Devil's Fruit (21+)

Keputusan Terbaik untuk Serafima



Keputusan Terbaik untuk Serafima

Fruit 1588: Keputusan Terbaik untuk Serafima     

Jovano termangu di tempatnya. Nafael bisa menghilangkan ingatan Serafima! Yah, itu akan menjadi hal yang sangat bagus karena dapat mengurangi penderitaan traumatis Serafima setelah mengalami kejadian mengerikan beberapa waktu silam.     

Bukankah itu hal baik?     

Shona dan Zivena saling berpandangan dan mata mereka berbinar senang membayangkan Serafima tidak perlu lagi memiliki pemikiran mengakhiri hidupnya sendiri.     

Tapi … tunggu dulu! Jovano segera mengerutkan dahinya dan bertanya pada Nafael, "Tapi, Kak Nafael … apakah kalau begitu, semua ingatannya akan hilang atau hanya ingatan tertentu saja yang bisa dihilangkan?" Dia harus jelas mengenai hal penting ini.     

Rasanya akan sangat menyedihkan apabila ternyata nantinya ingatan Serafima justru hilang seluruhnya dan tidak lagi mengenali mereka semua. Hati kecil Jovano tidak ingin itu terjadi. Dia menyayangi Serafima, dia tak ingin dilupakan istrinya.     

Nafael menatap Jovano sembari berkata, "Aku tidak bisa memberikan kepastian mengenai itu. Semuanya dalam kuasa Tuanku Agung." Kepalanya menggeleng pelan ketika menjawab.     

Mendengar itu, Jovano lemas. Ini artinya, Nafael hanya mampu menghilangkan ingatan, namun apakah hanya pada ingatan tertentu, itu tidak bisa dipastikan. Salah-salah, justru semua ingatannya yang akan terhapus.     

"Kak, apa tidak bisa memohon ke Tuan Sumber mengenai itu? Setidaknya agar Sera tidak menderita dan trauma." Jovano tak ingin coba-coba untuk istri tercintanya.      

"Silahkan saja mencoba itu, jikalau memang menurut Tuanku Agung hal tersebut baik untuk istrimu, maka itu bukan hal mustahil bagi Tuanku." Nafael mengatakan apa adanya tanpa ingin memberikan harapan palsu.     

Sekali lagi, Jovano termenung sejenak atas jawaban Nafael. Ya, semuanya memang harus melalui restu dari pemilik semesta. Jovano tak bisa mengatur apalagi memaksa Sang Sumber.     

Nafael kemudian menggerakkan tangan dan muncul sebuah ruang bulat transparan setinggi manusia, mirip seperti gelembung besar. "Ini Ruang Ketenangan. Aku bisa meminjamkan padamu. Istrimu bisa berbaring di sana dan tidur dalam ketenangan sambil memulihkan pikiran serta kondisi hatinya."     

Jovano, Shona, dan Zivena mengamati gelembung besar itu tanpa berani menyentuhnya.     

"Ini … sepertinya aku merasakan hawa healing besar dari sana." Shona menoleh ke Zivena, hanya ingin memastikan dia tidak satu-satunya yang merasakan itu.     

Zivena mengangguk, menyetujui ucapan Shona. "Kak Sho benar, aku juga merasakan energi healing yang sangat besar dari dalam sana. Sebenarnya ini apa?" Kali ini dia mendongak ke Nafael.     

"Ruang Ketenangan, seperti kataku tadi. Memang ada energi healing berlimpah di sana yang bisa menyembuhkan tubuh, hati, mental, pikiran orang yang ada di dalamnya." Nafael menjawab Zivena.     

Mata Jovano berbinar. Bukankah itu lebih baik daripada coba-coba memakai cara penghapusan memori? Ruang Ketenangan milik Nafael akan jauh lebih bermanfaat bagi kesembuhan mental Serafima!     

Maka, tanpa perlu memikirkan dua kali, Jovano memilih Ruang Ketenangan untuk penyembuhan trauma Serafima. Selain itu, Serafima pasti akan jauh lebih aman berada di tangan Nafael.     

"Tapi kau tak bisa melihat dia selama dia berada di dalam Ruang Ketenangan, karena itu akan aku bawa dan simpan padaku." Nafael tak lupa memberikan 'syarat'nya.     

"Tak masalah! Asalkan dia bisa sembuh seperti sedia kala, maka aku rela menahan rinduku." Jovano sudah memberikan keputusan yang paling tepat bagi Serafima. "Tapi, Kak … berapa lama dia bisa sembuh dan keluar dari sana?" Tentu dia tak boleh melupakan pertanyaan semacam ini.     

"Semua tergantung dari kondisi istrimu." Nafael menyahut tenang.     

