Devil's Fruit (21+)

Kemunculan Para Penculik



Kemunculan Para Penculik

0Fruit 1551: Kemunculan Para Penculik     

Kedatangan mendadak Revka dan Pangeran Djanh disambut sikap waspada oleh Andrea dan Dante karena mereka khawatir Revka akan mencari perhitungan dengan Jovano. Terlebih lagi, wajah Revka membawa kemuraman.     

"Mpok Kitty, ada apa, yah?" tanya Andrea tanpa mengendurkan sikap waspada dia meski berusaha tersenyum.     

Pandangan serius Revka tertuju pada Jovano sambil mengatakan, "Aku sudah menemukan lokasinya."     

Jovano segera menyahut, "Lokasi Sera, Mama?" Matanya berbinar akan harapan.     

"Tentu saja! Aku ini benar-benar serius mencari, tidak seperti kau yang tak serius mencari istri sendiri yang hilang!" Revka memarahi Jovano ketika mendapatkan celah.     

Padahal, yang mencari lokasi keberadaan Serafima bukanlah Revka sendiri melainkan menggunakan banyak anak buah suaminya. Namun, tentu saja dia menjaga gengsinya di depan Jovano dan kedua orang tuanya.     

Jovano diam. Sesungguhnya, dia sudah menjelajahi banyak tempat hingga energinya sering habis untuk pencarian itu. Namun, dia memilih bungkam ketika diserang secara verbal oleh ibu mertuanya.     

Lebih baik diam daripada membantah yang akan membuat ketegangan hubungan antara 2 keluarga. Biarlah dia berkorban disalahkan, yang penting tim dia tahu dengan persis seperti apa kalut dan perjuangan keras dirinya untuk mencari Serafima.     

"Sera ada di mana, Mama?" Jovano tak sabar ingin mencari ke tempat tersebut.     

"Huh! Dasar kamu menantu tak becus. Dia ada di—"     

Dhuarr!     

Mendadak saja ada serangan energi yang menghantam Revka. Beruntung saja ada Pangeran Djanh yang sigap menarik sang istri.     

Segera, Pangeran Djanh menoleh ke sebuah sudut ruangan dan dia julurkan tangan ke sana.     

Dhaarr!     

Sungguh, jika ini bukan serangan energi dan merupakan serangan fisik, pasti Andrea sudah menangis karena rusaknya rumah.      

Di dunia makhluk supernatural, bertarung secara energi supernatural itu jauh lebih melelahkan ketimbang bertarung fisik. Inilah kenapa banyak iblis yang memilih pertarungan energi ketimbang fisik.     

Setelah sudut tadi ditembak Pangeran Djanh menggunakan kekuatan energi dia, segera saja terjadi robekan ruang dimensi di sudut atas langit-langit ruang tengah Andrea.     

Muncullah seorang raja iblis bertubuh besar dan warnanya biru gelap. Di tubuhnya ada sulur-sulur kuning terang sehingga terlihat jelas. Dia setinggi 4 meter dengan perawakan gagah dengan tanduk domba besar di kepalanya.     

"Sialan! Kau hampir mengenaiku! Ha ha ha!" Raja iblis itu tertawa.     

Pangeran Djanh terkekeh dan menyahut, "Tidak kusangka, kau mengikuti kami sampai ke sini, Raja Iblis Mowark!" Rupanya dia mengenali siapa pihak musuh yang datang.     

"Kau terlalu banyak ikut campur, Pangeran!" Lalu, Mowark lekas lemparkan bola energi ke Pangeran Djanh.     

Tak mau diremehkan, Pangeran Djanh segera memblokir dengan bola energi miliknya sendiri sehingga terjadi benturan energi yang cukup besar dan mengguncang orang-orang di ruang itu.     

Merasa ruangan ini terlalu sempit untuk sebuah pertarungan, Mowark melejit tinggi ke angkasa diikuti Pangeran Djanh dan yang lainnya.     

Di atas, pertarungan energi antara Mowark dan Pangeran Djanh berlangsung sengit. Bagaimanapun juga, kekuatan raja iblis tidak bisa diremehkan.     

Pangeran Djanh terhitung berani dan kuat menghadapi raja iblis sekuat itu.     

Sementara, Andrea dan yang lainnya berdiri diam melayang di angkasa menggunakan badan astral mereka.     

Namun, hal tak terduga lainnya ketika munculnya robekan ruang dimensi lain di langit, dan keluarlah Dazmaroth serta Melith.     

"Ha ha ha! Sepertinya kita tidak bisa terus bermain kucing-kucingan, bukan? Apalagi jika pihak lain masih saja kesulitan menemukanku." Tawa lepas Dazmaroth terdengar seperti sedang mengejek.      

