Devil's Fruit (21+)

Hukuman dan Pembersihan untuk Jovano



Hukuman dan Pembersihan untuk Jovano

0Fruit 1582: Hukuman dan Pembersihan untuk Jovano    

Jovano melihat cahaya itu, demikian pula Nafael, sehingga keduanya sama-sama berhenti bertikai di udara dan menatap ke arah cahaya dari langit.    

Sinar itu seakan membelah langit dan menyibak awan-awan. Cahayanya begitu kuat hingga di pengelihatan semua makhluk supernatural, itu sangat terang bagaikan siang. Manusia tak akan bisa melihatnya meski memiliki kekuatan indigo sekalipun.    

Melihat sinar terang tersebut, hati Jovano seakan dihantam godam raksasa. Mendadak saja, ada tekanan di dadanya dan menjalar sampai ke tubuhnya. Dia tak bisa bergerak.    

'Apa ini? Ada apa ini? Kenapa aku mendadak seperti lumpuh begini?' Jovano sibuk bertanya di benaknya.    

Kemudian, sebuah suara berat dan dalam, keluar dari atas celah langit yang terbelah. "Engkau, anakKu yang kukasihi, kenapa melangkah sejauh itu? Aku tak bisa membiarkan kau terjatuh lebih dalam."      

Setelah suara itu selesai bicara, mendadak saja tangan kanan Jovano terulur tanpa dia mau ke angkasa dan kemudian seperti ada kekuatan besar menyedot apa yang ada di tangan kanannya, Cahaya Surgawi.    

Ya, kekuatan Cahaya Surgawi seakan sedang ditarik keluar dari telapak tangannya. Rasanya sangat sakit dan tidak tertahankan.    

"Aarrghh!" Jovano berteriak keras ketika itu terjadi. Peluhnya keluar membanjiri tubuh astralnya. Sementara itu, di mansion, tubuh solid Jovano menggeliat kesakitan karena itu terkoneksi.    

Shona yang rebah di sisinya, terkejut bukan main melihat suaminya mendadak saja menggelepar di kasur dengan suara mengerang kesakitan dan tangan kanannya terangkat naik ke atas.    

"Jo! Jo! Kenapa? Ada apa? Kamu kenapa?" Shona panik dan mencoba melakukan sesuatu untuk menolong suaminya yang terlihat kesakitan.    

Tapi, Jovano tidak berkata apa-apa dan terus saja mengerang sampai akhirnya dia semakin keras hingga suara raungannya tak bisa dikendalikan lagi.    

Shona berupaya memberikan energi Healing dia kepada Jovano, berharap bisa mengurangi rasa sakit apapun itu, tapi ternyata percuma.    

Hingga datanglah Andrea dan Dante.    

"Ada apa ini? Jo? Kamu kenapa?" Andrea segera menghampiri anaknya yang terus menggelepar kesakitan dengan tangan kanan masih terus terangkat.    

"Jo! Sadar, Boy! Ada apa denganmu?" Dante tak kalah paniknya seperti sang istri dan mengguncang tubuh Jovano. Saat ini mata Jovano terkatup dan tidak membuka sama sekali.    

"Ada apa ini, Sho?" Andrea meminta penjelasan pada menantunya.    

"Entah, Ma. Aku juga terkejut karena mendadak saja Jo seperti ini tanpa ada pemicu apapun. Kami sedang beristirahat sejak beberapa jam lalu, tapi kemudian Jo begini." Shona menjelaskan sejujur mungkin sesuai apa yang memang terjadi.    

"Kak Jo kenapa?" Zivena berlari ke kamar kakaknya dan menyaksikan Jovano masih meraung kesakitan sambil menggelepar ke kanan dan kiri di atas kasur.    

Segera saja, Zivena menaruh tapak tangannya ke atas kepala sang kakak untuk memasukkan kesadaran dia demi memeriksa apa yang sedang dialami si kakak.    

Di alam kesadaran Jovano, Zivena melihat setengah tubuh kakaknya sedang berada di tempat lain dan ada energi sangat kuat sedang menarik kekuatan di tangan kanannya.    

"Siapa kau? Kenapa menyakiti kakakku?" Zivena berteriak tak terima kakaknya disakiti.    

Namun, alangkah kagetnya ketika dia melihat adanya Nafael di sana. Segera, Zivena mencabut kesadarannya dari Jovano dan berlari ke kamar Nafael.    

Tidak ada! Si malaikat tinggi itu ternyata benar-benar tidak ada!    

"Malaikat busuk itu!" geram Zivena dan dia segera diikuti Andrea dan Dante ke sebuah tempat sementara Shona harus tetap mendampingi Jovano.    

