Devil's Fruit (21+)

Empat Casanova



Empat Casanova

0Fruit 1562: Empat Casanova     

Salah satu lelaki yang sedang bermain tenis di sebelah bidang lapangan yang dipilih Andrea terus menatap si nyonya Dante tanpa bisa memalingkan pandangannya, sampai-sampai kepalanya ditepuk ringan menggunakan raket oleh kawannya.     

"Hei, kau ini! Kenapa malah melongo seperti itu, heh?" Kawannya antara geli dan heran terhadap lelaki itu. Mereka sedang bermain ganda.     

Lelaki itu menoleh ke rekan timnya. "Hah? Aha ha ha, maaf, maaf! Aku sampai hilang konsentrasi begini." Dia tertawa canggung sambil menggaruk kepalanya.     

"Kenapa? Kau terpikat dengan wanita di lapangan samping kita?" tanya kawannya sambil menaruh lengannya di bahu si lelaki dengan santai.     

"Memangnya kau tidak mengira kalau dia cantik dan menarik?" bisik si lelaki pada sang kawan. "Tetsu, dia sangat amat cantik, astaga!"     

"Hm, iya, sih! Tapi, yang mana, Yazu-sama?" Tetsuo bertanya.     

"Tsk! Kenapa kau mengolok aku dengan panggilan seperti itu? Panggil nama seperti biasanya saja!" Yazu menatap protes ke Tetsuo.     

"Ha ha ha … baiklah, baiklah, Yazu-chan," Tetsuo makin menggoda.     

Mata Yazu melebar dan menyahut penuh keluhan, "Tetsu! Jangan makin mengolok-olok aku begitu!" Di Jepang, seorang lelaki dewasa dipanggil dengan sufiks –chan itu terkesan mengolok-olok karena biasanya –chan digunakan untuk gadis kecil atau orang yang disayangi.     

"Ha ha ha … maaf, maaf!" Tetsuo menangkupkan kedua tangan di depan muka dengan sikap jenaka layaknya teman akrab ketika bercanda.     

"Oi, oi! Kalian ini! Apakah sudah tidak ingin bermain?" tanya kawan mereka lainnya di bagian lawan.     

Tetsuo dan Yazu menoleh ke area seberang.      

"Maaf, Himu-chan!" Tetsuo melambaikan tangan ke rekannya yang ada di seberang. "Aku sedang menenangkan kegelisahan Yazu-chan yang sedang terpesona!"     

Yazu mendelik dan menyodokkan sikunya pada pinggang Tetsuo. "Kau ini!"     

Ucapan Tetsuo mengakibatkan Himuro dan Daigo mendekat ke net. Tetsuo menyeret Yazu mendekat ke dua kawan mereka.     

"Yazu tergila-gila dengan para wanita cantik yang baru saja masuk ke lapangan." Tetsuo merangkul leher Yazu.     

"Tsk! Apaan kau ini, Tetsu gila!" geram Yazu meski wajahnya malu-malu walau kesal.     

"Yang mana?" tanya Daigo.     

"Oi, Yazu-chan, yang mana?" Tetsuo menggoyangkan lengannya sehingga Yazu ikut bergoyang. "Sepertinya yang kaos biru muda." Dia menunjuk ke Andrea yang mulai memukul bola dan tertawa-tawa dengan Kuro.     

Himuro dan Daigo segera menatap ke Andrea.     

"Dia memang sangat cantik, tapi aku lebih suka yang jadi lawannya." Himuro memaksudkan Kuro.     

"Kalau aku, lebih suka yang di lapangan sebelahnya, yang pakai kaos kuning muda. Dia entah kenapa, memancarkan aura ganas tapi menggemaskan." Daigo menunjuk ke Kyuna yang sedang berjuang memukul bola dari Shelly.     

"Aku lebih suka lawan si kuning. Si kaos merah muda itu terlihat dewasa, dia tipeku!" Tetsuo memaksudkan Shelly.     

"Sepertinya kita bisa mengajak mereka berkenalan." Daigo menyeringai.     

"Ayo saja! Mumpung aku sedang bosan dengan Ai-chan." Himuro ikut menyeringai.     

"Ayo, Yazu-chan! Kita ajak mereka berkenalan!" Tetsuo mengetatkan pelukannya ke leher Yazu.     

"Hmph! Dasar kalian semua lelaki brengsek! Kalian sudah punya pacar, kenapa malah ingin mengincar mereka?" Yazu mengerling kesal ke 3 temannya.     

"Ha ha ha! Memangnya kenapa kalau punya pacar?" Daigo tertawa santai. "Bahkan kalau Mi-chan istriku pun, bila aku sedang bosan, aku ingin mencari hiburan dari wanita lain!"      

Yazu mendengus. Daigo memang paling brengsek dari mereka berempat.     

