Devil's Fruit (21+)

Jovano Murka



Jovano Murka

0Fruit 1488: Jovano Murka     

Jovano dan 3 perempuan di kabin tengah mobil sedang berperang secara gaib dengan sosok-sosok astral dan juga dukun pemilik para makhluk tersebut.     

Hingga akhirnya Jovano mendapatkan jawaban yang dia tunggu-tunggu dari Sang Sumber, berupa suara energi dari abstrak semesta raya.     

Suara itu bergema di kepalanya. "Cukup jinnya saja dan janganlah berlebihan, biarkan Sang Sumber tetap mengasihi ciptaanNya."     

Dari suara tersebut, Jovano yakin Sang Sumber masih ingin memaafkan si dukun. Yah begitulah kelembutan hati Sang Sumber yang kadang susah dimengerti bahkan oleh Jovano sekalipun.     

Karena sudah mendapatkan jawaban pasti dari Sang Sumber, Jovano menyampaikannya ke kelompok dia menggunakan anting komunikasi.     

Maka, Zivena, Shona dan Serafima kini tidak lagi menahan diri. Mereka langsung saja membunuh semua jin-jin yang mengepung mobil mereka, jumlahnya ada belasan saat ini. Terlalu gila, memang dukun yang mengirim mereka .     

Creekk! Crass!     

Serafima sudah menusukkan pedang besarnya ke salah satu jin. Segera saja jin itu menjerit kesakitan karena tidak menyangka akan mendapatkan sergapan demikian dari lawannya. Kemudian, istri pertama Jovano bergegas mengejar lainnya untuk ditebas.     

Zrupp! Zupp! Zuurph!     

Shona menembakkan kekuatan elemen es dia yang dibentuk seperti pasak tajam menembus kepala beberapa jin sekaligus.     

Tepp!     

Sedangkan Zivena cukup menggunakan tangan untuk mencekik jin yang terdekat dengannya. Dari tangannya mengalir kekuatan cahaya meski tidak sedahsyat milik kakaknya, namun tetap saja itu sangat mematikan bagi jin.      

"Aku sudah bersabar sejak tadi, tapi kalian malah begitu tololnya menggelitik jiwa membunuh kami! Kalian tolol karena sudah memprovokasi kami!" teriaknya pada jin yang mulai memekik kesakitan sembari tubuhnya perlahan lenyap.     

Zivena lekas kibaskan tangannya tanpa peduli apakah si jin tadi masih tersisa bagian tubuhnya atau meleleh seketika. Dia bergegas melesat mengejar lainnya.     

Jin-jin jahat tadi mulai kalang kabut terbang menjauhi kelompok Jovano, mereka tidak mengira akan mendapatkan serangan balasan seganas itu. Mereka mengira hanya sekedar melawan manusia yang memiliki energi supernatural seperti pada umumnya anak indigo.     

Namun, ini sangat berbeda! Perempuan-perempuan itu sudah di atas level para indigo! Kini mereka mulai mempercayai ucapan 4 jin kawan mereka sebelumnya, bahwa kelompok lawan mereka memiliki energi iblis!     

Jin melawan iblis? Itu seperti 1 semut melawan 1 manusia. Terlalu jauh kekuatan dan juga energinya!     

Saat kedua istri dan adiknya sedang mengejar jin-jin jahat tadi, Jovano memilih untuk mendatangi dukun itu langsung di tempat kediaman si dukun.     

Itu ada di sebuah ruangan gelap dan pengap penuh asap kemenyan. Jovano muak dengan bau asap itu dan dia kibaskan tangan ke meja si dukun, menyebabkan barang-barang di sana seperti tungku kemenyan dan lainnya terpental menabrak dinding dengan suara cukup keras.      

Dukunnya terkejut melihat kehadiran Jovano dan dia yakin itu bukan hanya energi tapi 100 persen Jovano yang mendatanginya. Itu adalah tubuh supernatural Jovano alias tubuh transparannya.     

Sementara itu, tubuh berdaging Jovano masih ada di mobil dan sepenuhnya tidak sadarkan diri mirip seperti orang tidur. Untung saja Pak Aan tidak banyak bertanya melihat Jovano sudah menunduk dan tidak bergerak begitu. Beliau hanya percaya Jovano masih hidup dari gerakan di dada yang masih menandakan jantung berdenyut.     

Di rumah si dukun yang letaknya di pedalaman desa yang cukup jauh dari pemukiman, dukun itu mendelik kaget melihat Jovano. "Kau! Kau ini sebenarnya apa?!"     

"Aku? Kau yakin ingin tau siapa aku sebenarnya, hah? Yakin tidak bakalan mati berdiri?" Mata Jovano mendelik sembari menyeringai lebar. Mata itu dia buat berwarna hitam sepenuhnya dan memancarkan aura iblis.     

