Devil's Fruit (21+)

Pertarungan Ganas



Pertarungan Ganas

0Fruit 1584: Pertarungan Ganas    

Andrea dan yang lainnya terkejut dengan kemunculan Serafima. Kali ini, kondisi Serafima semakin menyeramkan dan tidak lagi seperti dia sebelumnya. Seakan dia sudah diubah habis-habisan oleh Melith dan gerombolannya.    

Ini menyulut kemarahan luar biasa di hati Jovano. Dia meraung ke arah Melith dan Dazmaroth sambil mengeluarkan Api Hitam Neraka.    

Namun, segera saja Jovano mendapatkan adangan dari Serafima yang berbentuk mengerikan.    

Terpaksa, Jovano menyimpan api dahsyatnya dan dia menerima pukulan dari Serafima diakibatkan keraguannya di depan sang istri pertama.      

Melith tertawa gila melihat itu. Dazmaroth terkekeh meledek adegan Jovano yang terpental belasan meter akibat pukulan Serafima.    

Setelah itu, anak-anak Serafima keluar dan mereka semua terlihat sama mengerikannya dengan ibunya. Mereka jauh lebih ganas daripada yang sebelumnya.    

Andrea dan yang lainnya segera menghadapi anak-anak Serafima, sedangkan Dante dan Jovano melawan Serafima yang menjadi tameng bagi Melith.    

"Kau! Kalau kau bukan pengecut keparat, jangan hanya bisa bersembunyi di belakang Serafima!" raung Jovano. Kalau sudah begini, lalu bagaimana Sang Sumber menyikapinya? Apakah ini memang ketentuan Sang Sumber? Penderitaan tak adil bagi Serafima?    

Dazmaroth maju ke arah Dante dan ingin membinasakan mantan nephilim itu. Sebagai raja iblis, dia tentunya lebih kuat dari Dante.    

Andrea terpaksa meninggalkan medan pertarungannya untuk membantu suaminya. "Zizi, Kyu dan Ro, tolong tangani bocah-bocah setan itu, ya!" Tak lupa dia memanggil bala bantuan iblis anak buah ayahnya yang biasanya ada di sekitar mansion.    

Dazmaroth sudah hampir mendaratkan pukulannya ke Dante ketika Andrea tepat datang untuk memberikan bantuan.      

Menggunakan kekuatan cambion hera-nya, Andrea cukup kuat melawan Dazmaroth. Dia mengkombinasikan kekuatan Lovero dengan elemen apinya yang hampir sama kuatnya dengan api hitam milik raja iblis pada umumnya.    

Dazmaroth sampai terdorong ke belakang sejauh beberapa meter karena serangan Andrea. "Wah, ternyata kau ini iblis apkiran yang lumayan juga kekuatanmu!" ejeknya sambil menyeringai ke Andrea.    

Andrea sudah terbiasa diejek kaum iblis hanya karena dia memiliki darah manusia dan dianggap iblis cacat. Tapi, jangan remehkan kekuatan cambion hera dia yang kuat.    

Maka, dia mulai menyerang Dazmaroth dengan ganas dan berseru ke suaminya, "Dan, tolongin Ro ama Kyu aja!" Andrea menyadari bahwa kekuatan iblis akan menyulitkan makhluk siluman dan jiwa senjata seperti Kyuna dan Rogard.    

Dante paham. Karena dia sudah memiliki energi iblis, maka dia bisa bertarung seimbang dengan iblis lainnya meski raja iblis seperti Dazmaroth sedikit menyulitkan untuknya.    

Tidak disangka, Andrea bisa terus mengimbangi Dazmaroth. Melihat itu, mata Melith menyala senang. "Daz! Aku ingin dia jadi budakku! Pasti dia akan jadi indukan yang kuat dan menyenangkan!"      

Mendengar ucapan Melith, mana mungkin keluarga dan kerabat Andrea di sana bisa menahan emosi. Terlebih Dante.      

Dante mengerahkan kekuatan petir hitamnya yang ganas ke anak-anak Serafima sampai matanya menjadi hitam sepenuhnya saking marahnya akan ucapan Melith.    

Andrea tak kalah emosi dan dia mulai mengubah dirinya dalam mode iblis sepenuhnya. Tubuhnya segera diselimuti oleh kulit hitam seperti plastik dari kepala sampai ujung kaki dengan kedua tangan memiliki cakar besar yang berbahaya.    

Dalam mode iblis seperti itu, Andrea menjadi makin cepat dan makin ganas saat bergerak. Dazmaroth tidak menyangka dia akan dipersulit oleh sosok yang diremehkannya tadi. Dia ini raja iblis, tapi terus didesak dan ditekan oleh makhluk setengah iblis yang diejek sebagai iblis apkiran.    

Zivena juga mengerahkan kekuatan dia yang mirip seperti Cahaya Surgawi. Dia mengejar Melith dengan kekuatan itu. Sementara itu, Jovano dan Shona berusaha menangani Serafima tanpa melukainya.    

Melith serba salah. Serafima saat ini sedang melawan Jovano dan Shona, sedangkan Dazmaroth sedang direpotkan oleh Andrea yang mengganas.    

Sebenarnya, Melith tidak begitu kuat sebagai iblis. Dia hanya mengandalkan iblis-iblis yang memujanya atau iblis yang memuja ibunya, sehingga dia merasa dia tak perlu melatih kekuatannya.    

