Devil's Fruit (21+)

Serangan Ratusan Jin Sekaligus, Ini Perang!



Serangan Ratusan Jin Sekaligus, Ini Perang!

0Fruit 1493: Serangan Ratusan Jin Sekaligus, Ini Perang!     

Jovano sudah membuat pagar gaib untuk menghalangi masuknya makhluk astral dari luar ke dalam, sementara itu dia dan kelompoknya mulai memusnahkan berbagai jin dan makhluk astral lainnya yang masih berkeliaran di dalam pagar gaibnya.     

Di luar sana, agak jauh dari perkemahan, ada wanita ular beserta 3 anteknya duduk di atas batu besar di sebuah tebing dan menatap ke perkemahan.      

Wanita ular itu berkata pada jin-jin di sana, "Tunggu apa lagi? Cepat dobrak masuk dan serang mereka!"      

Dijawab oleh salah satu dari anak buahnya dengan, "Nyi Ratu, bagaimana cara kami memasuki pagar gaib itu?"     

"Hghh!" Wanita ular yang dipanggil Nyi Ratu tadi mengeluarkan sesuatu yang dia sebut adalah pusaka level tinggi yang diberikan seseorang padanya. Sepertinya itu adalah benda yang dia yakini bisa menetralisir apapun yang dibuat Jovano.     

Pusaka berbentuk seperti tongkat cukup besar dengan pangkalnya berbentuk tengkorak kepala bayi, diangkat tinggi-tinggi oleh Nyi Ratu dan dia memejamkan mata sambil merapal mantra dengan suara rendah.     

Kemudian muncul sinar merah dari tongkat itu dan menembak ke arah pagar gaib yang dibuat Jovano.     

Daarr!     

Pagar gaib itu seketika saja meledak musnah.     

Jovano terkejut bukan main mendengar suara tersebut. Dia berlari dan diikuti Serafima.     

Tidak hanya Jovano saja yang mendengar bunyi keras seperti ledakan tadi, namun pengunjung di sanapun demikian meski mereka tidak memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi.     

"Ehh! Apa itu tadi?"     

"Apa yang meledak?"     

"Pak penjaga! Apakah semua tempat aman? Apakah ada yang meledak?"     

"Semoga bukan sesuatu yang berbahaya."     

"Kenapa malam ini sepertinya sangat mencekam hawanya, yah?"     

Orang-orang itu saling berkomentar.     

Sementara itu, Shona sedang memberikan penyembuhan kondisi pada orang-orang yang tadi sempat dirasuki makhluk astral.     

"Kak Sho, aku pergi ke Kak Jo dulu!" Zivena berlari cepat keluar mengejar kakaknya karena dalam hatinya juga merasa ada yang tidak beres.     

Beberapa bapak-bapak mengikuti Zivena berlari keluar menjauh dari tenda, tapi Zivena mencegah mereka. "Lebih baik kalian berjaga saja di tenda. Urusan ini serahkan ke kami."     

Mendengar ucapan Zivena yang dilantunkan dengan suara tegas dan mimik serius, mana mungkin para lelaki dewasa itu ingin melanggarnya? Mereka sendiri memiliki ketakutan di hati yang susah dijabarkan melalui kata-kata.     

Setelah saling berpandangan dan seakan mengerti itu sebuah kode antar mereka, para bapak-bapak itu akhirnya berlari kembali ke tenda untuk menjaga keadaan di sana.     

Sementara itu, ketika penjaga hendak memeriksa seluruh bangunan di sana, Shona berteriak, "Jangan pergi ke sana! Jangan keluar dari area tenda ini!" Dia sudah diberitahu Jovano mengenai pagar gaib dari array penghalang tadi, maka dari itu dia merasa akan sangat berbahaya bagi manusia untuk keluar menjauh dari tenda saat ini.     

"Tapi, Madam, aku harus memeriksa semua bangunan." Penjaga menjawab Shona. "Tadi ada bunyi ledakan yang mencurigakan, aku tidak mungkin berpangku tangan begitu saja!"     

"Jangan! Aku katakan jangan!" Shona mencoba melarang, tapi ternyata penjaga itu tidak menggubris.     

Penjaga berpikir, jika ada apa-apa yang terjadi pada salah satu bangunan di sana, bukankah dia bisa dipecat dan dimurkai oleh kepala pengelola wisata di wilayah ini?!     

Maka, penjaga tetap saja berlari menuju ke bangunan tak jauh dari tenda, hanya untuk memastikan apakah di sana semuanya aman terkendali.     