"Apakah itu suami dari ikan tangkapan kita, Dazma sayank?" tanya Melith yang bergelayut manja di lengan besar Dazmaroth.      

"Benar, Tuan Putri Melith." Dazmaroth menatap penuh ejekan ke Jovano.     

Melihat tatapan itu, kening Jovano berkerut. Apakah mereka sedang membahas mengenai hubungan Serafima dengannya? Segera dia berteriak, "Kembalikan istriku! Dia tidak bersalah! Kalau memang kau ingin menyerangku, maka serang secara gagah padaku, tak perlu melibatkan siapapun yang tak ada kaitannya!"     

Andrea, Revka, dan Dante langsung paham siapa sebenarnya 2 sosok di depan mereka.     

Revka yang sudah panas hati, segera melesat maju untuk menyerbu Dazmaroth dan Melith.     

"Mpok! Jangan!" teriak Andrea memperingatkan freneminya.     

"Hunny, no!" Pangeran Djanh menoleh dan melihat tindakan nekat istrinya. Terpaksa dia arahkan satu tangannya untuk menembakkan energi perlawanan ke Dazmaroth.     

Dhaarr!     

Ledakan energi keras terjadi di udara ketika serangan Pangeran Djanh berbenturan dengan kekuatan Dazmaroth.     

Dhaarr!     

Sedangkan ledakan terjadi lagi dan menghantam Pangeran Djanh. Ini karena fokus dia terpecah menjadi dua.     

Sementara, Andrea sudah lebih dulu melesat dan menahan Revka agar tidak bertindak gegabah. "Mpok Kitty, jangan ngawur!"     

Revka menatap marah ke Andrea, "Mereka adalah pelaku penculik Sera! Bagaimana mungkin aku tidak bereaksi? Kalau kau takut, diam saja di sini!"     

"Suamimu sampai terkena hantaman serangan lawan gara-gara kau!" balas Andrea dengan teriakan. "Apa kau mau Djanh terluka lebih parah?"     

Sementara itu, Jovano sudah maju dan dia menggunakan kekuatan dari telapak tangan kiri dan kanannya sekaligus.     

Mengetahui apa yang hendak menimpa dirinya, Dazmaroth bergegas menghindar membawa Melith bersamanya.     

"Hei, Bocah! Kalau kau berani melukai kami, maka ucapkan selamat tinggal saja pada istrimu itu!" Dazmaroth menghardik Jovano dengan mata melotot, mengindikasikan bahwa dia takut pada kedua kekuatan istimewa Jovano.     

"Ya ampun, tadi itu apa?" Melith berlagak terkejut dan mengusap dahinya.     

"Itu tadi Api Hitam Neraka dan Cahaya Surga, Tuan Putriku." Dazmaroth menjawab Melith.     

"Astaga! Bukankah aneh bila ada bocah seperti dia memiliki kekuatan semacam itu?" Melith kemudian menoleh ke Jovano dan menggunakan suara mendayu dia, berkata, "Kau ingin istrimu kembali?"     

"Ya, aku dengan kerendahan hati, memohon padamu mengembalikan istriku." Jovano sudah tak bisa bersikap arogan. Dia rela merendahkan dirinya jika itu bisa mengembalikan Serafima padanya.     

"Hu hu hu …." Melith tertawa binal dengan punggung tangan menutupi mulutnya. "Kau bisa melihat ini."     

Segera tangan Melith menembakkan energi dan muncullah sebuah layar energi yang mirip seperti layar bioskop, menampilkan sebuah rekaman.     

Di sana, terlihat Serafima sedang di setubuhi oleh Zambada di sebuah tabung air. Perut Serafima sudah buncit besar tapi monster gurita itu terus saja mengentak-entak tubuh si wanita nephilim.     

Raut wajah Serafima menyiratkan nikmat sekaligus sakit.     

Melihat tayangan semacam itu, Jovano dan Revka meradang sejadi-jadinya. Mereka tidak mengira Serafima diperlakukan seburuk itu oleh penculiknya.     

"Lihat, kan? Dia sudah menjadi budak kami. Dia sudah melahirkan banyak bayi-bayi lucu untuk kami. Dia benar-benar indukan kelas atas! Hu hu hu hu …." Melith tertawa genit lagi sambil berikan tatapan mengejek ke Jovano. "Kau yakin menginginkan istrimu yang sudah seperti itu?"     

Tangan Jovano mengepal kuat dengan mata membara akan amarah. Serafima yang sangat dia sayangi, diperlakukan semacam itu, mana mungkin dia tidak murka?     

Dua telapak tangan Jovano sudah berlumuran Api Hitam Neraka dan Cahaya Surgawi, demikian pula Revka yang sudah bersiap menyerang.     

Namun, ada robekan lain di dekat Dazmaroth, dan yang keluar dari sana adalah … Serafima.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.