Saat ini, Melith dalam keadaan gawat karena Zivena terus mengejarnya dengan kekuatan mengerikan di telapak tangannya. Melith hanya bisa terbang gesit menghindari semua serangan gadis remaja di belakangnya.    

"Daz! Dazmaroth! Tolong aku!" Melith berteriak panik karena serangan Zivena semakin mengerikan baginya. Kalau dia terkena sedikit saja cahaya kemerahan dari tangan Zivena, dia akan mati tanpa abu dan tanpa kuburan!    

Dazmaroth mendengar teriakan Melith dan berusaha menepiskan Andrea yang sedang menyerangnya dengan kekuatan penuh.    

Andrea terpental ke belakang atas pukulan Dazmaroth, tapi dia segera melesat mengejar raja iblis itu.      

Kemudian, muncul raja iblis lain di dekat Melith dan segera membantunya. Meski itu merupakan raja iblis dengan kekuatan rendah, namun tetap tak boleh diremehkan karena bisa mengungguli Zivena.    

Melith lega bukan main karena bantuan datang dengan cepat untuknya. Dia menyeringai dan kemudian terkekeh mengejek Zivena yang kini harus melawan raja iblis.    

Raja iblis itu hendak memukulkan energi besarnya ke Zivena.      

Belum sampai pukulan itu mendarat di Zivena, Nafael sudah maju dengan cepat dan memblokir serangan itu dan memberikan perlawanan balik ke raja iblis itu.    

Segera, raja iblis itu terpukul mundur oleh serangan Nafael.    

"Kau sudah keterlaluan! Kalian semua sudah berlebihan! Kalian sungguh berbuat di luar kepantasan!" Wajah Nafael menunjukkan fluktuasi menandakan dia tidak tenang seperti biasanya.    

Dengan kibasan tangannya setelah dia kembali ke wujud malaikatnya, Nafael memukul raja iblis yang baru datang tadi.      

Dhaaarrr!    

"Aaarrghh!" Raja iblis itu meraung sambil tubuhnya terpental dan kemudian dia mengeluarkan darah hitamnya yang melayang terbang ke angkasa.    

Raja iblis itu tahu bahwa dia sama sekali tak ada seujung kukunya dari Nafael yang memiliki kekuatan malaikat tinggi. Sepertinya dia sangat apes harus berhadapan dengan entitas yang sedigdaya itu saat dia ingin menjilat di depan Melith.    

Ketika raja iblis sedang berusaha memulihkan luka parahnya akibat pukulan Nafael, mendadak saja muncul malaikat maut (grim reaper) hitam dan sesosok purgoro (iblis yang kembali bekerja di jalan Sang Sumber) di samping raja iblis itu.    

"Bawa dia!" seru Nafael dengan raut masam.    

Grim reaper hitam dan purgoro segera memegangi si raja iblis itu dan mereka lekas menghilang di angkasa. Kini tinggal Melith yang melongo melihat kejadian di depan matanya.    

"Kau sudah sangat keterlaluan!" Nafael menunjuk ke Melith disertai wajah emosinya. Sebagai sosok yang jarang menampilkan sisi emosionalnya, marahnya Nafael terlihat menakutkan.    

Ketika Nafael menunjuk ke Melith dan mengalirkan energinya ke iblis betina itu, Dazmaroth sudah menerjang terlebih dahulu ke depan Melith.    

"Arrghh!" Dazmaroth berteriak kesakitan ketika dia terkena serangan Nafael yang seharusnya ditujukan untuk Melith. Terdapat lubang berdarah dan menganga di dadanya.    

Menyaksikan luka berat pada Dazmaroth, akhirnya Melith memutuskan untuk mundur. "Kita mundur saja! Ayo, Serafima!" serunya ke Serafima yang masih bertarung dengan Jovano dan Shona.    

Ketika Serafima sudah meninggalkan Jovano dan Shona, mendadak saja langit terbelah dan cahaya terang turun ke tubuh Serafima sehingga wanita nephilim itu menjerit keras seakan kesakitan.    

Melith dan Dazmaroth sadar kekuatan cahaya milik siapa itu gerangan. Mereka tidak ingin berlama-lama di sana dan lekas melarikan diri. Namun, cahaya dari langit itu menyapu ke arah pelarian kedua iblis jahat itu.    

Dazmaroth lekas mendorong kuat-kuat Melith agar lekas masuk ke robekan ruang yang sudah terbentuk untuk mereka.    

"Haarrkkhh!" raung Dazmaroth ketika cahaya dari langit melahapnya.      

Sementara, Melith masih terkena sambaran cahaya itu di kakinya sehingga setengah dari kedua kakinya pun putus, namun dia masih sempat masuk ke robekan ruang.      

Anak-anak Serafima sudah dimusnahkan semuanya dan kini hanya tinggal Serafima yang tertinggal. Namun, cahaya itu masih membalut tubuh Serafima sembari si nephilim terus meraung kesakitan.    

"Sera!" Jovano sudah hendak maju ke istri pertamanya karena tak tahan dengan raungan sakit Serafima.    

Tapi, Nafael lekas menahan Jovano dan menggelengkan kepala, memberikan isyarat ke Jovano.    

      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.