Devil's Fruit (21+)

Mulai Menyantap Satu Demi Satu



Mulai Menyantap Satu Demi Satu

0Fruit 1558: Mulai Menyantap Satu Demi Satu     

Setelah masuk ke area yang diharuskan kakeknya, Jovano bersikap waspada. Dia menolak membawa Cosmo meski Andrea sudah memaksanya. Dia harus bisa mengatasi ini semua sendiri saja.      

Bahkan dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menggunakan 2 kekuatan dahsyat di kedua tangannya jika bukan dalam keadaan teramat sangat mendesak.     

Ketika Jovano melangkah sejauh 300 meter lebih, ada yang mendekat secara senyap dari balik rimbunan vegetasi, dia bisa merasakannya.     

Benar saja, saat Jovano menoleh, sosok iblis menerkam ke arahnya. Bentuknya sangat jelek seperti monster, tapi itu iblis murni.     

"Roaarhh!" Iblis itu hendak melahap Jovano. Sepertinya iblis itu juga memiliki tujuan sama seperti Jovano, ingin menambah kekuatan. Apakah metode itu sudah bukan lagi sebuah rahasia?     

Jovano tak mau banyak berpikir dulu mengenai itu dan harus lekas mengatasi iblis yang menerkam ke arahnya. Dia keluarkan energi petir api dia untuk dihantamkan ke iblis itu.     

King Zardakh berpesan agar dia melahap iblis hidup-hidup, bukan berupa mayat agar nilai energinya masih besar ketika masuk ke tubuh Jovano nantinya. Maka dari itu, sang kakek berharap Jovano bisa melemahkan iblis itu ketimbang dibunuh.     

Meskipun mayat iblis masih bisa menghasilkan kekuatan ketika dimakan, namun sudah menyusut dibandingkan ketika masih hidup.     

Ular petir api Jovano melilit di leher iblis jelek tadi, menggantikan tangan baginya. Itu mengangkat iblis ke udara dan si iblis berjuang melepaskan diri dari cekikan di lehernya.      

Si iblis merasa kesakitan dan terus mengutuk Jovano dengan kalimat kasar hingga akhirnya dia tak sadarkan diri, pingsan dan terkulai menggantung di udara.     

Jovano lega mangsanya kali ini tidak begitu sulit diatasi. Dia menarik ular petir apinya sehingga tubuh iblis yang tak begitu besar itu mendekat ke arahnya.     

Dia termenung sejenak, berpikir bagaimana cara memakannya. Apakah sama seperti ketika dia memakan ayam goreng?     

Mendadak saja, ada suara di kepala Jovano yang sepertinya itu merupakan suara kakeknya. "Jadikan dia menjadi sebuah energi dan telan dia dalam wujud energi itu."     

Oh, ternyata demikian. Maka, Jovano mengulurkan kedua tangannya untuk menekan iblis itu kuat-kuat hingga akhirnya tubuh sang iblis mengecil dan mengkerut dan kemudian menjadi sebuah bola energi.     

Dengan demikian, barulah Jovano bisa memasukkannya ke mulut dan dia telan. Astaga, ternyata demikian caranya. Dia pikir dia benar-benar harus menjadi kanibal.     

Jovano lega bahwa caranya semudah itu, jauh dari apa yang dipikirkannya.     

Dia pun melanjutkan perjalanannya. Setelah berjalan sekitar hampir 200 meter, dia mendengar adanya pertarungan di depan sana. Dia lekas mendekat diam-diam untuk melihat apa yang terjadi.     

Bersembunyi di balik rimbunan vegetasi dan menyembunyikan auranya, Jovano melihat ada 2 iblis sedang bertarung. Yang satu setinggi 5 meter dan satunya hanya setinggi 2 meter.     

Namun, si iblis 2 meter itu sepertinya cukup bisa mengimbangi iblis 5 meter. Terbukti dengan dia bisa lebih mendominasi serangan.     

Hingga kemudian, iblis 5 meter semakin lemah dan hampir kalah dari lawannya.     

Jovano menimbang-nimbang, apakah dia perlu menyergap mereka dalam situasi demikian, atau dia membiarkan salah satu dimakan lawannya? Apakah nanti nilainya berkurang jika dia salah pilih? Dia bimbang, ini masih terlalu baru baginya.     

Lagi-lagi, suara King Zardakh hadir di kepalanya. "Memakan mereka berdua langsung dan menunggu sampai salah satu dimakan lawannya lalu kau makan, semuanya nilainya sama."     

Oh, terima kasih pada sang kakek yang telah menjelaskan setiap muncul kebimbangan di benaknya.     

Maka, Jovano menunggu saja sampai salah satu dari mereka berhasil menundukkan lawan dan memakannya.     

