Devil's Fruit (21+)

Taktik Licik King Zardakh untuk Cucunya



Taktik Licik King Zardakh untuk Cucunya

0Fruit 1579: Taktik Licik King Zardakh untuk Cucunya     

Jovano tidak menyangka bahwa ibunya memiliki pemikiran hendak ikut bersamanya ke Underworld.     

Sudah bisa dipastikan jika Andrea benar-benar ikut, maka akan ketahuan semua yang dilakukan Jovano di sana. Lagipula, akan lebih menyusahkan dia bergerak jika sang ibu ikut.     

Maka, untuk tetap merahasiakan metode yang sedang dijalaninya, Jovano terpaksa berkata, "Sepertinya aku batal ke Underworld."     

Andrea menoleh bingung ke putranya, bertanya, "Kenapa, Jo? Kok malah batal? Apa gegara Mom mo ngikut ke sono?"     

"Kagak, kok Mom. Bukan karena itu." Jovano terpaksa berbohong. Tak lupa dia mengetatkan pemblokiran pikiran agar tidak terkoneksi dengan ibunya. "Kayaknya aku masih pengin di sini dulu."     

"Kamu yakin?" Mata Andrea menajam penuh selidik.     

"Iya, Mom. Setelah aku pikir-pikir, latihan di sini juga bisa, kok!" Jovano tak lupa membubuhkan senyuman senormal mungkin agar ibunya percaya.     

"Oh, ya udah kalo gitu." Andrea tidak memperpanjang dan membalas senyum putranya dengan senyum lebih lebar.     

Setelah Jovano kembali ke kamarnya dan sendirian, dia menghubungi sang kakek. "Opa, batal saja ke Underworld-nya. Mom ingin ikut."     

"Maksudmu … ibumu ingin ikut ke Underworld?"     

"Ya, Opa."     

"Tak apa kalau memang dia ingin ikut, kan?"     

"Tidak, Opa. Aku tak mau Mom atau yang lainnya mengetahui metode pelatihan aku di Hutan Kegelapan. Aku harap Opa merahasiakan itu dari mereka."     

"Hm, jadi ini sungguhan batal, Jo?"     

"Ya." Ada nada tak rela ketika Jovano mengatakannya. Tapi, demi rahasia yang harus tetap menjadi rahasia, maka dia mungkin harus menahan dulu keinginan ke Underworld.     

-0—00—0-     

Di Underworld, saat King Zardakh sedang duduk santai sambil menikmati daging hewan iblis dan ini benar-benar seperti orang sedang memakan ayam goreng, datanglah salah satu panglimanya menghadap ke dia.     

"Tuanku Yang Mulia." Sang panglima iblis yang besar dan kekar dengan memakai armor datang pada King Zardakh dan langsung menjatuhkan satu lututnya begitu sudah berjarak 10 meter di depan King Zardakh.     

King Zardakh melirik singkat ke panglimanya dan bertanya, "Ada apa, Orvaz?"      

"Hamba melapor, Tuanku Yang Mulia! Persiapan untuk pangeran muda Jovano sudah dilaksanakan." Suara berat dan dalam dari Panglima Orvaz menggema di ruangan luas tersebut.     

"Hm, sepertinya ditunda dulu saja, Orvaz." King Zardakh mengayunkan tangan secara santai sambil membuang tulang sembarangan saja.     

"Apakah pangeran muda tidak jadi ke mari seperti waktu yang lalu, Tuanku Yang Mulia?" tanya Panglima Orvaz.     

"Ya, batal ke sini." King Zardakh menjawab dengan suara malas-malasan, lalu tangannya mencabut paha di mangkuk besarnya sebelum dia gigit secara ganas.     

Panglima Orvaz bertanya lagi, "Apakah persiapannya perlu dibubarkan saja, Tuanku?"     

"Sudah sejauh apa persiapan yang kau lakukan?" King Zardakh sembari mengunyah daging paha tadi.     

"Seperti yang sudah-sudah, sesuai perintah Tuanku Yang Mulia, hamba telah menyebarkan rumor mengenai kemunculan pangeran muda di Hutan Kegelapan agar para iblis bisa segera ke sana dan bertarung dengan pangeran muda." Panglima Orvaz memberikan laporan.     

"Hm." Si raja menggumam dan belum ingin berucap.     

"Tapi karena ini batal, maka hamba bisa menghilangkan rumor itu agar mereka tidak perlu datang ke Hutan Kegelapan." Panglima Orvaz harus memastikan ini dulu sebelum bertindak.     

"Hm … tunggu aku berpikir sebentar, Orvaz." King Zardakh mengacungkan tulang paha ke udara.     

"Baik, Tuanku." Orvaz kemudian tahu diri dan menyingkir ke samping, menunggu rajanya memikirkan hal itu.     

Ternyata, banyaknya iblis yang berdatangan ke Hutan Kegelapan saat Jovano ada di sana, itu semua atas prakarsa ide King Zardakh.     

