Devil's Fruit (21+)

Aksi Tim Blanche



Aksi Tim Blanche

0Fruit 1589: Aksi Tim Blanche     

"Kupikir kau sudah keterlaluan." Jovano menatap sosok iblis kecil di depannya yang menatap dia dengan pandangan bengis. "Kau sudah berulang kali menggiring pikiran manusia untuk melakukan pembunuhan."     

"Memangnya kenapa? Ini sudah menjadi kewajibanku sebagai iblis!" Sosok iblis kecil bertubuh bulat dan berlendir kehijauan itu menaikkan dagu ke Jovano.     

"Tentu saja masih ada pilihan untukmu, tak perlu harus melakukan hal-hal seperti pendahulumu. Kau punya kebebasan bertindak, jangan terbelenggu dengan apa yang diucapkan mentormu." Jovano sambil terkekeh saat mengatakan itu.     

Sebagai iblis, tidak serta-merta harus selalu menuruti apa yang dikatakan seniornya jika memang itu keliru dan tidak sesuai dengan panggilan jiwanya.     

Semua makhluk di dunia ini, seperti yang dikatakan Nafael, mereka semua memiliki free-will atau kehendak bebas, tak peduli apapun golongan dan ras mereka.     

Hanya saja, mereka harus memahami konsekuensi dari keputusan dari free-will mereka.     

Jovano sudah memutuskan untuk berperang melawan segala yang jahat meski dia memiliki darah iblis. Seperti halnya Andrea yang juga berpihak pada manusia. Semua tim Blanche setuju dengan jalan hidup Andrea dan mereka ingin bekerja di jalan Sang Sumber.     

"Apapun dirimu diciptakan, tetapkan jalan hidupmu sendiri. Jangan melihat ras dan golonganmu, karena nasibmu, masa depanmu, semua adalah pilihanmu sendiri yang harus kamu pertanggungjawabkan di hadapan Tuanku Agung." Seperti ini yang pernah diucapkan Nafael sesuai dengan yang dia dengar dari Sang Sumber sendiri.     

"Kau banyak bicara, iblis tolol!" Sosok iblis kecil itu meraung marah setelah dinasehati Jovano. Hatinya sudah mengeras dan tak merasa bersalah atas apa yang dia lakukan selama ini.     

Maka, Jovano mulai bertarung melawan iblis itu. Meskipun tubuhnya kecil, ternyata sosok iblis jahat tersebut sangat lincah dan kuat.     

Jovano tidak sembarangan menindak iblis. Dia hanya akan berurusan dengan iblis jahat yang telah merugikan manusia saja.     

Nafael memberikan daftar kelompok iblis yang memang layak dibasmi di mata Sang Sumber. Itu karena tindakan mereka sudah keterlaluan.      

"Tuanku Agung bukanlah entitas emosional, pendendam, apalagi pendengki. Dia penuh kasih dan pengampunan. Tapi tak akan ada lagi pengampunan ketika makhluknya bebal dan tidak bersedia tunduk padanya." Nafael juga pernah mengatakan ini.     

Maka, kalimat-kalimat dari Nafael sudah cukup sebagai landasan tindakan Jovano dan tim Blanche lainnya.     

"Kamu iblis kecil yang menyusahkan juga, yah!" Jovano terpaksa menggunakan kurungan Api Hitam Neraka untuk menundukkan iblis itu. "Masih keras kepala dan tak mau mengaku salah?"     

Iblis kecil itu gemetar di dalam kurungan Api Hitam Neraka. Dia tidak menyangka lawannya bisa mengeluarkan kekuatan yang biasanya dimiliki para Pangeran Neraka.     

"Ampun! Ampuni aku! Aku salah! Aku sangat bersalah!" Iblis kecil itu memasang wajah memelas saat menatap Jovano. "Tolong jangan bunuh aku, aku mengaku salah dan berjanji akan bertobat!" Suaranya bergetar mengucapkannya.     

Shona di samping Jovano segera melepaskan gelembung air yang melingkupi kepala iblis kecil tadi. "Dia berbohong, Jo. Di benaknya, dia sama sekali tidak merasa bersalah dan hanya berpura-pura memelas padamu."     

"Hmph! Sepertinya sudah final." Jovano mengetatkan kurungan itu hingga menyentuh tubuh iblis kecil tadi dan memusnahkan sosok iblis jahat di dalamnya.     

Di area lain, ada Voindra yang tertawa keras menggila ketika dia menyabetkan sabit besar dari kekuatan elemen kristalnya ke kumpulan iblis di dekatnya.     

