Devil's Fruit (21+)

Iblis Pendek yang Sangat Merepotkan



Iblis Pendek yang Sangat Merepotkan

0Fruit 1560: Iblis Pendek yang Sangat Merepotkan     

Iblis tua tadi menjerit dan nasib selanjutnya bisa diperkirakan, yaitu di perut Jovano, diolah menjadi kekuatannya.     

Langit Underworld mulai menggelap meski ketika siang pun tetap temaram berwarna jingga tua. Namun malam di pusat dunia iblis ini tidak segelap malam di dunia manusia.     

Hanya berwarna ungu kelabu tua saja yang menggantung di langit tanpa memerlukan adanya matahari atau bulan dan segala benda angkasa lainnya, seakan langit di Underworld tidak memerlukan aksesoris apapun.     

Bahkan awan pun tak ada.     

Jovano mencari pohon yang bagus untuk tempat dia beristirahat menikmati waktu malam, meski harus tetap waspada karena ini Hutan Kegelapan yang terkenal akan kekejaman makhluk di dalamnya.     

Ya, hutan di wilayah kerajaan milik King Zardakh ini sudah sangat ternama di antara banyak kerajaan iblis lainnya dan dikatakan memang dijadikan lahan untuk berburu iblis yang lebih mudah dan tersembunyi.     

Tidak akan ada yang mengerti siapa yang membunuh siapa di Hutan Kegelapan karena rimbunnya vegetasi di sana dan terkadang justru hutan itu sendirilah yang akan memakan iblis yang terlalu lemah di dalamnya.     

Alam Feroz milik Pangeran Djanh, yang pernah dimasuki Andrea dan Dante dulunya, mencoba meniru keganasan Hutan Kegelapan, namun hanya berhasil 30 persen saja.     

Di hutan itu, yang berbahaya tidak hanya para monster dan iblis yang berkelana di dalamnya saja melainkan juga tanamannya. Ada jenis-jenis tanaman karnivora yang bisa memangsa siapapun di dekatnya.     

Untung saja Jovano sudah banyak mempelajari mengenai itu dari kakeknya sehingga dia tidak terlalu gugup ketika sendirian saja di hutan tersebut.     

Di hati Jovano, bukanlah rasa takut yang tersemat di sana, melainkan rasa dendam yang membara dan itu adalah bahan bakar terbesar dia untuk bernyali mengarungi hutan bengis itu.      

Malam ini, sudah satu jam lebih Jovano duduk nyaman di sebuah dahan pohon dan memejamkan mata untuk menikmati waktu santai sejenak.     

Namun ….     

Dhuarr!     

Jovano sudah melompat terlebih dahulu menghindari ledakan yang terjadi di dekat posisi duduknya tadi.      

"Ha ha ha! Sepertinya status sebagai cucu Zardakh tidak begitu buruk jika melihat kemampuanmu." Sosok iblis setinggi setengah meter muncul. Wajahnya buruk sekaligus menyebalkan dengan telinga seperti keledai dengan mata lebar nyaris memenuhi setengah wajahnya tanpa kelopak dan tidak simetris.     

"Oh! Sepertinya kau mengenal aku dan kakekku!" Jovano makin mempertebal kewaspadaannya. Dia tidak akan mengendur sedikit pun meski ada iblis mengatakan mengenal ibunya sekali pun! Iblis tak bisa dipercaya!     

"Oho ho ho! Tentu saja! Kau adalah Pangeran Muda Jovano, cucu Zardakh dari akar manusia." Iblis itu terkekeh saat menguraikan latar belakang Jovano secara jelas dan singkat.     

Jovano merasa jijik sendiri melihat gigi kuning kehitaman ketika iblis itu tertawa. "Apakah kau mencoba meledakkan aku dikarenakan aku cucu dari King Zardakh?"      

Yang Jovano sudah pelajari sejak dulu, bahwa kakeknya memiliki banyak musuh, baik itu yang terang-benderang maupun yang tersembunyi di balik kata teman.     

Maka, dia tidak perlu ge-er apabila menjumpai seseorang yang berkata mengenal dia dan keluarganya.     

"Ha ha ha!" Iblis itu tertawa lebar hingga keluar asap kehijauan dari mulutnya dan Jovano yakin itu baunya melebihi definisi busuk. "Kau sungguh cerdas! Persis seperti bagaimana Zardakh kerap memuji-mujimu di depan kami."     

Dia iblis pendek tapi sangat menyebalkan dan menjijikkan pula.     

