Devil's Fruit (21+)

Kalau Kau Menyayanginya, Maka Bunuh Dia!



Kalau Kau Menyayanginya, Maka Bunuh Dia!

0Fruit 1575: Kalau Kau Menyayanginya, Maka Bunuh Dia!     

Baru saja Jovano melangkahkan kaki hendak meninggalkan hutan tersebut, mendadak saja terjadi fluktuasi ruang dan waktu di dekatnya sebelum akhirnya muncul robekan di udara.     

Sesosok muncul di sana.     

"Sera!" pekik Jovano ketika dia melihat kemunculan Serafima dari robekan dimensi tersebut.     

Jovano tidak menyangka akan bertemu dengan Serafima di hutan ini. Atau … sebenarnya kabar mengenai dia berada di Hutan Kegelapan sudah sampai di telinga musuh-musuhnya, maka dari itu mereka mengirim sang istri pertama ke dirinya?     

Meski begitu, Jovano tak boleh bersikap lengah. Bagaimanapun, Serafima telah diubah! Dia bahkan dipertemukan di hutan.     

Seperti yang sudah diduga, Serafima telah memiliki wujud berbeda dan tatapannya pada Jovano bukan lagi seperti menatap suami melainkan musuh bebuyutan.     

Saat ini, Serafima muncul dengan penampilan humanoid tanpa kaki guritanya. Kulit tubuhnya berwarna keunguan dengan rambut oranye ikal yang berkibar ke atas. Wajahnya terlihat bengis dengan adanya sulur-sulur berbinar warna merah terang di sekujur kulitnya. Bibirnya bukan lagi berwarna merah seperti dulu melainkan hitam kelam sekelam warna matanya.     

"Sera! Ini aku! Jo! Aku suamimu! Tidakkah kamu ingat aku? Sera!" seru Jovano mencoba mengingatkan kembali istri pertamanya.     

Bukannya memberikan jawaban menggunakan kata-kata, Serafima  justru menjawab memakai serangan energinya. "Hraakhh!" Dia melemparkan energi kekuatan iblis berwarna ungu kehitaman ke Jovano.     

Segera saja Jovano menghindarinya karena di dalam energi itu, termuat niat membunuh dari Serafima. Dia sedih. Sudah separah itukah cuci otak yang dialami istrinya? Sampai-sampai sang istri begitu berhasrat ingin membunuh dirinya.     

Serafima kembali melesatkan serangan energi mematikan lainnya ke Jovano. Terpaksa Jovano menangkis menggunakan perisai kristal dan mengakibatkan langkahnya dipaksa mundur beberapa meter ke belakang.     

Tapi, Serafima terus membombandir Jovano menggunakan serangan yang sama hingga Jovano terus terdesak mundur ke belakang.      

Namun, Jovano tidak ingin terus sebagai pihak yang bertahan. Dia harus bisa menangkap Serafima! Mungkin jika dia berhasil menangkap istrinya, Serafima bisa dibawa ke kelompoknya untuk disembuhkan dari pengaruh apapun.     

Maka, Jovano melompat di udara sambil melecutkan cambuk dari petirnya untuk membelenggu Serafima.     

Tap!     

Cambuk petir berhasil mengikat tubuh Serafima. Betapa senangnya Jovano. Dia akan bisa menyembuhkan istrinya ….     

Tass!     

Cambuk dari petir itu mendadak saja putus setelah Serafima mengerahkan tenaga yang besar dan kuat melepaskan dirinya dari belenggu dari Jovano. "Haargghh!" jeritnya dan kemudian melesat menerjang Jovano.     

Jovano bergegas terbang mundur untuk menghindari tangan bercakar besar milik Serafima yang ingin merobek dirinya. "Sera! Ini aku! Apa kamu benar-benar lupa? Aku Jovano! Kita suami istri, Sera! Kau istriku! Aku suamimu!" Jovano masih terus berteriak sambil menangkis pukulan dan serangan yang membabi buta dilancarkan Serafima tanpa jeda.     