"Ha ha ha! Mana lagi yang ingin aku tebas? Ha ha!" Dia bersuka cita bisa meluapkan kebebasan membunuh secara benar dan tepat. "Kau! Kau ingin lari? Sungguh? Tunggu dulu sampai aku potong kaki dan sayapmu, dan kita lihat apa kau masih bisa berlari? Ha ha ha ha!"      

Voindra mengejar satu iblis yang yang hendak melarikan diri terbang menjauh.     

Di dekatnya, Zivena hanya bisa menghela napas. "Lagi-lagi kak Voi menggila."     

Di tempat lain, tepatnya di Hutan Aokigahara, Andrea dan Dante sudah berhadapan dengan iblis besar warna biru langit bertanduk seperti domba jantan.     

"Ara ara … lihat siapa ini yang baru saja membisiki manusia supaya bunuh diri di sini …." Suara merdu Andrea alunkan namun dengan wajah menyeringai seperti psikopat. Emak satu ini sedang menyukai tontonan anime yang memiliki tokoh yandere (terlihat manis dan menggemaskan padahal kejam, berbahaya ala psikopat).     

Iblis itu memandang sengit ke Andrea. Dia geram karena sebelum ini, ketika dia hendak berhasil membuat manusia hendak menggantung dirinya di salah satu pohon di hutan legendaris itu, Andrea justru datang menakut-nakuti orang tersebut sehingga orang itu lari keluar hutan.     

"Kau menggangguku, wanita bedebah!" raung iblis yang memang suka membisikkan ajakan untuk bunuh diri manusia yang memasuki area hutan tersebut.     

Biasanya, dia akan membisiki manusia yang sedang gundah dan terpuruk jiwanya. "Kau ini tidak disukai siapapun, tak ada yang menginginkanmu, orang sudah tidak peduli kau ada ataupun tidak ada. Maka, untuk apa perlu hidup demi mereka? Untuk apa berjuang kalau pada akhirnya selalu gagal dan dicemooh? Mau sampai kapan menderita? Lebih baik akhiri saja penderitaan dengan kematian, biar semua orang puas, siapa tahu setelah ini, orang justru menyesal pernah melupakanmu."     

Untung Andrea dan Dante datang tepat waktu dan menggagalkan upaya orang itu untuk menaruh leher di tali yang sudah digantungkan di dahan pohon.     

"Hu hu hu …." Andrea tertawa menirukan tokoh oneesan (mbak-mbak) yandere di anime. "Wanita bedebah ini suka mengganggu iblis nakal, lalu kenapa?"     

Sembari menyelesaikan ucapannya, Andrea melesat cepat ke iblis yang tak siap tadi dan menyerang dengan energi Lovero dia. Itu merupakan kekuatan gabungan milik Andrea dan Dante di masa lalu dan kini sudah dia sempurnakan menjadi lebih kuat, ganas, dan berbahaya. Seperti cinta mereka, begitu kata Dante.     

Lovero merupakan gabungan dari kekuatan elemen api dengan petir. Ketika menghantam tubuh iblis besar berkulit biru langit tadi, si iblis meraung kesakitan.     

"Kau jalang sialan!" teriak si iblis besar dengan suara menggelegar dan mulai mengeluarkan energi iblisnya sendiri.     

"Ha ha ha! Ya, jalang sialan ini akan memenggal kepala jelekmu itu!" Andrea mendadak saja sudah mengeluarkan pedang besar beraura ganas yang dibelikan sang ayah khusus untuknya di pelelangan elit.     

Tass!     

Belum sempat iblis tadi mengumpulkan energinya, mendadak saja kepalanya sudah terlepas dari leher, berputar cepat di udara.     

Dhaarrr!     

Dante melepaskan energi petir hitam dia yang kuat ke kepala tadi dan memusnahkannya dengan segera.     

Andrea menoleh ke suaminya dengan kerling binal dan senyum psikopat. "Suamiku memang menakjubkan …."     

Dante sedikit risih melihat tingkah baru sang istri yang teracuni anime, tapi dia bisa apa?     

"Bagaimana kalau kita merayakan kemenangan ini di sudut sepi hutan ini, Sayank?" ajak Dante kemudian sambil berusaha beradaptasi dengan tingkah baru Andrea.     

"Ouwh … ara ara … kau sudah bersemangat, Tuan?" goda Andrea sambil menggigit jari telunjuknya dengan raut binal.     

"Kau pikir siapa yang memulainya dulu, hm?" Dante menarik dan terbang membawa Andrea memasuki hutan lebih dalam dan memulai kegiatan penuh semangat di sana.     

Beberapa iblis kecil yang bercokol di hutan legendaris itu segera menyingkir setelah mereka melihat seperti apa pemimpin divisi mereka dibunuh pasangan mabuk cinta itu.     

Sementara di dimensi lain, sosok kabut putih tebal berkata, "Luncurkan sekarang!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.