendak bebas untuk menjadi baik maupun jahat, Opa. Bahkan malaikat pun demikian, benar?" Jovano membalas dengan kesadaran moral ala dia.     

"Umm … yah, benar juga, sih … karena … beberapa Yang Mulia kita di Underworld pun berasal dari malaikat, ha ha ha! Yah, tapi … Opa tidak mau banyak berdebat denganmu, hanya bisa meminta padamu untuk abaikan atau lepaskan saja jin-jin rendahan tadi." Lalu King Zardakh tersenyum, berharap Jovano memandang dirinya melalui hubungan keluarga.     

"Beritahu dulu alasannya, Opa. Kenapa aku tak boleh melenyapkan mereka? Aku sudah diberi izin oleh Sang Sumber untuk melenyapkan mereka karena tindakan mereka salah dan sudah keterlaluan." Jovano menyatakan itu dengan harapan kakeknya menyingkir dari sana, tidak ikut campur.     

"Tidak, tidak, Opa benar-benar tidak bisa membiarkan kalian menindak mereka." King Zardakh bersikeras sambil menggelengkan kepala dengan mata tertutup, seakan jika sudah begitu, Beliau terlihat bijak.     

"Lalu, kenapa?" pekik Zivena yang sudah tidak sabar. "Kalau tidak juga bicara alasannya, maka akan aku gunakan energi malaikat untuk membinasakan mereka!" Dia sudah mempersiapkan tapak tangannya dengan sebuah energi sinar putih.     

"Z-Zizi! Jangan gegabah! Tolong jangan gegabah!" King Zardakh berusaha menenangkan Zivena. "Baiklah, baiklah, akan Opa katakan!" Melihat Zivena kembali menyimpan kekuatannya, King Zardakh  meneruskan bicara, "Ehem! Jadi … alasan kenapa kalian Opa hentikan adalah … mereka itu jin bawahan dari paman tua kalian."     

"Hah?" Jovano dan Zivena hampir bersamaan menyahut dengan kata kejut.      

"Ya, mereka itu bawahan dari paman tua kalian, Ligord." King Zardakh menyebutkan sebuah nama yang memang merupakan kakak dari Beliau, seorang raja di bagian lain Underworld.     

"Memangnya kenapa kalau dia bawahan dari siapapun itu? Aku tidak peduli!" Zivena menggunakan nada acuh tak acuh sambil membuang pandangan dari kakeknya.     

"Duhai … Zizi, tolong jangan mempersulit opa kamu ini, yah … ini Opa minta dengan penuh memohon kepada kalian." King Zardakh sampai harus menggunakan kalimat yang sebenarnya tidak pantas diucapkan seorang raja iblis seperti dia, apalagi ke bocah kemarin sore.     

Namun, dikarenakan King Zardakh sayang pada cucu-cucunya dari Andrea karena memilki akar dari Nivria (wanita manusia yang amat dicintai sang raja sampai kapanpun), sehingga dia rela merendahkan dirinya di hadapan mereka.     

"Opa, bukannya kami tidak memandang Opa sebagai kakek kami, tapi kami hanya menjalankan misi dari Sang Sumber. Hidup mom bergantung dari keberhasilan misi ini, Opa." Jovano menekan kekesalannya. Bisa-bisanya si kakek yang sebenarnya ayah dari Andrea malah tidak menunjukkan pembelaan walau itu harus melawan saudara sendiri sekalipun.     

"Nanti Opa akan carikan tempat lain di sini yang penuh dengan jin pendosa! Kalian bebas musnahkan mereka, tapi jangan yang ini, oke?" King Zardakh menatap penuh memohon ke Jovano.     

Karena melihat kakeknya seperti dalam kesulitan yang sulit dinalar olehnya, Jovano menghela napas sebentar dan berkata, "Ya sudah! Kita bebaskan saja mereka." Jovano membuat keputusan.     

Zivena dan 2 istri Jovano kaget. "Kak, kau yakin?" Zivena memicingkan matanya dengan raut heran.      

"Aha ha … Jo memang pemimpin yang baik." King Zardakh bersuara bagaikan seorang penjilat. "Jangan khawatir, nanti akan Opa bantu kasi jin pendosa lainnya yang lebih parah. Yang ini hanyalah kecoa saja untuk kalian, mereka tidak membunuh manusia, hanya membuat manusia mulas-mulas saja, percayalah!"     

Sementara itu, bos jin di belakang King Zardakh melongo. Apa dia salah dengar? Iblis berkekuatan besar seperti King Zardakh memanggil lawannya dengan … cucu sayank?     

Yang benar saja! Bos jin masih melongo heran, tak ingin memercayai apa yang dia dengar baru saja. Jadi dia … dia sebenarnya sedang melawan iblis? Jovano iblis? Bocah yang dia kira hanya manusia dengan kemampuan supernatural melebihi manusia lainnya … sebenarnya iblis?!      

Lalu, King Zardakh melirik ke bos jin yang masih tercengang, membentak, "Heh! Untuk apa kau masih di sini?! Ingin mati?!"     

"I-Iya!" Bos jin segera tersadar dan mengajak 3 anak buahnya untuk segera kabur dari sana mumpung ada kesempatan.     

Namun, ketika 4 jin itu melayang kabur, tiba-tiba ada sinar putih terang menebas tubuh keempatnya sekaligus.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.