Mereka mulai beradu kekuatan pukulan sangat cepat sehingga akan susah diikuti mata iblis biasa.     

Kali ini, Jovano menggunakan tali petir lebih tebal untuk menaklukkan Serafima. Dia tak percaya kekuatan petirnya masih terlalu lemah untuk menundukkan sang istri.     

Lagi-lagi, Serafima berhasil dibelenggu. Dia terus memberontak, menggerakkan tubuhnya ke kanan dan kiri tanpa bisa berhasil melepaskan diri dari jerat tali tebal dari petir Jovano.     

Jovano lega, sepertinya yang ini benar-benar bisa digunakan untuk menundukkan Serafima.     

Namun, alangkah terkejutnya ketika dia hendak menghampiri Serafima, mendadak saja ada energi lain menyerang tali petirnya dan itu mengakibatkan belenggu darinya putus.     

Tak lama, muncul sosok di dekat mereka. Sosok itu tertawa terbahak-bahak, mengejek kegagalan Jovano. "Ha ha ha! Kau ingin menangkap bonekaku? Ha ha ha! Kau butuh ribuan tahun dulu untuk mencapai itu, Bocah tampan!" Itu adalah Melith.     

Dia muncul dan melayang di udara, sikapnya arogan dengan dua lengan terlipat di depan dada, menatap remeh ke Jovano di bawah sana.     

Jovano menggertakkan gerahamnya, amarahnya memuncak ketika melihat Melith. Wanita iblis itulah yang telah membuat Serafima menjadi seperti itu. Wanita iblis itulah yang menyebabkan dia dan Serafima menderita!     

Maka, Jovano segera melesat ke arah Melith sembari bersiap melesatkan Cahaya Surgawi ke wanita iblis tersebut.     

Namun, dengan sigap, Serafima maju ke depan Melith untuk menjadi perisai. Tentu ini sangat mengejutkan bagi Jovano.     

Mau tak mau, dia membelokkan serangan Cahaya Surgawinya agar tidak mengenai sang istri.     

"Ha ha ha!" Melith tertawa melengking, mencemooh Jovano. "Kenapa? Kau masih iba karena dia istrimu? Kau masih menganggap dia istrimu? Tapi dia sama sekali tidak menganggapmu suaminya, ha ha ha!" Betapa riangnya Melith tertawa.     

Geraham Jovano saling beradu mendengar ejekan Melith. "Kau wanita bajingan yang hanya bisa memanfaatkan pihak lain untuk bertarung! Kalau memang kau merasa kuat, hadapi aku sendiri! Jangan gunakan orang lain!" serunya ke Melith.      

"Ho ho ho! Kau ingin memancingku? Ho ho ho … aku tidak sebodoh itu, Bocah tampan. Nah, bagaimana kalau kau menjadi bonekaku saja agar kau bisa bersama istrimu ini di tempatku, hm? Akan aku pasangkan kalian berdua, jangan khawatir!" Melith semakin meledek.     

"Wanita bangsat! Kau hanya orang lemah yang bersembunyi di belakang orang lain saja! Orang lemah pengecut!" Jovano sudah tak lagi bisa mengontrol emosinya.     

Jovano mengeluarkan Api Hitam Neraka dia dan membentuk jaring melingkar yang mengurung Melith dan Serafima sekaligus di dalamnya. Serafima terus menjaga Melith dari serangan jaring api khusus Jovano. Ini menyulitkan putra Andrea.     

Melith terus tertawa setiap dirinya berhasil dilindungi Serafima yang seperti hendak mengorbankan diri saban api hitam khusus dari Jovano hendak meraih dirinya.     

Karena itu, Jovano mau tak mau membelokkan serangan apinya ketika hendak mengenai tubuh Serafima. Ini memang tindakan sia-sia bagi Jovano, tapi dia tak ingin melukai Serafima.     