Tercekik dengan aura iblis Jovano, si dukun makin ketakutan. Dia sampai berjalan menggunakan pantatnya ketika menjauh dari Jovano sambil berkata, "Ampun! Ampun! Ampuni aku!"     

Seketika, saat Jovano fokus menatap si dukun, sekelebat demi sekelebat bayangan muncul di kepalanya.      

Dukun itu tidak hanya sering menerima jasa pengiriman makhluk gaib untuk mengganggu bisnis orang, tapi dia juga mencabuli banyak pasiennya tanpa bisa dituntut.     

Bahkan, beberapa pasiennya menjadi gila akibat tindakan jahatnya. Usai dicabuli, pasien itu dikirimi jin untuk ikut mencabuli si pasien juga dengan harapan si pasien datang lagi padanya untuk minta disembuhkan dan disanalah dia bisa bebas mencabuli lagi dan lagi.     

Melihat kelebatan adegan yang seperti slide cepat di kepalanya, mana mungkin Jovano tidak murka? Dia bahkan melihat salah satu pasien yang menjerit meminta tolong sambil ketakutan dan kesakitan ketika dirudapaksa si dukun beserta jin peliharaannya. Itu sungguh biadab!     

Tidak bisa menerima tindakan bejat si dukun, Jovano mulai mengeluarkan tanduknya, energi iblis dia makin menguar dan mencekik si dukun hingga lelaki bejat itu susah bernapas dan kelojotan di lantai.     

Si dukun makin yakin bahwa Jovano bukanlah manusia melainkan iblis sesungguhnya. Hatinya menyesal sudah mencari lawan yang salah.     

"Kau! Kau dukun jahat! Kau tak cuma cabul tapi juga bejat dan jahat!" raung Jovano dengan suara berat seperti bukan suaranya. Dia paling benci tindakan yang keterlaluan jahatnya. Dia memang iblis namun dia masih memiliki sisi manusia dan malaikat di dirinya.     

Saat ini, saking murkanya Jovano, dia nyaris menunjukkan penampilan asli dia sebagai iblis. Tanduknya sudah keluar dan kini menyusul cakar hitam besarnya mencuat dari kesepuluh jarinya.     

Si dukun makin ketakutan melihat itu. Kenapa dia harus berakhir dengan cara begini? Kenapa dia harus mencari gara-gara dengan pemuda itu? Andai dia mendengar ucapan 4 jin yang di warung soto, mungkin nasib dia tidak perlu mengenaskan begini.      

Namun, baru saja Jovano hendak mendekat sambil mengacungkan cakarnya ke si dukun, mendadak saja muncul Nafael di sana dengan energi malaikatnya.     

"Jangan berlebihan. Tuanmu sudah bersabda padamu untuk mengampuni dia, maka janganlah engkau bertindak melebihi Tuanmu." Nafael berdiri di antara Jovano dengan si dukun.      

"Dia lebih bangsat dari bajingan iblis manapun!" pekik Jovano dengan suara iblisnya yang berat dan dalam.      

"Hentikan, waha kau putra Mikael. Hentikan amarahmu agar kau tidak perlu menyesali apapun nantinya." Nafael berkata dengan nada datar sambil berusaha menenangkan emosi Jovano.      

"Apa sampah seperti dia masih saja hendak diberi pengampunan oleh Sang Sumber?!" Jovano tidak terima dia dihentikan.     

"Tuan Agungmu memiliki rencanaNya sendiri, maka kau tidak sepatutnya mempertanyakan keputusan Tuan Agungmu." Nafael masih teguh menghalangi Jovano dari ingin mencelakai si dukun.     

Sementara itu, si dukun makin heran dengan apa yang ada di depannya. Iblis dan juga malaikat? Kenapa ada 2 entitas luar bisa begini di ruangannya? Permainan semesta apa pula ini?     

Jovano berjuang merenungkan ucapan Nafael. Dia terus berjuang hingga akhirnya amarahnya mereda dan wujud humanoid dia kembali. Dia mengambil napas panjang.     

"Humph!" Tidak ingin lebih lama melihat wajah menjijikkan si dukun, Jovano bergegas pergi dari sana. Jika dia lebih lama di sana, dia khawatir hatinya kembali bergolak dan nekat melawan Nafael jikalau perlu.     

Setelah Jovano pergi, Nafael memutar tubuhnya menatap si dukun. "Bertobatlah agar penciptamu lebih mengasihimu." Setelah itu, Nafael menghilang.     

Kini tinggal si dukun termangu heran. Apakah dia bermimpi?      

Ketika masih bingung begitu, mendadak muncul asap tipis yang kian lama kian tebal dan kemudian membentuk sebuah wujud.     

Wanita bertubuh ular memakai kebaya hijau dan memiliki mahkota di kepalanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.