Devil's Fruit (21+)

Nyi Ratu Ular dan 3 Putrinya



Nyi Ratu Ular dan 3 Putrinya

0Fruit 1489: Nyi Ratu Ular dan 3 Putrinya     

Jovano dan Nafael sudah pergi dari ruangan si dukun. Jovano pergi dengan amarah ditekan sedangkan Nafael pergi sembari memberikan nasehat pada si dukun untuk bertobat karena mendapatkan pengampunan dari Sang Sumber.     

Ketika si dukun masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi, mendadak muncul asap tipis yang kian lama kian tebal dan kemudian membentuk sebuah wujud solid.     

Itu adalah sosok wanita bertubuh ular memakai kebaya hijau dan memiliki mahkota di kepalanya. Bentuk rupanya tidak mengerikan, justru sangat cantik menawan memikat mata siapapun yang memandang.     

"Dasmo, ada apa? Kenapa wajahmu sepucat itu?" Wanita ular mendekat ke dukun bernama Dasmo. Dia membantu si dukun bangkit dari lantai. "Apa yang terjadi? Kenapa ruanganmu berantakan begini?"     

"Nyi Ratu … Nyi Ratu … pasti Nyi tidak akan percaya dengan apa yang aku alami baru saja." Dukun Dasmo wajahnya menunjukkan keterkejutan.     

"Dasmo, kenapa kau sampai sepanik ini, hm?" Tangan halus wanita ular yang dipanggil Nyi Ratu oleh Dasmo membelai pipi kasar Dasmo. Senyum memikatnya menyejukkan perasaan Dasmo.     

Setelah Dasmo lebih tenang, diapun bercerita mengenai pengalaman dia ditemui iblis dan malaikat sekaligus.     

Nyi Ratu ular itu mendengarkan cerita Dasmo dengan seksama sambil mereka duduk berhadapan. Sesekali wanita ular itu akan menampilkan senyum manisnya yang membuat jiwa Dasmo bergetar.     

"Jadi … mereka menemuimu karena anak buahmu diusik kelompok si iblis itu?"     

"Benar, Nyi Ratu. Aku tidak mengira dia ternyata iblis! Dia iblis yang menyamar menjadi manusia!" Dasmo masih berdebar-debar jika teringat nyawanya tadi sudah di ujung tanduk gara-gara Jovano.     

"Dengarkan aku, Dasmo." Suara Nyi Ratu melantun merdu membelai pendengaran Dasmo. "Iblis tidak bisa menyaru menjadi manusia."     

"Ehh? Tidak bisa, Nyi?"     

"Tentu saja tidak bisa. Dugaanku hanya ada 2 saja untuk hal itu."     

"Apa itu, Nyi?"     

"Antara dia hanyalah jin atau hanya setengah iblis saja."     

"Setengah … setengah iblis?"     

"Ya, paling-paling dia hanya setengah iblis saja, makhluk rendahan yang bahkan direndahkan bangsa iblis."     

"Ohh! Ternyata begitu, Nyi Ratu. Tapi kenapa tadi dia begitu kuat …."     

"Itu karena kau sendiri sudah melemahkan penjagaanmu. Kau terlalu kaget melihat dia, makanya dia bisa mendominasi kamu, Dasmo. Kalau kau bisa bertahan dari rasa kaget dan takutmu, kau sebenarnya menang melawan dia."     

"Astaga! Rupanya aku dilemahkan oleh rasa takutku sendiri!"     

"Benar, Dasmo. Kau ini kan kuat. Kau sudah menelan pil Kaliwungagung milikku, jadi untuk apa merasa takut pada makhluk lain?"     

"Ohh, benar juga. Ampuni kesalahanku ini, Nyi Ratu. Kawula berjanji tidak akan lagi terlupa akan kekuatan dari Nyi Ratu." Dasmo menangkupkan dua tapak tangan di depan wajahnya dengan sikap hormat.     

"Tidak apa-apa, kamu ini sudah kuanggap seperti anakku sendiri, Dasmo, maka sudah sewajarnya seorang ibu sepertiku ini mengayomi anaknya."     

"Maturnuwun, Nyi Ibu Ratu!" Dasmo makin tundukkan kepalanya. Tapi, dia masih ingat satu hal berikutnya, "Oh ya, Nyi Ratu, lalu bagaimana dengan sosok yang seperti malaikat itu?"     

"Duhai, Dasmo, putra kesayanganku, kau ini sungguh polos. Memangnya sudah berapa tahun usiamu sampai kau tidak bisa menilai energi jin, hm?"     

"Ehh? Jadi … sosok seperti malaikat, yang seluruh badannya terang menyilaukan dan bersayap besar tadi … itu juga jin?"     

