Devil's Fruit (21+)

Menghadap ke Sang Sumber



Menghadap ke Sang Sumber

0Fruit 1585: Menghadap ke Sang Sumber    

"Kak Nafael! Lepaskan aku! Lepaskan!" Jovano berusaha berontak dari pegangan Nafael.    

"Jo, tenangkan dirimu dan yakinlah bahwa tidak akan ada sesuatu buruk terjadi pada istrimu itu." Nafael menenangkan Jovano.    

Berhenti meronta, Jovano menatap ke arah tubuh Serafima yang terbungkus cahaya dari langit, kemudian, secara perlahan-lahan, tubuh iblis Serafima mulai menghilang dan berangsur-angsur, kembali ke wujud normal sang nephilim biasanya.    

Setelah itu, Serafima yang sudah pingsan itu pun diturunkan oleh cahaya itu secara lembut ke pelukan Jovano.    

"Sera! Sera!" Jovano menangis haru melihat tubuh istrinya sudah kembali ke semula, tak ada lagi jejak iblis di Serafima.    

"Ketahuilah, bahwa Tuanku Agung begitu Maha Pengasih dan Maha Penyembuh. Dia yang mengembalikan istrimu menjadi seperti ini." Nafael berujar.    

Mendengar itu, Jovano menatap melongo ke Nafael sebelum dia mendongak ke angkasa dan cahaya di langit itu berangsur-angsur mulai ditarik kembali ke balik awan dan hampir menghilang.    

"Tuan Agung! Tuan Sumber! Terima kasih! Terima kasih!" Jovano sampai mengalirkan air mata seperti sungai ketika dia terus menyerukan terima kasihnya kepada pemilik Semesta alam raya.    

Akhirnya, cahaya itu menghilang sepenuhnya dari langit dan Jovano beserta kelompoknya kembali ke mansion dengan penuh suka cita. Serafima sudah kembali ke tangan mereka dan kondisinya sudah kembali tanpa ada jejak iblis di sana.    

"Tapi, dia masih belum juga sadar." Andrea menatap iba ke menantu pertamanya. Dia menoleh ke Nafael untuk bertanya, "Hei, apakah tidak ada cara darimu untuk membangunkan dia?"    

Nafael menatap Andrea dan berkata, "Biarkan semuanya berjalan sesuai kehendak Tuanku Agung."    

"Apa maksudmu?" Mata Andrea menyorot tajam ke malaikat tinggi di dekatnya. "Apa maksudmu, menantuku itu akan koma selamanya atau apa, hah? Ngomong yang jelas, anjir!"    

"Sayank, jangan begitu." Dante di sisinya menenangkan Andrea agar tidak menyinggung Nafael yang merupakan malaikat tinggi.    

Untung saja Nafael bukan entitas yang mudah tersinggung dan berkata menyahut ke Andrea, "Tidak ada satu pun makhluk di alam raya ini yang mengetahui jalan yang diberikan Tuanku Agung. Lebih baik banyak memohon dan berharap yang terbaik saja pada Tuanku Agung."    

Setelah mengatakan itu, Nafael pergi dari sana dan kembali ke ruangannya.    

Jovano tersenyum, masih ada air mata meleleh di pipinya meski tidak sederas tadi. "Tak apa, Mom. Tak apa jika memang Sera harus tertidur sedikit lebih lama, yang penting dia sudah kembali ke kita dan sudah dipulihkan kondisinya."    

Shona mengangguk dan setuju dengan ucapan suaminya. Dia mengelus sayang Serafima, sama seperti yang dilakukan Jovano. "Ini sungguh seperti keajaiban dari Sang Sumber, Jo. Beliau begitu baik!"    

Jovano mengangguk. Dia segera saja teringat akan apa yang pernah dia ucapkan pada Sang Sumber sebelum ini, dan dia menyesalinya karena berucap terlalu frontal dan kurang pantas.      

Kini, setelah dia menyaksikan sendiri bagaimana kebaikan tanpa batas dari Sang Sumber atas jawaban dari keinginannya, Jovano merasa malu sendiri dan dia berjanji untuk tidak sembarangan mengucap ketika sedang marah, sekalut apapun.    

Memandang penuh rasa sayang pada Serafima, Jovano seakan tak ingin berhenti mengelus istri pertamanya. "Sera, welcome home, Sayank!" bisiknya ke dekat telinga Serafima.    

-0—00—0-    

"Ikut aku sebentar." Nafael menemui Jovano pada suatu siang.    

Jovano mengangguk dan pamit pada Shona dan ibunya agar mereka menjaga Serafima, apapun yang terjadi. Lalu, dia pergi bersama sang malaikat tinggi.    

Nafael membawa Jovano ke angkasa dan terus naik tinggi sampai akhirnya tiba di depan gerbang Nirwana.    

Para malaikat di sana yang melihat Jovano menampakkan tatapan tak suka karena ada darah iblis dan juga nephilim di tubuh Jovano.    