Shona tidak memiliki pilihan selain menekan anting komunikasinya dan berkata ke kelompoknya, menceritakan mengenai penjaga yang berlari menjauh dari tenda.     

Jovano yang menerima ucapan Shona, membalas sambil berkata panik, "Pagar gaibnya rusak! Di sini adalah puluhan dan mungkin ratusan makhluk astral yang menyerang tempat ini, Sho! Sial! Ini terlalu banyak!"     

Rahang Shona hampir saja jatuh ketika mendengar ucapan suaminya. Puluhan hingga mungkin mencapai ratusan? Makhluk astral? Mereka menyerbu ke tempat ini?     

Bagaimana ini! Ada sekitar 20 hingga 30-an orang di tempat ini jika dihitung total dengan semua penjaga dan juga penunggu warung-warung di sini.     

Mau tak mau, Shona diam sambil tundukkan kepalanya seakan dia sedang berkonsentrasi. Lalu, dia mulai memecah jiwanya menjadi beberapa keping untuk keluar dan memusnahkan banyak jin dan makhluk astral lainnya yang sudah mulai merayap mendekat ke area tenda.     

Orang-orang mungkin tidak paham apa yang sedang dilakukan Shona selain berpikir bule wanita muda itu sedang berkonsentrasi menyembuhkan korban agar lekas pulih dari kondisi lemasnya usai kesurupan.     

Sedangkan Jovano dan yang lainnya sedang sibuk bertarung dengan puluhan jin sekaligus. Ini sungguh mirip seperti medan pertempuran.     

"Gav! Keluar!" teriak Jovano karena dia tidak memiliki pilihan lainnya lagi.     

Gavin segera saja keluar dari alam pribadi Jovano dan bergegas membantu Jovano memusnahkan banyak sekali jin yang mengepung. "Kak Jo, ini banyak sekali!"     

"Tak apa, Gav, kita lakukan yang terbaik saja!" Jovano menyeru ke Gavin.     

Karena melihat banyaknya lawan mereka dan sungguh tidak imbang dengan jumlah mereka yang hanya 4 orang di area dekat hutan ini, maka Gavin mulai mengeluarkan kemampuannya, dia memecah dirinya menjadi beberapa kloning secara fisik.     

Melihat itu, Jovano hanya bisa terkekeh kagum. Dia akui, dia belum bisa seperti Gavin. Namun, berkat Gavin, dia memiliki ide, yaitu memecahkan jiwanya ke beberapa bentuk supernatural sembari tubuh fisiknya masih bertempur.     

Serafima dan Zivena juga sibuka bertarung.      

Namun, seketika mata Zivena melihat hal mengerikan dari arah salah satu warung. "Gawat!" Dia berlari secepat dia mampu ke arah warung tadi.     

Apa yang Zivena lihat sampai dia begitu panik dan bergegas lari?     

Ternyata, di warung itu ada salah satu petugas yang sedang memeriksa kompor dan tabung gas di sana untuk sekedar memastikan saja bahwa kompor dalam kondisi baik-baik saja, tidak akan meledak atau semacam itu.     

Sementara, penunggu warung adalah seorang wanita muda. Mendadak saja, saat petugas wisata sedang memeriksa tabung gas di sana, wanita itu tesenyum menyeringai, matanya sudah berubah putih seluruhnya. Dia kesurupan.     

Hanya saja, sosok yang menyusup ke tubuhnya tidak berteriak seperti biasanya sosok yang masuk ke manusia. Dia tetap senyap diam dan mengambil pisau.      

Itu adalah sebuah pisau daging yang besar dan berbahaya tentu saja. Pisau itu sudah diacungkan tinggi-tinggi ketika penjaga sedang memunggungi dia.     

"Asih, sepertinya tabung gasmu baik-baik saja." Penjaga itu berkata tanpa menoleh karena dia sedang mengembalikan tabung gas ke tempatnya semula.     

Namun ….     

Crapp!     

"Arrghh!" Petugas itu memekik dan menoleh ke arah Asih si penjaga warung soto. "A-Asih …." Dia meraba punggungnya yang sakit, ternyata di sana tertancap pisau. Dia tidak berani mencabutnya meski sakit luar biasa.     

"Asih? Siapa itu Asih, huh?" Wanita muda itu menyeringai masih dengan warna berwarna putih seluruhnya, sungguh penampilan yang menakutkan. "Atau maksudmu, Asih yang biasa kau gauli hampir setiap malam?"     

"Kau!" Zivena berhasil tiba di warung itu dan dia tahu dia terlambat karena si penjaga sudah tertusuk punggungnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.