Usai mengatakan itu, si iblis pendek tiba-tiba saja sudah menjulurkan tangan dan ledakan kembali terjadi di dekat Jovano.      

Kalau Jovano tidak memiliki kegesitan, tentu dia sudah tak bisa kembali ke rumahnya di Tokyo. Dia terpental belasan meter, padahal sudah menghindar.     

Dari paparan energi yang tersisa dari ledakan tadi, Jovano bisa menilai bahwa kekuatan iblis pendek di depannya tak bisa diremehkan. Hm, sepertinya dia mulai bertemu iblis yang benar-benar kuat dan bisa saja setingkat kakeknya karena bisa bercengkerama dengan King Zardakh sampai bisa mendengar pujian sang kakek mengenainya.     

Jovano memang seorang pemikir dan analis paling baik di keluarganya meski Andrea sudah tergolong cambion cerdas. Namun, putranya berkali lipat lebih cerdas dari nyonya cambion.     

Tak ingin terus dipecundangi berulang kali, Jovano mulai memunculkan pedang besar dia sekaligus sulur petir apinya.     

Iblis pendek itu cukup menjentikkan jemarinya dan ledakan terjadi di dekat Jovano. Bahkan dia melakukannya sambil mengumbar senyum palsu, menjadikan wajahnya makin mengerikan karena matanya tidak bisa menutup dengan sempurna selayaknya makhluk yang ada di bumi.     

"Ha ha ha! Kau memang lincah." Iblis itu terus saja menjentikkan jarinya berulang kali dan ini mengakibatkan Jovano harus melompat sana dan sini sambil menepis serangan itu menggunakan pedang besarnya.     

Kalau Jovano tidak jeli, dia akan kesulitan melihat serangan tersebut. Semuanya terjadi begitu cepat dan tersamar.     

Ini berbeda dengan ledakan energi biasa yang mudah terlihat ketika terbentuk di udara. Serangan iblis pendek benar-benar seperti percikan kecil saja tapi daya ledaknya kuat dan berbahaya.     

"Ha ha ha! Kenapa kau menjauh? Ayolah, mendekat sedikit padaku!" Iblis pendek menjentikkan jemarinya lebih cepat sehingga Jovano yang tadinya bermaksud menjauh dari iblis yang sepertinya susah dia tangani, membuat dia mau tak mau bergerak menghindar dan justru mendekat ke iblis pendek.     

Jovano seperti digiring pelan-pelan menggunakan ledakan demi ledakan. Dia kesal bukan main dan terus mengayunkan sulur petir api dia sambil pedangnya akan menangkis percikan ledakan yang ingin mengenai tubuhnya.     

Perlahan, Jovano menganalisis situasi dan akhirnya dia paham, bahwa iblis pendek itu hanya ingin mempermainkan dia saja. Lebih tepatnya, ingin menguras habis tenaga Jovano.     

Ini menambah kemarahan Jovano. Tapi dia harus tetap mendinginkan kepalanya meski hati membara. Karena apabila kepala panas, maka lengah akan muncul. Itu berbahaya untuknya.     

Iblis pendek terus tertawa sambil secara santai menangkis sulur petir apinya menggunakan tangan kosong dan tangan lain menjentik seraya menatap lekat ke Jovano.      

Tindakan iblis pendek pada sulur petir apinya sungguh mencengangkan Jovano. Iblis lain akan meraung kesakitan terkena sulur miliknya, namun lawan di depannya malah tertawa santai. Ini semakin mengukuhkan asumsi Jovano bahwa lawannya seorang raja iblis.     

Atau mungkin kekuatannya setingkat raja iblis, bisa jadi! Terkadang iblis kuat tak bisa menjadi pemimpin dikarenakan tidak memiliki anak buah untuk membentuk sebuah kerajaan.     

Bisa juga, iblis pendek di depannya mampu mendapatkan kekuatan setingkat raja iblis dikarenakan sudah memakan sangat banyak iblis di hutan ini.      

Sembari mengira-ngira, Jovano juga menganalisis serangan si iblis pendek, mencari celah terbaik untuk memenangkan pertarungan ini karena dia yakin dia akan terus diseret dan digiring mendekat ke lawannya menggunakan kekuatan ledakan.     

Jovano terus dan terus menatap iblis pendek di hadapannya sembari terus berjuang melakukan gerakan pertahanan sekaligus penyerangan secara bergantian.     

Demikian pula yang dilakukan si iblis pendek.     

Hingga kemudian Jovano menyadari sesuatu yang merupakan celah penting yang dia yakini merupakan kelemahan si iblis pendek!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.