Jovano menoleh ke Serafima dan berkata, "Sayank, kamu mau kan masuk sebentar di sana? Aku ingin kamu kembali ceria seperti dulu, aku ingin kamu memiliki semangat untuk terus hidup dan bersamaku, Sera." Tak lupa dia genggam tangan istri pertamanya.     

"Jo, aku … aku takut …." Serafima menundukkan kepalanya sambil berkata lirih. Ini sungguh seperti bukan dia yang dahulu.      

Untuk menguatkan istrinya, Jovano mengusap sayang kepala Serafima sambil berkata lembut, "Jangan takut. Di dalam sana, kamu jauh lebih aman dan semuanya akan baik-baik saja kalau ada kak Nafael."      

Akhirnya, demi mewujudkan harapan Jovano, Serafima menekan egonya dan bersedia masuk ke gelembung Ruang Ketenangan. Proses itu disaksikan semua penghuni mansion karena dilakukan di ruang tengah yang luas.     

Jovano dan yang lainnya melihat Serafima melangkah masuk ke dalam gelembung itu dan secara berangsur-angsur, posisi tubuhnya mulai rebah telentang tanpa ada kasur atau penyangga apapun, dia seperti melayang di gelembung itu.     

Perlahan, usai ada dalam posisi melayang telentang, ada kabut tipis energi berwarna hijau kebiruan menyelimuti Serafima dan wanita nephilim itu mulai memejamkan mata dan tertidur.     

"Dia sudah mulai menjalani terapi healing-nya." Kemudian, Nafael menggerakkan tangan dan gelembung itu lenyap karena masuk ke dirinya.     

"Wah! Tekniknya mirip seperti dunia Cosmo aku, kali ye!" celetuk Andrea usai Nafael menghilangkan Ruang Ketenangan dari hadapan mereka.     

"Seperti itu tapi bukan itu." Nafael menjawab.     

Kini, Jovano jauh merasa lebih tenang.     

Nafael mendekat ke Jovano. "Sekarang, kamu harus mulai fokus melaksanakan tugas yang diberikan Tuanku."     

Jovano mengangguk. Inilah yang memang menjadi salah satu tujuannya memilih agar Serafima menjalani proses penyembuhan di gelembung Nafael. Selain agar istrinya bisa sembuh sempurna dan aman dari iblis manapun, juga agar Jovano bisa lebih tenang melaksankan tugas yang sudah diberikan Sang Sumber padanya.     

"Aku ikut, boleh?" Shona menawarkan diri. Dia sudah tahu mengenai tugas itu dari Jovano.     

"Tugas apaan, sih? Ikutan dong kalau asyik!" Andrea tak mau ketinggalan.     

"Ini seperti misi kebajikan yang dulu sih!" Jovano menyahut dari samping.     

"Lah, Mommy mana paham misi kebajikan yang gimana sebenarnya." Andrea mengangkat bahunya. "Kan waktu itu Mommy lagi jadi Sleeping Beauty."     

Jovano menjelaskan mekanisme misi kebajikan dan semua yang mendengar akhirnya paham.     

"Wah, aku sih yes!" Andrea langsung menyahut cepat. "Gak tau Mas Dante!" Dia menoleh ke Dante di sebelahnya.     

Dante tersenyum. "Aku harus ikut kalau kau ikut, Sayank. Aku harus menjagamu agar tidak sembrono."     

"Dih, kapan sih aku sembrono? Mas Dante sungguh melakukan fitnah!" Andrea mencubit pinggang suaminya. Dante terkekeh.     

Ketika misi kebajikan diungkap Nafael dan Jovano, ternyata anggota Blanche banyak yang ingin ikut berpartisipasi.     

"Tapi ini tidak dihitung seperti misi kebajikan yang dulu dilakukan Jovano." Nafael mengingatkan mengenai hal ini.     

"Aku sih yes aja pokoknya asalkan bisa menghajar pantat iblis kurang ajar manapun!" Andrea sambil memeluk suami di sisinya. "Kamu setuju kan, Kang Dante?"     

"Tadi mas, sekarang kang. Jadi, yang mana?" goda Dante sambil membalas pelukan istrinya.     

"Yang mana aja kan sama, yang terpenting rasanya jangan ampe berubah. He he he." Andrea melirik sembari memberikan kerling menggoda.     

Dante menarik napas panjang. Istrinya ini sekarang lebih agresif dan terbuka ketika menggoda, membuat dia ingin langsung membopong sang istri ke kamar saja.     

Akhirnya, diputuskan bahwa siapapun di tim Blanche boleh ikut berpartisipasi mengambil bagian melakukan misi kebajikan. Namun, tentu saja ini menjadi kewajiban bagi Jovano dan dia harus melakukannya sesering mungkin, minimal sekali sehari.     

Shona sebagai istri tentu tidak meninggalkan sisi Jovano.     

Sementara itu, di pihak lawan, mereka juga sudah mulai melakukan rencana mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.