"Ha ha ha! Meskipun aku lemah, tapi aku lebih pintar darimu!" ejek Melith ke Jovano. "Namanya orang pintar, maka harus bisa menggunakan berbagai hal dan cara untuk melawan siapapun. Itulah kekuatanku yang tak bisa kau miliki!" Lalu dia terkekeh dengan wajah meledek Jovano.     

Karena tidak juga berhasil mengenai Melith, mau tak mau Jovano menarik kembali Api Hitam Nerakanya. Ini makin membuat Melith tertawa keras.     

Kemudian, Serafima mulai memberikan serangan ganas ke Jovano, tanpa jeda hingga Jovano tak memiliki waktu untuk mengurus Melith.      

Benak Jovano heran, kenapa Serafima mendadak bisa sekuat ini? Ah, mungkin gara-gara disuntikkan energi iblis secara besar-besaran makanya bisa kuat dan ganas semacam itu.     

Pertarungan sengit Serafima dan Jovano nyaris saja dimenangkan Jovano. Dia sudah berhasil mendesak Serafima dan hendak memukul istrinya.     

Namun, mendadak saja Jovano berhenti. Dia tak tega melayangkan pukulan pada sang istri.      

Oleh karena itu, Serafima menggunakan momen tersebut untuk memukul keras-keras energi besarnya ke dada dan perut Jovano.     

Jovano menerima pukulan bertubi-tubi dari Serafima, darah sudah dimuntahkan berulang kali sembari dia terus dipukul.     

Mendadak saja, King Zardakh muncul dan mengambil Jovano sebelum mendapatkan pukulan lebih ganas dari Serafima. Sang raja mengibaskan tangannya ke Serafima sehingga wanita nephilim yang telah berubah menjadi iblis itu terpental.     

"Opa, tolong tangkap dia untukku." Jovano berkata lirih di pelukan King Zardakh.     

Memahami keinginan cucu kesayangannya, King Zardakh mengulurkan tangan ke arah Serafima, hendak mencekik leher istri pertama Jovano dari jarak jauh, namun tindakannya sudah diketahui Merlith.     

Segera saja, Merlith menangkap Serafima terlebih dahulu dan mengamankannya. "Kau ingin mencoba melawanku, Zardakh? Kau yang hanya raja kecil begitu?" Mata Melith menyala sambil menatap tegas ke King Zardakh.     

Menyadari itu adalah Melith yang memiliki banyak pelindung dan pengikut, King Zardakh memilih untuk menghilang bersama sang cucu.     

"Aku tidak akan membawamu ke bumi karena pasti ayah dan ibumu heboh kalau melihatmu terluka seberat ini." King Zardakh membaringkan Jovano di atas pembaringan besar dan megah.     

Si kakek menatap sedih ke tubuh penuh luka Jovano. "Kau ini … sampai kapan kamu akan terus lemah hati, Jo?" Dia mengeluarkan pil dan memasukkannya ke mulut Jovano.     

"Opa …." Jovano lirih menyahuti kakeknya.      

"Kalau kau masih saja lemah dan menganggap dia istrimu, maka itu sama artinya kau mengantarkan nyawa ke dia. Apa kau memang bermaksud begitu, Jo? Kau ingin mengantar nyawa padanya dan membiarkan musuhmu gembira?" King Zardakh kali ini berujar dengan wajah serius.     

"Opa, aku … aku menyayangi dia, Opa?" Jovano nyaris menangis ketika mengatakan itu.      

"Kalau kau menyayangi dia, maka hentikan dia menjadi boneka pihak musuh! Hadapi dia dan bunuh dia agar tidak berlama-lama menderita dikendalikan oleh musuh! Begitulah seharusnya sikapmu bila kau memang menyayangi dia!" King Zardakh tegas mengucapkannya.     

Jovano terdiam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.