Nyi Ratu menganggukkan kepala dengan gerakan anggun. "Dia itu hanyalah jin yang cukup tinggi peringkatnya, mungkin setara denganku yang bisa menyamar menjadi sosok setinggi malaikat. Ck ck ck … berani sekali jin itu."      

Rahang Dasmo hampir jatuh mendengar penjelasan Nyi Ratu ular. "Ternyata demikian! Duh! Kawula begitu teledor hanya karena kaget dan takut, Nyi! Lain kali, kawula tidak akan tertipu lagi!"     

"Nah, nah, karena kau sudah sepanik ini, baru saja mengalami hal buruk, bagaimana kalau anak-anakku menenangkan dirimu dulu, hm?" Nyi Ratu menyentuh tangan Dasmo.     

Senyum Dasmo segera melebar. "Kawula sudah yakin kalau Nyi Ibu Ratu yang paling pengertian di dunia ini."     

Senyum lembut Nyi Ratu muncul sebelum dia bersiul melengking secara singkat. Lalu, terdengar suara cekikikan wanita terdengar. Tak berapa lama, muncul 3 sosok wanita ular lainnya. Mereka semua mirip wanita muda yang semuanya sangat memikat mata.     

Ketiga wanita ular yang dikatakan anak-anak Nyi Ratu awalnya datang dengan kaki ular namun setelah berjarak 2 meter dari Dasmo, kaki mereka berubah menjadi kaki manusia.     

Mana mungkin air liur Dasmo tidak meleleh keluar melihat kemolekan tubuh ketiga anak Nyi Ratu ular? Semuanya cantik, bertubuh molek, dadanya membusung dengan pinggul penuh dan paha ramping. Apalagi kemben mereka sangat minim dengan tubuh bawah hanya tertutup kain tipis transparan membiarkan mata mesum Dasmo bebas melihat lekuk tubuh mereka sehingga jiwa cabul si dukun segera bangkit.     

"Ibu … kami datang … hi hi hi …." Salah satu dari mereka yang berkain merah berbicara.     

"Ke sinilah kalian bertiga, anak-anak kebanggaanku." Nyi Ratu mengundang ketiganya agar lebih mendekat. "Hari ini Dasmo mengalami hal buruk, dia masih agak syok. Coba kalian hibur dia, yah! Buat dia gembira dan tenang lagi."     

"Tentu saja, Ibu. Apapun perintah dari Ibu Ratu." Putri berpakaian biru menyahut sambil mulai duduk di sebelah Dasmo, menggelendot manja di lengan si dukun cabul.     

Dasmo tidak menahan tangannya dan meremas dada montok si kemben biru. Dia sudah terbiasa dimanja Nyi Ratu menggunakan wanita cantik seperti ini.     

"Ahh, Ibu, lihat, Mas Dasmo begitu nakal. Padahal masih ada Ibu Ratu di sini." Si kemben biru berlagak protes tapi senyum binalnya tidak lepas dari wajah.     

Dasmo malah tertawa dan meraih pinggung si kemben merah agar duduk di sisi lainnya. "Kalian semua sangat cantik, bagaimana aku bisa menahan diri lagi, hm?"     

"Mas Dasmo, aku duduk di sini saja, yah!" Si kemben kuning langsung menaruh pantatnya di pangkuan Dasmo.     

"Ha ha ha … kalian ini sungguh pintar menghiburku!" Dasmo tertawa senang. "Nyi Ratu, maafkan kawula kalau bersikap begini."     

"Tidak masalah, Dasmo. Aku akan pergi agar kalian bisa lebih nyaman." Lalu, wanita ular bermahkota itu mulai berjalan dengan kaki ularnya keluar ruangan, menembus pintu di sana dan menghilang.     

Sementara itu, Dasmo mulai membebas liar semua gairah cabulnya pada ketiga putri ular.      

Ketiga putri ular cantik itu bertingkah binal dan menyenangkan hati Dasmo. Suara pergulatan panas mereka terdengar oleh beberapa sisa jin peliharaan si dukun, namun mereka hanya diam menonton majikan mereka bersetubuh liar dengan 3 ular. Ada yang memasang wajah datar, ada pula yang menyeringai lebar.     

Sementara dukun Dasmo sedang asyik menikmati hiburan yang diberikan Nyi Ratu ular, Jovano dan kelompoknya sudah kembali ke kesadaran masing-masing. Sudah tidak ada lagi gangguan dari jin manapun sehingga mereka bisa lebih tenang sekarang.     

"Wah, sebentar lagi sampai, Pak Jo!" Pak Aan lalu terkekeh ketika tiba di sebuah kawasan alam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.