Melalui jaringan dari panglimanya, si opa menyuruh bawahan terpercayanya untuk menyebarkan berita mengenai keberadaan Jovano di hutan tersebut tanpa mengatasnamakan berita itu dari dia sendiri.     

Panglima-panglimanya menyamar menjadi iblis jelata yang berkeliaran di kerajaan terdekat untuk menebarkan rumor tersebut.     

Maka, para iblis yang tertarik ingin mencobai cucu kebanggaan dari King Zardakh, mereka akan berdatangan, berharap bisa membunuh si cucu.      

Selain yang ingin mencobai kekuatan cucu kesayangan King Zardakh, ada banyak pula iblis yang ingin membalas dendam pada sang raja melalui cucunya.     

Maka, para iblis yang berdatangan ke hutan itu memiliki berbagai motif dan tujuan ketika mencari Jovano.     

Bukan maksud King Zardakh ingin mencelakai cucunya, tapi justru dia sedang menggiring para iblis itu agar bisa menjadi santapan Jovano. Taktik licik namun penuh risiko.     

King Zardakh sudah bersiap, jika iblis yang mendatangi cucunya terlalu kuat, maka dia akan datang untuk menyelamatkan Jovano. Seperti itulah cara yang dilakukan King Zardakh dalam membantu cucunya.     

Kini, dengan batalnya Jovano datang ke Underworld dalam waktu dekat ini, King Zardakh merasa ini kurang mengasyikkan.     

"Orvaz." Tuan raja memanggil.     

Panglima Orvaz segera kembali di hadapan King Zardakh sembari berlutut dan menjawab, "Ya, Tuanku Yang Mulia!" Sikapnya begitu hormat.     

"Karena kau sudah terlanjur menyebarkan rumor mengenai cucuku, maka alihkan saja titik destinasinya. Bukan di Hutan Kegelapan, melainkan di Bumi, tepatnya di Tokyo." King Zardakh tersenyum penuh arti.     

"Maksudnya, Tuanku?" Panglima Orvaz tak yakin dengan kesimpulan yang ada di kepalanya dan harus memastikan dengan jelas agar tidak ada kesalahan karena ini menyangkut pangeran muda mereka.     

"Giring para iblis itu agar mereka mendatangi Jovano di Tokyo. Nanti akan aku beritahu Jovano agar dia bersiap di sebuah tempat agar bisa leluasa menyantap mereka yang mendatanginya." King Zardakh akhirnya menemukan kembali keasyikan.     

Yah, namanya juga iblis, keseruan menonton cucunya diburu dan berkelahi dengan pihak lain sungguh tak ada duanya. Yang terpenting, cucunya menang. Itu saja!     

"Baik, Tuanku. Siap hamba laksanakan!" Kemudian, Panglima Orvaz pamit undur diri dan pergi dari ruangan itu.     

-0—00—0-     

"Opa, kau yakin?" Jovano membelalakkan mata.     

King Zardakh mengangguk dan berkata, "Ya, kau hanya perlu membagi tubuhmu saja. Kau sudah bisa melakukan itu, kan?"     

"Sudah, Opa. Aku sudah bisa." Gantian Jovano yang mengangguk. Dia memang sudah sangat menguasai metode pembelahan tubuh seperti kloning semenjak melaksanakan misi di Indonesia dulu. Ditambah saat ini kekuatannya meningkat, maka dia makin mudah membuat kloning meski masih terbatas pada batas maksimal 5 saja.     

"Nah, maka dari itu, temui para iblis yang ingin menantangmu di tempat yang Opa tadi katakan dan lawan mereka sekuatmu!" King Zardakh membakar semangat cucunya.     

Hanya, Jovano memiliki rasa ingin tahu yang mendadak muncul. "Tapi, Opa, jika memang aku bisa membagi tubuh, kenapa tidak Opa bawa saja sebagian tubuhku ke Underworld?"     

Dia berpikir, apabila dia bisa menciptakan 5 kloning sekali jalan sekarang, bukankah akan lebih mudah baginya pergi diam-diam ke Underworld tanpa diketahui keluarganya?     

"Tidak bisa! Itu sangat berisiko. Kau bisa hancur berkeping-keping ketika melewati portal. Sangat tidak aman!" Kepala King Zardakh menggeleng kuat-kuat disertai raut wajah cemas. "Kecuali kau sudah mencapai tahap Raja Iblis atau Kaisar Iblis, maka itu memungkinkan pergi ke dimensi berbeda dengan pembagian tubuh."     

"Oh, rupanya demikian. Baiklah, aku akan ikuti arahan Opa saja kalau begitu." Jovano mengerti dan tidak lagi bersikeras.     

"Bocah pintar." King Zardakh senang dan menepuk-nepuk kepala cucu kebanggaannya. Sudah terbayang di matanya keseruan apa tontonan yang ada nantinya.     

      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.