Zivena dan kedua orang tuanya bergegas ke area di mana Jovano sedang menerima hukumannya. Ini diketahui dari Zivena yang bisa melacak keberadaan Jovano dengan menggunakan benang kesadaran pada kakaknya.    

Sesampainya di tempat tersebut, alangkah terkejutnya mereka bertiga melihat tubuh astral Jovano sedang melayang di udara dan ada cahaya sangat terang di langit yang sangat menindas sedang menyedot sesuatu dari tangan kanan Jovano.    

Sebagai ibu, insting perlindungan Andrea lekas bekerja dan dia melesat ke arah cahaya itu. "Lepaskan anakku! Jangan seenaknya berbuat jahat padanya!"    

Namun, mendadak saja Nafael mencegah dengan mengadang laju Andrea yang hendak terbang ke langit sambil membawa energi supernatural dia untuk ditembakkan ke langit.    

"Nyonya, jangan gegabah! Anakmu sedang dihukum oleh Tuanku Agung." Nafael bergegas bicara agar Andrea tidak salah paham.    

Andrea sempat linglung sejenak usai mendengar ucapan Nafael. Apa si malaikat itu bilang? Anaknya sedang mendapatkan hukuman dari Tuan Agung? Apakah itu maksudnya … Sang Sumber?    

Dante dan Zivena lekas mendekat ke Andrea.    

"Sayank!" Dante sudah di sisi Andrea, wajahnya terlihat khawatir, tadi sang istri langsung melesat maju tanpa pikir panjang. "Kamu tidak apa-apa?"    

Andrea menggeleng sambil menatap suaminya, masih dengan wajah linglung. "Itu … itu Jo … Jo lagi dihukum?"    

"Dihukum?" Dante terkejut. "Memangnya anakku salah apa?" Dia menatap ke Nafael yang tadi mencegat istrinya.    

Zivena kini malah sudah mendekati kakaknya dan berusaha menarik tubuh Jovano, tapi ternyata mustahil.    

"Percuma saja. Kalian tidak bisa berbuat apapun ketika Tuanku Agung sedang menindak. Biarkan Tuanku Agung dengan keputusanNya, kalian lebih baik menunggu saja." Nafael berkata sambil menatap ke Andrea, Dante, dan juga Zivena.    

"Apa maksudnya menindak? Apa salah kakakku?" Zivena meraung kesal ke Nafael, pandangan matanya begitu sengit ke malaikat itu.    

Kemudian, penyedotan Cahaya Surgawi dari tangan kanan Jovano pun berhenti dan terdengar suara dari langit, "Aku ambil sebagian dari kekuatanmu yang merupakan berkah dariKu. Akan aku kembalikan ketika kau memang layak memilikinya."    

Setelah itu, ada cahaya dari langit menimpa perut Jovano, seketika, keluar kabut asap tebal berwarna hitam dari sana dan membumbung tinggi diisap oleh cahaya itu.    

"Arrghhh!" Jovano meraung panjang saat kabut asap hitam itu ditarik keluar dari perutnya.    

"Ke—kenapa anakku? Ada apa dengannya?" Andrea berseru panik. Ibu mana yang tidak kalut melihat anaknya dalam kondisi demikian?    

"Jangan khawatir, Nyonya. Putramu sedang dibersihkan. Nyonya harus berterima kasih atas Tuanku Agung yang Maha Murah Hati." Nafael menjelaskan secara implisit.    

Andrea dan dua lainnya heran dengan ucapan Nafael, tidak memahami makna kalimat si malaikat. Memangnya apa yang perlu dibersihkan? Kenapa mereka harus berterima kasih?      

Setelah beberapa saat, akhirnya cahaya itu selesai menyedot kabut asap dari perut Jovano dan kemudian, cahaya menghilang dari langit dan angkasa kembali gelap seakan tidak terjadi apapun yang besar barusan.    

Nafael paham, ini adalah giliran baginya menjelaskan secara jelas apa yang sebenarnya terjadi agar Andrea sekeluarga tidak salah paham.    

Sementara Jovano yang lemas ditopang oleh Dante dan dipegangi Zivena, Andrea berdiri di depan Jovano sambil bertanya ke Nafael untuk meminta penjelasan.    

"Nyonya, putramu melakukan sesuatu yang terlarang." Kemudian, Nafael membuka rahasia yang selama ini sedang disembunyikan Jovano dari keluarga dan kerabatnya.    

Andrea dan yang lain membelalakkan mata, terkesiap atas ucapan Nafael.    

Yang lebih membuat Andrea murka, itu semua ada kaitannya dengan ayah dia.    


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.