Sesuai dugaan Jovano, iblis 2 meter berhasil melemahkan iblis 5 meter. Dia memadatkan iblis yang lebih tinggi dan besar darinya menjadi energi pekat sebelum dimasukkan ke mulut lebarnya.     

Saat itulah Jovano keluar dari persembunyiannya dan dia langsung melilitkan sulur petir api dia ke leher iblis 2 meter. Tentu saja ini sangat mengejutkan bagi si iblis yang baru saja memenangkan pertarungan.     

Dia benar-benar disergap karena tidak adanya aura Jovano di dekatnya. "K—kau! Siapa kau!" Iblis itu berjuang melepaskan diri dari sengatan menyakitkan petir api Jovano.     

"Aku? Hanya bocah petualang yang kelaparan." Jovano menyeringai sambil memperbesar sengatan serangannya hingga iblis di depannya mulai kejang-kejang dan melemah.     

Saat itulah Jovano dengan mudah memadatkannya menjadi energi dan melahap bulat-bulat.      

"Ahh … benar-benar kenyang! Tapi aku masih bisa makan lagi jika memang ada hidangan tersedia, he he he!" Jovano meneruskan perjalanannya.     

Namun, baru saja dia melangkah 100 meter lebih, dia merasakan ada banyak aura di dekatnya dan sesuai dugaannya, dia disergap beberapa iblis sekaligus.     

Kesal karena itu, Jovano lekas keluarkan sulur-sulur petir api sebanyak 6 buah sesuai dengan jumlah iblis yang menyergapnya.     

"Sial! Kau bocah sial!" Salah satu iblis berteriak kesal ke Jovano. "Kenapa petirmu ini sangat kuat! Arrghh, sakit! Lepaskan aku!"     

"Tentu aku tak harus mematuhi ucapanmu, kan? Kau pikir kau siapa?" ejek Jovano pada iblis itu.     

"Hei, kau! Cepat lepaskan kami! Aku janji tidak akan mengusikmu lagi!" Iblis lain berkata dengan suara tercekat.     

"Mana mungkin aku percaya kata-kata iblis? Kalian kan penipu!" ejek Jovano padanya.     

"Bajingan! Kau kan juga iblis!" kutuk yang lain.     

"Tidak sepenuhnya!" Jovano menaikkan dagunya dengan bangga. "Itulah kenapa aku masih punya martabat, tidak seperti kalian!" Dia menyeringai mencemooh.     

"Kau … kau sepertinya … aku mengenalmu …." Iblis lain berkata susah-payah. "Arrghh! Kau! Kau cucunya Raja!" Akhirnya dia mengenali Jovano.     

Mendengar ucapan rekannya, iblis lainnya segera berubah sikap.     

"Tuan Muda, tolong bebaskan kami!"     

"Pangeran, aku mohon lepaskan aku."     

"Pangeran Muda, kumohon berbaik hati membebaskanku. Aku janji akan mengikutimu dengan patuh!"     

Mereka semua saling berteriak dengan suara parau, memohon ke Jovano.  Mereka bahkan membawa-bawa nama King Zardakh sebagai junjungan mereka agar dibebaskan.     

Tapi, Jovano sudah pernah diberi pengajaran oleh kakeknya bahwa di dunia iblis, hanya yang kuat yang bisa mendominasi. Tak ada gunanya mengasihani yang lebih lemah karena itu hanya membawa kerugian saja nantinya.     

Berdasarkan nasehat kakeknya itulah, maka Jovano mengabaikan mereka dan membuat mereka pingsan dan sekarat sebelum akhirnya keenam iblis itu ditelan setelah dijadikan energi oleh Jovano.     

Usai menelan keenamnya, Jovano mengusap-usap perutnya. "Ahh, sungguh kenyang. Tapi … rasanya tubuhku lebih terasa segar dan … hm, apakah ini rasanya makin kuat? Ho ho ho! Menyenangkan!"     

Baru saja Jovano hendak melangkah, mendadak saja muncul iblis wanita di depannya. Penampilannya cantik menggoda dan terkesan lemah.      

"Pangeran, bolehkah hamba mengikutimu? Hamba tersesat di sini dan takut. Sepertinya Pangeran begitu kuat dan melindungi." Suaranya merdu merayu.     

Jovano menarik napas melihat kemolekan yang dihidangkan di depan matanya. "Apakah kau mengenal aku?"     

"Tentu saja. Kau adalah pangeran kami, siapa yang tak mengenalmu? Oh, pangeran, hamba memohon perlindunganmu." Wajah iblis succubus di depannya makin mengiba dan tubuhnya bergerak binal, hendak mendekat ke Jovano.     

Iblis succubus itu sekaligus menguarkan aroma manis dan wangi yang menusuk hidung Jovano, sangat menggugah gairah Jovano dengan segera.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.