Devil's Fruit (21+)

Menyadarkan Jovano yang Kalap



Menyadarkan Jovano yang Kalap

0Fruit 1581: Menyadarkan Jovano yang Kalap    

Nafael lekas menghindari Cahaya Surgawi di tangan kanan Jovano yang ditembakkan padanya. "Kau mulai kehilangan dirimu. Waspadalah atau Tuanku Agung akan mengambil tindakan padamu."      

Meski diserang, Nafael masih berbicara dengan suara tenang pada Jovano yang semakin geram dan mengejarnya.    

"Kau dan tuanmu itu bisa apa ketika istriku dicelakai, hah?!" raung Jovano sambil terus menembakkan Cahaya Surgawi dia ke Nafael.    

"Tuanku memiliki keputusannya sendiri. Kita sebagai makhlukNya tidak berhak mempertanyakan itu." Nafael masih terus berkelit sebaik mungkin dari serangan membabi buta Jovano yang kalap akan murka.    

"Oh! Jadi tuanmu yang katanya hebat itu ingin agar istriku celaka dan dirusak para iblis bajingan itu, hah?!" Jovano kian geram.    

Nafael tetap bersikap tenang menghadapi kemarahan Jovano. Sembari berkelit, dia terus bicara, "Lekas kendalikan dirimu sebelum semuanya terlambat untukmu. Jikalau kau mengharapkan sesuatu, maka memohonlah pada Tuanku Agung. Dia yang Maha Memiliki."    

"Kentut! Kalau memang semudah itu meminta, baiklah, aku mohon kembalikan istriku padaku seperti semula! Selamatkan dia dari para bajingan iblis bangsat itu!" Jovano berhenti di udara dan melayang sambil menatap tajam ke Nafael.    

"Kau masih dipenuhi amarah di hatimu, bagaimana mungkin Tuanku Agung bisa mendengar permohonanmu?" Nafael ikut berhenti dan melayang seperti Jovano. Mereka saling berhadapan dalam jarak belasan meter.    

Jovano melipat kedua tangannya dan diam. "Baiklah. Aku akan redakan emosiku sekarang." Saat ini, mata memerah Jovano mulai meredup, tidak senyala tadi.    

Nafael tidak memunculkan wujud malaikat dia dan masih memakai wujud manusia meski tubuhnya transparan seperti Jovano.    

Jovano menarik napas panjang dan kemudian dia berucap, "Tuan Pemilik Semesta, kumohon selamatkan istriku dari cengkeraman iblis bangsat dan kembalikan dia seperti semula padaku."    

Setelah itu, Jovano diam, dia menunggu beberapa menit.    

Namun, usai setengah jam berlalu, Jovano mengerutkan keningnya. "Tidak ada perubahan! Tidak ada pengabulan permohonan! Dasar kau pendusta! Kau dan tuanmu!" Jovano marah dan kembali melesat menyerbu ke arah Nafael.    

Segera saja Nafael terbang menghindar dan terus berkelit dari tembakan Cahaya Surgawi Jovano. Akan sangat berbahaya apabila dia terkena cahaya itu.    

Bagi malaikat, Cahaya Surgawi milik Jovano bisa memusnahkan mereka dengan cepat, seperti halnya efek Api Hitam Neraka bagi para iblis. Oleh karena itu, Jovano akan mendapatkan konsekuensi apabila memakai itu tanpa seizin Sang Sumber.      

"Jovano, kau sudah melebihi batas." Nafael terus mencoba menyadarkan Jovano yang kesetanan.      

"Diam!" bentak Jovano sambil masih menembakkan Cahaya Surgawi, berusaha mengenai si malaikat tinggi di depannya yang terus berkelit dengan lincah.    

"Tidak sadarkah kau metode yang kau lakukan itu sudah membuatmu menjadi sosok berbeda?" Nafael tidak menyerah untuk menyadarkan Jovano. Bagaimanapun, saat ini, Jovano mulai menjadi bukan dia yang sesungguhnya. Jovano berubah dan itu bukan ke hal yang baik.    

Oleh karenanya, Nafael tidak ingin itu semakin berlarut-larut. Dia sudah mengetahui metode berbahaya apa yang dilakukan Jovano untuk mengumpulkan kekuatan.    

"Diam saja kau, malaikat sialan!" Mata Jovano kian memerah terang sembari dia terus mengejar Nafael. Rasanya gemas sekali tak bisa mengenai si malaikat. Apakah Nafael begitu hebat dan setangkas itu?    

Padahal Jovano kali ini sudah jauh lebih kuat dan segala gerak-geriknya sangat mengagumkan, tidak lagi seperti dia beberapa bulan lalu. Tapi kenapa masih saja dia kalah dibandingkan Nafael?    