Mengabaikan pandangan sengit dari rekan-rekannya, Nafael membawa Jovano memasuki Nirwana di tingkat paling tinggi dan mereka tiba di sebuah wilayah luas yang udaranya sangat menyejukkan dengan pemandangan luar biasa asri sejauh mata memandang.    

Di depan mereka, ada pintu sangat besar dan tinggi yang mungkin setinggi gedung pencakar langit.    

"Tuanku, kami sudah tiba." Nafael berbicara di depan pintu itu.    

Segera, pintu besar dan tinggi itu mulai bergerak dan membuka tanpa ada siapapun menggerakkannya. Nafael melangkah lebih dulu diikuti Jovano.    

Di dalam merupakan sebuah ruangan yang penuh akan nyanyian pujian luar biasa merdu yang nyaman di telinga. Terdapat banyak malaikat bersayap 6 memenuhi ruangan itu. Mereka diliputi oleh cahaya menyilaukan sehingga Jovano tidak bisa dengan jelas melihat seperti apa wujud mereka sesungguhnya.    

"Mereka adalah para Seraphime." Nafael menjelaskan seakan mengetahui teka-teki di kepala Jovano.    

Kaki mereka terus melangkah bidang yang seperti awan dan bukannya berjalan di atas lantai seperti biasanya. Jovano diam dan patuh saja.    

Hingga mereka tiba di depan sebuah tirai cahaya yang memisahkan mereka dengan ruangan di depan sana. Jovano yakin, di balik tirai itu adalah tempat Sang Sumber berada saat ini.    

"Tuanku, Jovano sudah di sini." Nafael berbicara.    

"Salam untuk Tuan Sumber." Jovano menangkupkan tangan dengan kesopanan setinggi yang dia sanggup lakukan. "Terima kasih atas kasih sayang Tuan Sumber terhadapku dan istriku." Dia tak boleh melupakan berterima kasih secara langsung ketika mendapatkan kesempatan langka seperti ini, berhadapan dengan Sang Sumber itu sendiri meski dihalangi tirai cahaya tebal dan menyilaukan.    

"Jovano." Terdengar suara dari balik tirai cahaya. Suara itu berat dan penuh dengan aura kuasa yang sangat mendominasi, namun tidak menakutkan, justru menenangkan.    

"Tuan Sumber." Jovano menyahut dengan suara sopan.    

"Kamu sudah berulang kali menggunakan kekuatan terlarang meski sudah mengetahui konsekuensinya."    

"Ya, Tuan Sumber. Aku terpaksa melakukan itu karena tak memiliki pilihan lain."    

"Kamu tetap akan menjalani pengurangan umur."    

"Tidak masalah mengenai itu, Tuan Sumber, asalkan aku bisa melindungi orang-orang terkasihku."    

"Aku mengagumi semangatmu. Jovano anak Mikhael, apakah kau mengetahui kenapa aku memanggilmu ke Nirwana ini? Padahal aku bisa saja berbicara padamu melalui abstrak Semesta."    

"Jovano tidak mengetahuinya, Tuan Sumber."    

"Aku ingin kamu melihat keadaan dan situasi di sini. Selain itu, aku memiliki tugas untukmu yang harus kamu pikul setelah istrimu pulih."    

"Silahkan gunakan aku, Tuan Sumber." Jovano paham bahwa ini adalah tugas yang harus dia lakukan setelah Sang Sumber menyelamatkan Serafima dari cengkeraman para iblis jahat.    

"Tugasmu hanyalah … membasmi iblis yang bertindak berlebihan. Aku mengizinkanmu menggunakan kekuatan terlarangmu pada mereka. Bekerjalah bersama Nafael dan para Purgoro lainnya. Mungkin kau juga akan dibantu Grim Reaper."    

Dari ucapan Sang Sumber, Jovano hanya bisa memiliki kesimpulan, bahwa dia harus bekerja di jalan Sang Sumber. Kedua kekuatan dahsyat dia hanya boleh digunakan dalam tugasnya agar umurnya tidak dipangkas.    

"Baiklah, Tuan Sumber, Jovano menerima tugas dari Anda." Jovano menangkupkan kedua tangan dengan sikap hormat. Bagaimanapun, dia masih harus berterima kasih atas penyelamatan Sang Sumber terhadap Serafima.    

"Kembalilah dan dengarkan saja Nafael." Setelah itu, Sang Sumber tidak mengatakan apapun lagi sehingga Nafael paham bahwa mereka harus pergi dari sana.    

Nafael dan Jovano mohon izin pergi terlebih dahulu pada Sang Sumber sebelum mereka keluar dari ruangan luar biasa itu.    

Kemudian, saat melewati kembali lorong dan ruangan yang penuh dengan malaikat, sebagian besar dari mereka menyorotkan tatapan tak suka pada Jovano.    

"Nafael, kenapa Tuanku memanggil makhluk hina seperti dia?" Seorang malaikat tinggi mengadang langkah Nafael dan Jovano, lalu beberapa malaikat tinggi lainnya mendekat ke mereka.    

Jovano langsung merasakan adanya energi tekanan dari para malaikat itu yang menusuk-nusuk tubuhnya.    


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.