Maka, Tetsuo mulai beraksi. Dia sengaja membalas bola dari Himuro, memukulnya menyamping sehingga bola itu mencapai ke arena lapangan Andrea. "Ups! Meleset!" serunya.      

Tetsuo berlari ke arena Andrea sambil menarik tangan Yazu bersamanya. Meski ingin menolak, tapi Yazu tak bisa karena badan Tetsuo lebih besar dan tinggi darinya.     

Andrea terkejut karena tiba-tiba saja mendapati bola yang memantul rendah ke arahnya. "Ehh?" Kemudian, dia melihat ada 2 lelaki muda berlari ke arahnya. Satu lelaki tersenyum lebar, sedangkan lainnya menampilkan wajah merah padam. "Ini bola kalian?" tanyanya pada mereka.     

"Ah, ya, benar!" Tetsuo masih tersenyum lebar. "Sungguh maaf atas kejadian ini. Tanganku tiba-tiba saja terselip dan tak bisa mengembalikan bola yang datang."     

"Oh, tak apa!" Andrea secara riang menjawab. Dia mengambil bola di dekat kakinya dan memberikan ke Tetsuo.     

Tapi, Tetsuo menyodok pelan Yazu, memberikan kode ke kawannya. Mau tak mau, Yazu menerima bola dari Andrea.     

"Apakah kalian baru di sini?" tanya Tetsuo, masih berusaha mencari cara agar bisa berlama-lama mengobrol dengan Andrea. "Kami tidak pernah melihat kalian sebelumnya." Dia dan 3 lainnya memang member tetap di tempat itu.     

Kemudian, Daigo dan Himuro ikut mendekat.     

"Maafkan si bodoh ini yang tak bisa mengembalikan bolaku!" Himuro berkata dari belakang Tetsuo dan Yazu sambil dia melakukan ojigi (membungkuk untuk alasan kesopanan di Jepang) secara singkat.     

"Oh, tidak masalah! Bolanya tidak menyakitiku, jadi tak apa!" Andrea masih ramah membalas ucapan para lelaki itu.     

"Nona, boleh tahu nama kalian?" Daigo bersikap cepat, tak ingin bertele-tele. "Namaku Daigo." Kemudian, ketiga temannya mengikuti menyebutkan nama mereka masing-masing.     

Mau tak mau, Andrea dan Kuro melakukan hal sama, menyebutkan nama mereka sebagai perkenalan. Bahkan keduanya tak bisa mengelak berjabat tangan dengan keempat lelaki itu.     

Sementara, orang-orang yang ada di tempat itu hanya bisa mendengus kesal.     

"Hah! Susah kalau Empat Casanova sudah turun tangan begitu!"     

"Sungguh kita akan sulit memiliki kesempatan dengan empat gadis molek itu bila Empat Casanova sialan itu bergerak."     

"Cepat sekali mereka menemukan cara mendekati para gadis cantik itu!"     

"Dasar playboy sialan itu! Mereka gerak cepat rupanya! Bagaimana aku bisa bersaing kalau begitu?"     

"Sepertinya memang susah mendapatkan gadis cantik di sini kalau ada empat lelaki brengsek itu."     

Para lelaki di sana berbisik-bisik mengutuk Tetsuo dan 3 kawannya. Mereka sudah sangat hafal dengan perangai keempatnya bila ada wanita cantik datang ke lapangan tenis ini.     

"Apakah kalian butuh diajari sedikit?" tanya Himuro sambil melirik ke Kuro. "Sepertinya nona Kuro sedikit mengalami kesulitan saat mengembalikan bola dari nona Andrea."     

Kuro sudah hendak mengatakan sesuatu, tapi Andrea menahan putri angkatnya dan berkata, "Ohh, dia memang pemain baru di tenis. Aku sedang mengajarinya. Terima kasih atas perhatian kalian semua."     

Mata Andrea mengerling jenaka ke Himuro dan lainnya. Sepertinya dia sudah menyadari bahwa keempat lelaki di depannya ini ingin lebih dari sekedar berkenalan.      

Jangan remehkan kecerdasan ibu dari Jovano. Memangnya Jovano mendapatkan gen cerdas dari siapa?     

"Bagaimana kalau kami bertanding melawan kalian? Sepertinya akan sangat menyenangkan." Daigo mencetuskan ide.     

Shelly dan Kyuna yang ada di lapangan samping Andrea, mau tak mau berhenti bermain dan menghampiri si nyonya cambion.     

"Ada apa, Nona Putri?" Kyuna bertanya.     

Demikian pula Shelly. "Ndre?"     

"Ohh, tidak ada apa-apa. Hanya bola yang meleset. Kalian bisa tenang, kok ladies!" Andrea menenangkan kedua sahabatnya.      

Tetsuo tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan bekata, "Bagaimana kalau kita bermain ganda? Kami melawan kalian?"     

Andrea tersenyum penuh arti. Sepertinya Empat Casanova tak tahu mereka sedang berhadapan dengan siapa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.