Devil's Fruit (21+)

Mulai Bertemu Iblis yang Menyusahkan



Mulai Bertemu Iblis yang Menyusahkan

0Fruit 1559: Mulai Bertemu Iblis yang Menyusahkan     

Jovano menatap iblis succubus yang mendekat padanya. Jakunnya naik dan turun melihat sang iblis yang memesona di depannya, terlebih aroma succubus menyengat di hidung Jovano.     

"Pangeranku …." Succubus tersenyum sembari menggoyangkan tubuhnya sehingga beberapa bagian montoknya berguncang indah ke atas dan bawah.     

Ketika tangan si succubus menjulur ke Jovano, segera saja sulur petir api Jovano sudah menangkap sebelum tangan tersebut menyentuh putra sulung Andrea.     

"Arghh!" Succubus itu menjerit antara terkejut dan kesakitan. Dengan tatapan ganas dan benci, succubus itu menggertakkan gerahamnya dan mengeluarkan kekuatan dia untuk menahan serangan Jovano. "Kau! Kenapa kau sekejam ini?"     

Jovano tersenyum menyeringai dan berkata, "Apakah kau pikir aku harus memercayai semua yang kau katakan?" Dia terkekeh sambil mengendalikan sulur petir apinya untuk mengangkat tubuh succubus setinggi 3 meter lebih dari tanah.     

"Pangeran, kenapa kau harus melakukan ini?" Succubus itu mengganti nada suaranya lebih lembut dan memelas. "Kenapa kau kejam pada rakyatmu yang lemah ini?"     

"Rakyatku?" Jovano tertawa mencemooh succubus itu dan melanjutkan, "Kalau begitu, katakan padaku, siapa aku? Siapa namaku? Siapa nama orang tuaku?"     

Succubus itu segera menggigit bibirnya tanpa dia sadari. Pertanyaan Jovano langsung membungkam dirinya. "Kau … kau adalah pangeran kami, cucu Tuan Raja Zardakh." Hanya ini yang bisa dia ucapkan setelah diam beberapa menit.     

"Ha ha ha … lihatlah, kau tak tahu siapa aku dan orang tuaku, tapi kau berlagak mengenal aku dan mencoba merayuku? Apakah kau memiliki lebih dari satu nyali? Nyawamu ada 9 seperti kucing?" Jovano memperbesar petir api yang membelit tubuh si succubus.     

Succubus itu meraung kesakitan. Dia sudah mengerahkan semua tenaga dan kemampuannya untuk menangkis kekuatan Jovano, tapi apa daya, dia masih tak sanggup.     

Meski dia sudah berhasil mendapatkan banyak iblis lemah lainnya di hutan itu dengan bantuan jerat aroma dia yang susah ditepis iblis biasa, tapi Jovano memang terlalu kuat di atasnya, apalagi Jovano sudah memakan beberapa iblis sebelumnya.     

Akhirnya, succubus itu terkulai lemas setelah berjuang beberapa menit dari petir api Jovano. Tubuhnya tidak lagi bergerak dan kepalanya tertunduk tanpa daya.     

Karena succubus itu sudah dalam kondisi lunglai dan diyakini sudah pingsan, Jovano mendekatkan iblis itu ke dirinya.     

"He he he … kau ini berlagak kenal aku, berlagak ingin membiusku dengan aromamu, hm … kalau kau ketahuan Sho, bisa dicabik-cabik jadi ratusan serpihan kau!" rutuk Jovano dengan suara rendah. "Lagipula, Sho masih jauh lebih memikat ketimbang kamu."     

Tangan Jovano baru saja hendak terjulur untuk mengubah tubuh succubus itu menjadi gumpalan energu pekat, ketika mendadak succubus tersebut menegakkan kepalanya dan dari mulutnya meluncur cepat semacam jarum besar ke dahi Jovano.     

"Puhh!" Succubus meludahkan jarum besar dari mulut. Dia berharap Jovano terkena serangan mendadaknya.     

Sayang sekali, harapan succubus terlalu tinggi. Jovano sudah menghindari jarum itu dengan hanya memiringkan kepalanya.     

"Kau pikir aku tak tahu bahwa kau belum sepenuhnya pingsan?" Jovano terkekeh. "Kau pikir aku bocah cilik yang tak paham apa-apa dan bisa kau tipu?" Dia memang sudah waspada dari awal sejak succubus itu terkulai.     

Meski iblis wanita itu nampak pingsan, namun sulur petir api Jovano tidak hanya berfungsi untuk menyerang saja namun juga mendeteksi fluktuasi energi dan detak jantung lawan yang dibelenggu.     