Nafael melirik ke belakang sambil terus berkelit dan terus berbicara, "Kau harus ketahui bahwa kau harus lekas berhenti dari semua itu sebelum kau tertelan dan tak bisa lagi keluar. Kau akan ditenggelamkan oleh hal itu."    

"Tutup saja mulutmu itu! AKu tak butuh nasehatmu! Nasehatmu tidak membuat istriku kembali padaku!" Jovano makin meraung marah dan tidak bisa menerima nasehat dari Nafael.    

Ada kekecewaaan Jovano pada Sang Sumber yang diam saja tidak membantu dia. Padahal, dia sudah melakukan misi kemanusiaan sesuai perintah dan menolong banyak sekali manusia di bumi.      

Selain itu, di luar misi kemanusiaan pun Jovano tetap melalukan pertolongan pada manusia manapun yang membutuhkan bantuan.    

Tapi, lihat kini apa yang terjadi? Ketika dia membutuhkan bantuan, Sang Sumber seakan memalingkan wajah darinya. Hal inilah yang membuat Jovano sangat emosi dan menganggap perbuatan baiknya selama ini hanyalah sia-sia saja.      

Bahkan, hatinya mengatakan bahwa dia hanya diperalat saja oleh Sang Sumber dengan melakukan ini itu tanpa mendapatkan imbalan yang pantas.    

Pemikiran kecewa dan benci ini membuat Jovano makin murka.    

Semakin marah, maka fisik Jovano makin berubah. Kini sudah ada dua tanduk muncul dari keningnya. Tanduk itu berwarna merah dan runcing, makin lama makin memanjang keluar.    

Melihat adanya kemunculan tanduk di kening Jovano, Nafael memutar tubuhnya dan menghadap ke Jovano. "Kau benar-benar sudah nyaris ditelan oleh amarahmu yang menyesatkan, Jovano!" Kali ini, Nafael berteriak keras, sungguh hal langka yang dia lakukan selama hidupnya.    

Ada fluktuasi pada raut wajah Nafael ketika dia berseru ke Jovano, seakan kini si malaikat tinggi telah memiliki perasaan emosional. Kesan dinginnya seketika luntur karena itu.    

Ada pandangan tajam dan juga kecewa ketika Nafael melihat Jovano makin menggila dan membiarkan dirinya terus murka pada Nafael.      

Nafael tidak ingin Jovano jatuh ke dalam jurang yang terlalu dalam sehingga akan susah diselamatkan nantinya. Dia harus mencegah Jovano dari kehancuran itu.    

Maka, dengan mengorbankan dirinya, Nafael melesat cepat ke Jovano dan tanpa diduga, dia memeluk erat Jovano sambil menahan tangan kanan Jovano yang ingin menyarangkan Cahaya Surgawi pada dirinya.    

Karena tak bisa menggunakan tangan kanannya, maka Jovano terpaksa memakai Api Hitam Neraka untuk ditempelkan ke tubuh Nafael.    

Api Hitam Neraka bergegas menjalar pada Nafael, namun tidak mudah membakar sang malaikat. Meski begitu, tetap saja itu menyakitkan sekali bagi Nafael.    

Jovano berjuang lepas dari pelukan Nafael meski ternyata tenaganya kalah kuat dari si malaikat tinggi.    

Tanpa mengatakan apapun, Nafael melantunkan kidung kasih sayang dan pemujaan dia pada pemilik semesta.      

Karena sadar bahwa Api Hitam Neraka ternyata tidak bisa memusnahkan Nafael, Jovano makin kalut dan memukulkan tangan kirinya ke Nafael karena tangan kanannya terus dipegang dan ditahan Nafael.    

Saat ini, telapak tangan kanan Jovano mengarah ke dirinya sendiri. Maka dari itu, jika dia nekat mengeluarkan Cahaya Surgawi, bukankah itu akan menyerang dirinya sendiri dan dia akan musnah? Maka dari itu, Jovano makin kesal atas tindakan Nafael.    

Sementara itu, Nafael terus melantunkan kidung kasih sayang tanpa henti, hingga suaranya yang sungguh mengejutkan ternyata lembut dan menenangkan, mulai merasuki telinga Jovano.    

Suara Nafael terus memasuki telinga Jovano dan terus masuk ke seluruh bagian tubuh Jovano, menyebabkan putra Andrea mulai termangu dan berhenti meronta.    

Sedangkan, Nafael saat ini menahan sakit atas Api Hitam Neraka yang masih membakar beberapa bagian tubuhnya, terutama punggungnya. Api itu tidak memusnahkan dia, hanya memberikan rasa sakit tak tertahankan.    

Tak berapa lama kemudian, muncul cahaya dari langit yang sangat terang seakan cahaya itu sedang membelah angkasa.    

      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.