Itulah kenapa Jovano mampu menghindari serangan mendadak succubus tersebut.     

"Sialan kau—arrghh!" Succubus itu melolong panjang ketika tubuhnya disengat aliran listrik yang lebih besar dari sulur petir api Jovano. Bahkan energi api yang membelit tubuhnya seakan sedang memanggang dirinya hidup-hidup. "Ampuni aku! Ampuni aku! Aku hanya iblis kecil yang ingin meningkatkan kekuatan demi membela keluargaku."     

Succubus itu mengiba dengan maksud agar Jovano jatuh kasihan padanya jika dia membawa-bawa mengenai keluarga.     

"Oh, sama! Aku ke hutan ini juga karena ingin membela keluargaku!" Lalu Jovano membuat tubuh succubus itu setengah gosong sebelum dijadikan energi padat dan ditelan.     

"Puffhh!" Jovano mengeluarkan kabut merah muda samar dari mulutnya usai menelan succubus tadi. Itu merupakan sisa aroma manis yang dijadikan senjata si iblis wanita tersebut.     

Terkekeh karena akhirnya berhasil mengatasi iblis yang sedikit merepotkan seperti succubus tadi, Jovano melanjutkan perjalanannya.     

Dia menemukan iblis-iblis lainnya di banyak titik. Mereka semua jenis iblis lemah yang mudah ditaklukkan Jovano menggunakan kemampuannya.     

Ada yang berasal dari ras Lust, ada pula dari ras lain yang mengadu nasib di hutan tersebut, serta ada yang merupakan iblis biasa tanpa ras. Jovano tidak pilih-pilih hidangan.     

Saat dia semakin melangkah di kedalaman hutan, rasanya dia bisa memindai adanya iblis-iblis kuat yang tak jauh darinya. Ini wajar saja.     

Sesuai dugaan Jovano. Di depannya sudah menghadang iblis yang kekuatannya nyaris setara raja iblis. Awalnya, Jovano heran kenapa iblis sekuat itu perlu mendatangi hutan.     

Namun, dia menganalisis bahwa iblis itu pasti udah lama berada di hutan ini dan sudah memakan banyak sekali iblis lain sehingga kekuatannya menjadi begitu besar.     

Mendapati penilaian demikian, mata Jovano berbinar senang. Bukankah kalau dia bisa melahap iblis yang demikian, dia seperti mendapatkan jackpot?     

Maka, Jovano tidak membuang waktu dan lekas julurkan sulur petir api secara cepat ke iblis tadi.     

Namun, karena iblis di depannya sudah bertumbuh sangat kuat, dia bisa menghindari sulur Jovano dan bergerak lincah sehingga susah ditangkap oleh sulurnya.     

"Kau bocah cilik ingin menangkapku dengan mainanmu? Huh! Kau terlalu merendahkan aku!" Iblis itu mendengus mengejek Jovano yang tak juga berhasil menangkapnya.     

"Paman iblis yang baik, kau ini sudah tua, kenapa tidak kau berikan saja dirimu pada yang lebih muda. Anggap ini kau sedang mendukung generasi muda, oke!" Jovano membalas sambil terus berusaha menangkap si iblis di depannya yang segesit belut.     

"Mendukung pantatmu!" omel iblis itu. "Justru karena aku lebih tua darimu, sudah seharusnya kau patuh padaku dan menyerah saja padaku!"     

"Paman iblis sungguh tak tahu diri! Kau tak mau membantu yang muda dan bertindak kejam!" Jovano kini mulai mengeluarkan api hitam iblis yang dia bentuk mirip jaring untuk ditebar di depan iblis tua tadi.     

Iblis tua segera mengibaskan tangannya sehingga jaring api iblis Jovano langsung lenyap menjadi asap saja. Dia memang sekuat itu dan membuat Jovano takjub.     

Tapi Jovano tidak menyerah dan terus membuat banyak jaring dari api iblis biasa dia untuk ditembakkan ke iblis tua yang sangat lincah menghindarinya.     

Kali ini, Jovano membuat puluhan lapis jaring dari api iblis biasa di depan iblis tadi.     

Si iblis tua cukup mengibaskan tangannya berulang kali untuk meniadakan satu demi satu jaring yang mengadang di depannya. Semua jaring berubah jadi asap.     

Ketika jaring terakhir berhasil dilenyapkan jadi asap dalam waktu singkat, saat itu jugalah dari balik jaring itu muncul dengan cepat sulur petir api Jovano menyambar di depan iblis tua.     

"Arrghhh! Sialaannn!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.